03. Tertarik

12.7K 982 14
                                    

Jeno membuka matanya perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Dia bangun perlahan dari tidur nya.

Lee Jeno lelaki tampan yang sayangnya masih berstatus lajang. Padahal dengan tampang nya yang tampan pasti mudah untuk mendapatkan kekasih.

Jeno keluar dari kamar dengan memakai setelan jas. Keseharian Jeno hanya bekerja dan kerja. Tidak ada yang menarik memang tapi entah kenapa Jeno betah melakukannya.

Para pelayan membungkuk saat Jeno melewati mereka. Jeno duduk di kursi makan nya dan mulai memakan sarapannya yang sudah disiapkan oleh para pelayan.

Suasana di ruang makan itu hening hanya ada suara dentingan alat makan. Ada beberapa pelayan yang berjaga di belakang Jeno dengan kepala yang menunduk. Dan jangan lupakan Yangyang tangan kanan Jeno yang berdiri di samping Jeno menunggu sang tuannya memakan sarapannya.

"Aku sudah selesai, kita berangkat." Yangyang mengangguk.

{•------» ѕυgar dady «------•}

"Jadwal ku hari ini apa saja?" Tanya Jeno.

Jeno dan Yangyang sedang berada di mobil menuju kantor dengan Yangyang yang berada di kursi depan tepat di samping supir dan Jeno berada di kursi belakang.

"Ini hari Minggu jadi tidak terlalu padat tuan-"

"Panggil aku Jeno ini bukan di kantor." Ucap Jeno menyela.

"Ah maaf, baiklah Jeno hari ini hanya mengecek beberapa berkas karena hari Minggu. Dan makan siang bersama tuan Mark." Jeno mengangguk pelan.

Jika hari Minggu adalah waktu yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang untuk berlibur dan istirahat selama seharian maka tidak bagi Jeno.

Tidak ada hari libur bekerja baginya.

{•------» ѕυgar dady «------•}

"Ada apa datang kesini? Kau mengganggu ku berduaan dengan kasur."

"Aish, aku ingin mengajakmu berbelanja."

"Berbelanja? Ini masih pagi untuk datang ke mall Haechan. Nanti siang saja ya?" Haechan menghela nafasnya. Memang agak susah mengajak Renjun untuk keluar saat libur.

Renjun lebih suka menghabiskan waktunya dengan kasur dan cemilan sambil menonton film.

"Baiklah daripada tidak sama sekali, aku akan menjemputmu nanti siang. Aku tidak mau tau kau harus sudah siap saat aku jemput."

"Iya-iya sekarang keluar lah aku ingin lanjut menonton film."

"Kau mengusir ku?!" Ucap Haechan sambil menunjukkan wajah tak terima.

"Iya aku mengusir mu cepat lah pergi agar aku menyelesaikan menonton film lalu bersiap agar kau tidak marah saat menjemput ku."

"Menyebalkan, padahal baru sebentar aku disini." Cibir Haechan.

{•------» ѕυgar dady «------•}

Si gendut

|Aku sudah di depan
|Cepat keluar!

Iya, aku akan keluar|

Renjun bergegas ke luar agar Haechan tidak mengomel karena menunggunya terlalu lama padahal hanya menunggu sekitar lima menit sudah dianggap lama olehnya.

"Lama!" Omel Haechan saat Renjun memasukkan mobilnya.

"Ck, belum ada sepuluh menit kau bilang lama?" Tanya Renjun sambil menahan kekesalannya.

Haechan menghiraukan pertanyaan Renjun. Dia menyalakan mesin mobilnya dan menjalankannya dengan kecepatan sedang.

"Kau sudah makan?" Tanya Haechan memulai pembicaraan.

"Belum, jika aku makan siang kau akan mengomel karena lama." Haechan hanya terkekeh.

"Baiklah kita makan siang dulu."

Haechan dan Renjun sudah makan siang, mereka ah lebih tepatnya Haechan sedang memilih baju di salah satu toko.

"Lama sekali memilih nya." Gerutu Renjun.

"Diamlah."

"Baby?"

Haechan berbalik saat ada suara yang ia kenal memanggil nya dengan kata baby.

"Dady? Sedang apa disini?" Tanya Haechan.

"Membahas kerja sama, kau sendiri?"

"Tentu saja sedang menghabiskan uang dady." Mark terkekeh mendengarnya.

"Ekhem, masih ada orang disekitar kalian berdua." Ucap Jeno dia sudah tak tahan dengan kelakuan pasangan ini seakan-akan dunia milik mereka.

"Kau iri?" Tanya Mark.

"Aku? Untuk apa aku iri."

Sugar Daddy | Noren [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang