Chapter Delapan Puluh Enam

8 2 0
                                    

Aku masih kepikiran siapa cewek yang jalan bersama Jackson di mall itu. Apakah cewek itu pacar barunya Jackson. Kalau Jackson sudah punya pacar lagi buat apa Jackson masih mengejar aku.

"Lala!!!", teriak Karen yang membuat aku terkejut

"Apaan sih Karen, pagi-pagi sudah teriak-teriak saja. Aku tidak tuli tau!!", sahutku dengan nada kesal dan wajah cemberut

"Lagian dari loe datang sampai sekarang melamun terus. Gua perhatiin loe sudah sejam melamun. Awas kerasukan setan gondrong baru tau", sahut Karen

"Ngaco! Mana ada setan gondrong. Ngarang banget", ujarku

"Belum tau dia. Di desa gua ada tuh setan gondrong dan keluarnya pas maghrib. Lagian apa sih yang loe lamunin? Loe lagi banyak masalah atau loe terjerat hutang pinjol", ujar Karen

"Ngaco ah!! Ya kali gua terjerat hutang pinjol", sahutku

"Terus apa dong? Cerita sama gua. Jangan loe simpan sendiri. Loe lagi berantem sama tunangan loe yang tampan dan kaya itu", ujar Karen

"Ya kali gua berantem sama Wonshik. Nggaklah. Sesuatu yang tidak mungkin gua berantem sama Wonshik", sahutku

"Ya terus apa dong? Bikin gua penasaran saja sih", sahut Karen

"Khan gua bilang tidak ada apa-apa, lagian loe cerewet amat sih Karen", ujarku dengan nada kesal

"Hahahahaha, habis gua penasaran sih", ujar Karen

"Kagak usah penasaran-penasaran karena tidak ada apa-apa", ujarku

"La, ini buat loe. Loe pasti belum sarapan khan", sahut Jackson yang tiba-tiba datang ke ruangan aku sambil membawa bungkusan

"Gua kagak lapar dan kasih saja tuh makanan sama Karen. Karen loe belum sarapan khan, makan tuh makanan pemberian bapak Jacky", ujarku dengan nada judes

"Loh kok gitu sih La. Gua khan bawa makanan ini buat loe", sahut Jackson dengan nada kesal

"Bapak Jacky yang terhormat terima kasih atas makanannya yang sudah bapak bawa buat gua tetapi mending makanan itu bapak kasih saja sama tunangan bapak nanti kalau bapak terlalu sering bawa makanan buat gua yang ada tunangan bapak marah dan cemburu sama gua lagi. Ohya satu lagi nih pak gua khan sudah punya tunangan dan gua juga tidak mau disebut pelakor", sahutku dengan nada menyindir

"Tunangan mana sih La?", tanya Jackson

"Wow bapak Jacky masih muda sudah pikun atau jangan-jangan bapak Jacky tunangannya banyak. Jangan suka memainkan hati dan perasaan wanita pak Jacky nanti suatu hari bapak bisa kena batunya loh", ujarku

"Gua semakin tidak mengerti arah pembicaraan loe La. Asal loe tahu ya gua tidak punya pacar", sahut Jackson

"Hahahahahaha, masih tidak mau mengaku juga pak. Sudahlah pak gua capek bicara sama bapak dan gua lagi banyak kerjaan jadi silahkan bapak keluar dari ruangan ini. Bukan bermaksud mau mengusir ya pak", ujarku

"Tapi La", ujar Jackson tetapi aku tidak memperdulikannya dan melanjutkan pekerjaan aku yang tertunda karena tadi melamun

Akhirnya Jackson keluar dari ruangan aku.

"La, loe kenapa sih sama Bapak Jacky? Terus ini makanan serius buat gua?", tanya Karen

"Iya makan aja buat loe Karen. Gua tidak selera makan", ujarku

Tidak terasa jam makan siang tiba juga. Kini aku dan Karen sudah berada di kantin kantor. Tadinya aku dan Karen berencana makan di kafe yang dekat dengan kantor tetapi tidak jadi karena udara hari ini yang sangat panas.

"La, loe mau makan apa?", tanya Karen

"Gua mau makan nasi goreng seafood dan minumnya es jeruk aja", ujarku

"Ya udah biar gua pesankan dulu. Loe duduk manis di sini, takutnya kalau loe ikut pesan juga kita tidak akan kebagian kursi. Lihat saja tumben banyak banget orang hari ini di kantin", sahut Karen

"Iya gua duduk manis di sini. Buruan sana pesan makanan dan minumannya nanti keburu habis juga", ujarku

"Iya...Iya...Gua pergi ya", sahut Karen

Sepeninggal Karen aku memutuskan chatan sama Wonshik.

"La, boleh gua duduk di sini", ujar Wonshik

"Memang tidak ada kursi lain lagi", sahutku dengan nada ketus

"Loe lihat sendiri khan La semua kursi sudah penuh", sahut Jackson

"Ohya ya, benar juga", ujarku dengan nada acuh tak acuh sambil masih sibuk chatan sama Wonshik

"Loe sudah pesan makan La?", tanya Jackson

"Sudah sama Karen dan gua tunggu di sini", ujarku masih dengan nada acuh tak acuh

"La cewek yang loe lihat di mall itu bukan tunangan gua", sahut Jackson tiba-tiba

"Oh", sahutku

"Sumpah La gua nggak bohong", ujar Jackson

"Bohong juga bukan urusan gua kok", ujarku

"La, cewek itu adalah tunangannya Jacky kembaran gua", sahut Jackson

"Terus kalau cewek itu tunangannya Jacky masa dia tidak bisa membedakan mana tunangan asli dia sama yang bukan", sahutku dengan nada menyindir

"Gua sama Jacky khan kembar identik jadi susah membedakan kami berdua. Buktinya loe sendiri tidak bisa membedakan kami berdua khan padahal gua sama loe sudah pacaran sangat lama begitu pula dengan Alexa. Apalagi Jacky tidak pernah bilang sama Alexa kalau dia punya kembaran begitupula gua yang juga tidak pernah bilang sama loe kalau mempunyai kembaran. Sumpah La gua tidak bohong. Nanti gua akan pertemukan lagi loe sama Alexa dan loe bisa lihat sendiri Alex manggil gua apa", ujar Jackon

"Gua nggak tau harus percaya atau nggak lagi sama loe Jackson karena loe sudah terlalu banyak berbohong sama gua", sahutku

"Iya gua tahu La. Gua tahu kalau dari awal sudah salah", ujar Jackson

"Beri gua waktu ya karena jujur gua tidak bisa berpikiran jernih", sahutku

Cinta Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang