Keadaan Jeno sedikit kacau karena Renjun menghilang. Ini sudah 2 hari Renjun hilang dan 2 pula dia kurang tidur. Tidur hanya sebentar saja karena hati dan pikirannya gelisah.
Jeno keluar dari kamar mandi dengan celana pendek saja dia pergi ke balkon kamarnya untuk menjernihkan otaknya. Udara sejuk pagi pasti membantu nya untuk tenang.
Jeno menyalakan pematik api kecil untuk membakar satu rokok yang sebelumnya ia ambil di meja. Rasa yang diberikan rokok itu cukup membuat Jeno tenang.
Sudah lama Jeno tak merokok, dia selalu menahan hasratnya agar Renjun nyaman dengan nya. Ya, Renjun membenci benda yang disebut rokok, asap yang dihasilkan dari rokok selalu membuatnya terbatuk selain itu asal rokok juga berbahaya bagi siapa saja yang menghirup.
Jeno menatap kosong ke depan, pikirannya kosong. Jeno memejamkan matanya, menikmati rasa rokok dimulutnya. Tiba-tiba terlintas satu kata di otaknya.
Jaemin.
Jeno teringat ucapan Renjun beberapa hari yang lalu. Dengan segera Jeno mematikan rokoknya dan memakai pakaian. Setelah selesai Jeno segera keluar dari kamar untuk pergi ke ruang kerja Yangyang.
Brak!
Yangyang terkejut ketika suara keras berasal dari pintu ruangannya. "Jeno?" Tanyanya.
"Kita ke kediaman Jaemin, segera. Bawa beberapa bodyguard, 5 menit lagi kita berangkat."
"Baik, akan ku siapkan segera."
Jeno keluar dari ruangan Yangyang, membuat sang penghuni ruangan itu mendesah lega.
Dengan segera dia menyuruh 35 bodyguard untuk bersiap dihalaman mansion. Yangyang memakai jas nya lalu mengambil sebuah pistol di laci dan menyelipkan pistol itu di celana bagian belakang, tertutup oleh jas yang ia pakai.
Yangyang berjalan cepat keluar setelah semuanya siap. Dapat dilihat di halaman sudah penuh dengan mobil dengan warna hitam dan satu mobil putih berada di depan.
"Aku sudah siap." Ucap Yangyang yang baru datang.
"Kita berangkat."
Jeno dan Yangyang memasuki mobil putih yang di depan dan segera pergi ke mansion milik Jaemin diikuti oleh 5 mobil berwarna hitam dibelakang yang masing-masing berisi 7 orang bodyguard.
"Apa Renjun berada di mansion Jaemin?" Tanya Yangyang.
"Tidak tahu, tapi firasat ku tak pernah salah." Jawab Jeno dingin.
Yangyang mengangguk mengerti, dia tahu Jeno sedang menahan amarahnya. Lebih baik dia diam daripada kena imbasnya.
{•------» ѕυgar dady «------•}
Jeno telah sampai di mansion milik Jaemin. Dia memaksa salah satu satpam yang bertugas di gerbang mansion untuk membuka gerbang.
Sekarang 6 mobil milik Jeno telah masuk ke perkarangan mansion. Jeno melihat cukup sepi mansion ini. Tidak ada penjaga di bagian depan. Sedikit membuat Jeno curiga.
"Dobrak pintu nya!" Titah Jeno.
2 orang bodyguard maju ke depan dan mendobrak pintu utama mansion Jaemin.
Brak!
Pintu terbuka lebar, Jeno segera masuk kedalam. Sepi, mansion Jaemin sangat sepi. Seharusnya jika Jaemin berada di sini dan Renjun bersama nya pasti ada beberapa bodyguard untuk menjaga mansion.
"NA JAEMIN!" Teriakan lantang Jeno terdengar keras di dalam sana.
Para maid yang berada dibelakang terkejut mendengar teriakan yang memanggil tuannya.
Serina selaku kepala maid segera keluar dari dapur untuk mengecek keadaan di depan.
"Tuan Jeno?" Serina langsung membungkuk hormat.
"Dimana Jaemin?" Tanya Jeno to the point.
"Tuan Jaemin sedang keluar, saya tidak tau kemana tujuannya." Jawab Serina.
Jeno melangkah maju dan mencengkik Serina karena tak puas jawaban yang diberikan wanita itu.
"Jangan berbohong!"
Serina kesakitan karena lehernya di cekik oleh Jeno. Dia kesusahan untuk bernafas. "Sa-saya ben-be benar tak uhuk tau tuan."
Jeno melepaskan cekikannya dia menatap tajam ke Serina. "Apa sebelum nya dia membawa pria manis kemari?"
"I-iya tuan, tuan Jaemin membawa seseorang bernama Renjun kemarin lalu dia membawanya keluar tadi pagi. Entah kemana, saya tak tahu tuan."
Jeno mendesah kecewa. "Yangyang cek cctv mansion ini. Temukan plat mobil Jaemin dan lacak dia segera!"
"Baik Jeno."
"Tolong antarkan saya ke ruang keamanan." Pinta Yangyang ke Serina.
"Mari tuan." Serina segera membawa Yangyang ke tempat keamanan.
Serina tak mendapat perintah apapun dari Jaemin, jadi Serina menurut saja dengan Jeno. Karena tak ada larangan apapun dari tuannya itu.
{•------» ѕυgar dady «------•}
"Jaemin lepaskan aku!" Kata itu selalu keluar dari mulut Renjun, membuat Jaemin muak mendengar nya.
"DIAM!" bentak Jaemin yang sudah tak tahan.
Renjun langsung membekap mulutnya, dia kaget dengan bentakan dan juga raut wajah Jaemin yang berubah drastis.
"Menurutlah ini demi kebaikan mu." Tekan Jaemin.
{•------» ѕυgar dady «------•}
Dikit lagi ending ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy | Noren [End]
Fiksi Penggemar"Dady?" "Yes baby." _________________________________________ Renjun yang ingin mendapatkan uang dengan mudah tanpa bekerja mencoba hal yang ditawarkan Jeno. Awalnya coba-coba, tapi lama-lama kok enak?