20. Undangan again

5.1K 413 3
                                    

"akhhhh Jeno!" Teriak Renjun saat Jeno menghisap lehernya kuat.

Renjun memberontak, dia mencoba membebaskan diri.

Jeno menghentikan kegiatannya, dia tersenyum melihat leher Renjun yang ia hisap memerah.

"Sudah puas?! Menyingkir lah!"

"Tentu saja belum baby." Jawab Jeno dengan deep voice nya.

Jeno melepas cengkram-an nya dari pergelangan tangan Renjun. Beralih membuka piyama yang Renjun pakai.

"Jeno apa yang kau lakukan?!" Renjun mencoba menghentikan Jeno.

Jeno menghiraukannya, memilih fokus kegiatan membuka kancing piyama Renjun. Walaupun sedari tadi Renjun memukul lengan Jeno atau mencoba menutup kancing yang belum terlepas.

"Jeno henti- ahhhhh..." Desah Renjun saat nipple nya di hisap oleh Jeno.

"Jen.. jangan." Renjun berusaha mendorong Jeno.

Jeno yang mendapatkan perlakuan seperti itu langsung mengunci tangan Renjun ke atas.

"Sstttt aku harus menghukum rubah ku yang sudah mulai berani."

{•------» ѕυgar dady «------•}

Cahaya matahari masuk ke dalam kamar melalui celah-celah dari jendela yang tidak tertutup oleh gorden.

Renjun menggeliat kecil, pinggang nya merasa pegal karena ada yang menibaninya.

"Eungghhh, berat." Renjun mencoba mengangkat tangan Jeno yang di pinggangnya.

Berat sekali tangan Jeno!

Renjun kesusahan mengangkat tangan Jeno yang begitu besar.

Jeno terganggu karena ulah Renjun, dia membuka matanya perlahan menyesuaikan cahaya.

"Sedang apa?" Tanya Jeno dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Lepaskan tanganmu sialan!" Umpat Renjun.

Bukannya melepas Jeno malah memeluk Renjun dengan erat dari belakang. "Bibir manis mu tidak baik mengumpat."

Renjun memutar bola matanya, "baiklah baiklah, dady lepas ya? Aku ingin membuat sarapan."

Jeno tersenyum kecil mendengar nya.

Cup!

Jeno mengecup pipi Renjun dan baru melepas pelukannya. Akhirnya badan Renjun bebas!

Renjun segera pergi ke kamar mandi untuk mandi terlebih dahulu. Sedangkan Jeno, dia masih mengumpulkan kesadarannya di kasur.

Beberapa menit kemudian, Renjun keluar dari walk in closet dengan sweater rajut berwarna coklat.

Renjun duduk di meja riasnya, saat sedang menyisir rambut Renjun terkejut melihat pantulan dari cermin.

Renjun duduk di meja riasnya, saat sedang menyisir rambut Renjun terkejut melihat pantulan dari cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap aja cermin nya gede ya guys)

"Pantes sakit." Gumam Renjun sambil mengelus lehernya.

Semua itu ulah Lee Jeno. Semalam dia benar benar memakan leher Renjun. Untung nya tidak kebablasan ya kawand kawand.

"Baguskan?" Tanya Jeno seraya menaik turunkan alisnya.

Renjun yang melihat nya dari pantulan cermin mendengus sebal.

{•------» ѕυgar dady «------•}


Undangan pembukaan resort.

Renjun melihat itu memekik senang, "Jeno ayo datang!"

Jeno menggeleng, "tidak by, cukup kemarin saja kita mendatangi pesta."

Renjun memajukan bibirnya mendengar jawaban Jeno.

"Ini kan di Jeju, sekalian berlibur ya?" Renjun mencoba memasang muka seimut mungkin.

"Tidak Renjun."

Jeno benar-benar tidak habis pikir dengan Renjun. Dia bisa saja membawa Renjun ke Jeju, tapi untuk acara ini tidak.

Yangyang bilang lebih baik tidak usah menghadiri. Jeno yang awalnya ingin kesana bersama Renjun jadi mengurungkan niatnya. Dia tidak tahu maksud Yangyang melarangnya ke sana. Tapi Jeno yakin ini demi kebaikan nya. Atau Renjun?

Renjun terus merengek membuat Jeno pusing mendengarkan rengekan nya.

"Kau ingin liburan ke Jeju kan? Baiklah aku akan turuti tapi nanti."

"Huh, Aku ingin ke pesta itu Jeno! Di sana ada Haechan juga."

Jeno memijit pelipisnya, sudah pusing dengan pekerjaan ditambah rengekan Renjun.

Renjun merasa jengkel, Jeno tidak merespon nya. Dia harus kesana apapun caranya. Demi hangout di Jeju bersama Haechan!

Renjun tersenyum miring saat sebuah ide terlintas di pikirannya. Akan ku pastikan ini berhasil. Yakin Renjun.

Renjun menghampiri Jeno yang berkutat dengan laptopnya. Berdiri dibelakangnya lalu menunduk menyamakan tingginya dengan Jeno dan mengalungkan tangannya di leher Jeno. Dan meletakkan kepalanya di salah satu pundak Jeno.

Jeno yang mendapatkan perlakuan seperti itu hanya diam. Dia masih fokus dengan pekerjaannya.

"Dady ayo ke sana. Aku ingin kesana karena ada Haechan. Ya dad? Aku ingin hangout bersama Haechan disana selepas menghadiri pesta itu." Rengek Renjun manja.

Jeno memejamkan matanya, Jeno merasa goyah.

"Please dady..." Mohon Renjun dengan suara imutnya. Renjun terpaksa harus mengeluarkan suara imutnya agar rencananya berhasil.

Arggghhh imutnya!!!

Sugar Daddy | Noren [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang