Untitled Part 33

17 1 0
                                    


" Gua dapat melihat kalau Xukun masih sangat mencintai loe sayang", ujar Woojin begitu kami balik lagi ke butik

" Hmmm, terus?", tanyaku 

" Yakin loe udah nggak cinta sama dia?", tanya Woojin dengan nada khawatir

" Gimanaaa yaaa, Xukun tuh ganteng, baik, pintar, apalagi ya", sahutku menggodanya

" Tuh khan loe pasti masih cinta sama dia, buktinya aja loe muji-muji dia gitu, dibandingin gua seorang cowok yang jahat, judes dan galak, pasti loe lebih pilih dia daripada gua", sahut Woojin dengan nada ngambek

" Park Woojin, loe tau darimana gua lebih milih dia?", tanyaku sambil memegang pipinya. Jujur aku gemas melihat Woojin cemburu seperti ini. Kecemburuan Woojin persis anak kecil yang tidak dibelikan balon sama orang tuanya

" Kelihatan banget kok"

" Cupp" 

"Lulu?", ujarnya kaget karena tiba-tiba aku mencium bibirnya

" Dengar ya baik-baik, gua hanya cinta sama loe. Hati gua sekarang hanya milik loe seorang, hanya milik dari Park Woojin, bukan milik Xukun atau cowok lain manapun", sahutku sambil mencium bibirnya dengan lembut

" Makasih ya Lu, loe mau menerima gua apa adanya, walaupun gua tau bukan cowok sempurna sebagai pasangan hidup loe, tetapi gua janji akan menjadi cowok yang setia sampai akhir hayat gua dan maut memisahkan kita berdua, kalau gua Park Woojin hanya mencintai satu wanita yaitu Lulu Yulia", ujarnya sambil memelukku dengan erat

" Gua juga makasih banyak loe mau menerima gua yang juga tidak sempurna sebagai cewek"

"Nggak Lu, bagi gua loe adalah cewek yang sempurna sebagai pasangan hidup"

" Iya, sama, loe juga cowok yang sempurna sebagai pasangan hidup"

" Deuuuuhh, gua jadi pengen cepet-cepet nikah sama loe Lu, apa gua telpon papa mama aja ya biar mereka cepat pulang"

" Jangan dong, mama papa khan lagi kerja disana. Kita harus sabar menunggu kepulangan mereka ya"

" Baik Nyonya Park Woojin", sahutnya dengan nada menggoda

" Iiihh, apaan sih, gua jadi malu", sahutku sambil menutup muka

Malam ini sepulang dari butik, Woojin mengajakku makan malam di salah satu restoran di sebuah hotel mewah. Entah mengapa dia mengajakku ke sini, padahal kita bisa makan malam di apartemenku saja. Memang Woojin paling suka memanjakanku dan memberi kejutan padaku seperti ini. Bukannya aku tidak suka tetapi ini sama aja dengan menghambur-hamburkan uang.

" Gimana loe suka khan sayang kita makan disini"

" Sayang kenapa kita nggak makan di apartemen gua aja sih, khan gua bisa masak buat kita atau loe nggak suka ya sama masakan gua"

" Bukan gitu sayang. Jangan ngambek dong. Gua hanya ingin manjain loe aja khan loe hari ini sibuk banget di butik, jadi pasti capek juga"

" Tapi jangan keseringan ya, ini namanya buang-buang uang, mending uangnya kita tabung buat biaya pernikahan kita nanti"

"Hahahahahaha"

" Kok malah ketawa sih"

" Inilah yang membuat gua jatuh cinta pada pandangan pertama dengan loe sayang, loe itu bukan cewek matre. Mengenai biaya pernikahan kita tenang semua sudah diatur sama mama papa, jadi kita tidak perlu repot-repot nabung"

" Kita yang nikah kenapa mama papa yang harus biayai pernikahan kita. Pokoknya gua mau biaya pernikahan kita itu hasil dari tabungan kita berdua. Nggak perlu mewah, sederhana juga nggak apa-apa"

" Tapiii..."

" Nggak ada tapi-tapian Kalau loe merasa keberatan kita nggak jadi nikah!"

" Jangan gitu dong sayaang, itu juga bukan kemauan gua tetapi dari mama papa yang katanya akan biayai pernikahan kita. Jangan marah dong "

" Pokoknya itu keputusan gua, kalau biaya pernikahan kita hasil dari tabungan kita berdua"

" Iya iya, nanti gua bilang sama mama papa, tetapi udahan dong marahnya"

" Janji ya"

" Iya janji"

Cinta Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang