24. Penculikan

4.5K 363 2
                                    

"AAAAA AKU TERLALU LAMA TIDUR!!!!"

Teriak Renjun yang baru saja bangun dan melihat jam. Segera Renjun merapikan penampilan nya agar tidak kumel.

Dengan terburu-buru Renjun menuruni tangga dan. Dan yeah dia telat. Sudah ada Jeno di ruang tengah.

"Sudah bangun?"

"Uhhh kenapa kau cepat sekali pulang nya!"

"Lho biasanya aku pulang jam enam sore kalau tidak lembur, dan lihat ini sudah hampir jam tujuh malam." Jeno menunjukkan jam tangannya.

Renjun memajukan bibirnya dan duduk di samping Jeno.

"Tidak jadi deh." Gumam Renjun.

"Tidak jadi apa?"

"Ingin mengejutkan mu dengan menggunakan pakaian maid." Jawab Renjun tanpa sadar.

"Eh?"

Renjun menutup mulutnya, duh kenapa keceplosan sih?!

"Benarkah? Ah sayang sekali aku harusnya pulang agak lama." Goda Jeno.

"Uh sudah lah lupakan! Ayo kita makan malam di luar." Ajak Renjun.

{•------» ѕυgar dady «------•}

Me time!

Renjun sedang menikmati waktu sendiri nya. Duduk sendirian di bangku tangan dengan kedua kaki yang menggantung.

Bukan karena Renjun pendek ya! Bangku nya aja yang ketinggian.

Renjun memakan ice krim nya dengan khidmat sambil mengayunkan kakinya. Huh damai!

Bagaimana tidak? Suasana di taman cukup tenang tidak ramai. Mungkin karena masih jam sembilan pagi?

Tapi ketenangan Renjun tidak berlangsung lama.

"Sendiri saja." Ucap seorang yang baru datang dan duduk di samping Renjun.

"Kenapa memangnya? Aku sedang ingin sendiri." Jawab Renjun sebal.

Guanlin mengganggu me time nya!

"Aish, jangan kesal gitu dong. Kau semakin imut jadinya." Bujuk Guanlin.

"Enyalah kau! Aku ingin me time!" Usir Renjun.

Guanlin terkekeh, "yah padahal aku ingin mengajak mu ke taman bermain." Ucapnya dengan nada lesu.

"Kalau gitu selamat menikmati me-"

"AYO!" Ucap Renjun dengan semangat sambil menarik tangan Guanlin.

Guanlin tersenyum puas.

"Eh mobil ku parkir disana." Tunjuk Guanlin ke arah tempat mobilnya terparkir.

Renjun tersenyum bodoh lalu berbalik arah menuju jalan yang benar.

{•------» ѕυgar dady «------•}

"Dia sedang berada di taman bermain." Ucap Yangyang ke Jeno.

"Taman bermain? Bersama Haechan?"

"Sepertinya tidak, Haechan sedang berada di kantor Mark."

"Tidak mungkin Renjun kesana sendirian." Gumam Jeno.

"Kita ke sana." Titah Jeno lalu bangkit dan pergi dengan Yangyang yang berada di belakangnya.

{•------» ѕυgar dady «------•}

"Dia akan kesini." Ucap seseorang memberi tahu informasi.

"Baiklah, terima kasih infonya. Uangnya akan segera ku transfer."

Guanlin mengakhiri panggilan. Dia segera menyusul Renjun yang ia tidak jauh darinya.

"Renjun ayo ku antar pulang." Guanlin menggandeng tangan Renjun yang menganggur tangan yang satunya sedang memegang permen kapas.

Tanpa berpikir panjang Renjun mengangguk dan menurut saja. Toh dia tak perlu repot-repot naik taksi atau bus.

Di dalam mobil Renjun masih asik memakan permen kapasnya tak memperdulikan Guanlin yang entah sibuk melakukan apa.

"Sweet dreams, dear" bisik Guanlin lalu menutup mulut dan juga hidung Renjun dengan sebuah sapu tangan yang sudah ia berikan obat tidur.

Renjun memberontak saat Guanlin menutup hidung dan mulutnya. Namun makin lama dia melemah dan kehilangan kesadarannya.

Guanlin tersenyum menang, dia mengambil permen kapas yang terjatuh karena Renjun melepaskan nya saat dia kehilangan kesadaran.

Membuangnya keluar melalui kaca mobil. Tidak peduli bahwa permen itu nantinya menganggu pengguna jalan atau trotoar.

Cup!

Guanlin mengecup bibir Renjun sekilas. Lalu segera menjalan mobilnya bergegas meninggalkan taman bermain ini.

{•------» ѕυgar dady «------•}

"Kau yakin dia disini?" Tanya Jeno memastikan.

Sudah sejak tadi ia mencari Renjun tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan dirinya. Dan akhirnya memutuskan untuk istirahat sejenak di salah satu stan minuman.

"Iya tu- Jeno maksud nya, ponselnya terlacak di sini." Jawab Yangyang.

"Tapi sudah dari tadi kita mencarinya. Coba kau lacak lagi."

Yangyang mengangguk, dia menyalakan iPad  yang ia bawa kemana-mana.

Mencoba melacak keberadaan ponsel Renjun.

"Lokasinya terakhir berada disini, dan tidak terlacak lagi." Ucap Yangyang panik.

Jeno mengepalkan tangannya, mencoba menahan emosi yang sudah berada di puncak.

"Cek semua cctv yang berada di sini!" Suruh Jeno dengan penuh tekanan.

Dengan panik Yangyang langsung berlari ke pusat pengontrol cctv di taman bermain ini.

Jeno menggeram pelan, meminum kopinya dengan tidak sabaran.

"Jangan buat aku panik baby." Gumam Jeno khawatir.

Sugar Daddy | Noren [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang