Chapter Dua Puluh Delapan

17 1 0
                                    

Aku tidak tau lagi apa yang kurasakan, yang jelas hari ini aku bahagia sekali dengan semua yang dilakukan Wonshik padaku. Sudah lama aku tidak merasakan kebahagiaan lagi semenjak ditinggal sama Jackson dan kini Wonshik memberikan kebahagiaan itu padaku.

Apakah aku bisa membuka sedikit hatiku untuk nya setelah semua yang dia lakukan padaku?

Semakin aku dekat dan kenal lebih jauh dengan Wonshik,aku semakin yakin kalau Wonshik adalah cowok yang baik, sayang dan perhatian sama aku.

"Iih, kok anjingnya nggak boleh gua bawa", ujarku ngambek begitu kami keluar dari toko hewan

"Jangan ngambek dong Lala cantik,gua mau bawa loe ke suatu tempat dulu,lagian anjingnya mau divaksin dulu biar sehat nanti diantar kok ke rumah aunty"

"Bener? Nanti anjingnya diantar ke rumah aunty Sarah?"

"Iya,bener. Masa gua bohong, lagian semua sudah gua bayar"

"Wonshik,anjingnya boleh gua kasih nama khan?", tanyaku dengan nada manja

" Tentu saja boleh,khan itu anjing loe La"

"Serius?"

"Iya", ujarnya sambil memegang tanganku dan itu sukses membuat wajahku bersemu merah

"Gua kasih nama lily"

"Kenapa namanya lily?", tanya Wonshik penasaran

" Karena bulunya warnanya putih jadi anjingnya ibarat bunga lily putih yang artinya suci dan mulia"

"Bagus banget nama dan maknanya La"

"Sungguh?"

"Iya,yuk sekarang kita lanjut jalan lagi"

Kemudian aku dan Wonshik melanjutkan perjalanan kami menggunakan motor dan sampailah kami di sebuah apartment.

"Ngapain kita kesini Wonshik?", tanyaku heran


"Nanti juga tau", ujar Wonshik sambil tersenyum manis


" Iiih, loe mah selalu membuat gua penasaran"


Lalu, masuklah kami ke dalam apartment dan Wonshik menekan angka 6 di dalam lift nya. Sampailah kami ke lantai 6 dan Wonshik mengajakku ke salah satu kamar yang ada disitu dan dia membuka kamar tersebut.

 
"Yuk, masuk La"


"Kamar apartemen siapa nih? Bagus banget"


"Loe suka?"


"Suka banget"


"Coba loe buka gorden jendela itu", ujar Wonshik padaku

Kemudian aku membuka nya dan betapa aku takjub melihat pemandangan di luar, karena begitu indah nya
" Wonshiiikk,indah banget pemandangannya"


"Ini semua buat loe La", ujar Wonshik dan itu membuatku kaget. Wonshik memberikanku sebuah kamar apartemen mewah seperti ini  padaku
" Maaf gua nggak bisa menerimanya", ujarku
"Kenapa? Loe nggak suka? Atau loe mau pilih yang lain"
"Wonshik,gua sudah bahagia loe belikan lukisan dan anjing,untuk kamar apartemen ini maaf gua nggak bisa menerimanya, karena sangat berlebihan"
"Tapi gua ikhlas memberikannya padamu loe La dan loe jangan khawatir ini murni uang yang gua tabung sendiri uang pemberian orang tua"
"Iya, gua percaya tapi gua nggak pantas menerimanya"
"Anggap aja ini sebagai hadiah pertunangan kita, yah walapun gua tau kalau loe belum menerima gua sebagai tunangan loe"
"Kata siapa", ujarku lirih
" Hah?Loe menerima gua sebagai tunangan gua La".sahut Wonshik seakan tidak percaya
"Iya, gua nerima loe sebagai tunangan gua"
"Bener La? Loe nggak bohong khan"
"Iya, bener"

Kemudian tanpa aku duga Wonshik memelukku dan mendekatkan bibirnya ke bibirku dan terjadilah ciuman yang tidak kami duga.
"Maaf"
"Maaf untuk apa?"
"Maaf gua sudah lancang mencium loe La"
"Nggak apa- apa kok", ujarku dengan nada malu
" Sungguh? Kalau gua mencium loe lagi bolehkan?"
"Wonshiiiik, apa-apaan sih"
"Iya, iya, gua becanda kok. Ya udah sekarang kita pulang ya, nanti kalau kita kelamaan pulang yang ada nanti Lulu dan aunty Sarah nyariin loe"
"Ya udah, kita pulang sekarang"

Cinta Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang