Chapter Tiga Puluh Delapan

12 1 0
                                    

Tidak terasa sudah seminggu lebih aku sudah kembali ke rutinitasku di kantor. Pekerjaan kantor yang setiap hari tidak ada habisnya bahkan jadwal meeting dengan berbagai customer yang hampir tiap hari. Tidak hanya itu saja, ternyata Wonshik juga sama disibukkan dengan jadwal operasi di rumah sakit, jadilah kami sudah seminggu ini juga tidak pernah bertemu semenjak kepulangan kami dari Yogya.

Ada rasa kangen melanda di hatiku, walaupun kami sering video call tiap malam, tetapi rasanya beda dengan kami bertemu langsung.

"Hei, La, melamun aja, kenapa?", tanya Desi salah satu temen kantorku yang paling dekat denganku

"Gua kangen Des", ujarku dengan nada sedih

"Hmm,pasti kangen sama tunangan loe itu khan, si Wonshik", ujar Desi menggodaku. Memang Desi tau segalanya tentang diriku begitu juga sebaliknya. Desi sendiri adalah single mother dengan dua anak yang ditinggal pergi sama suaminya dengan cewek lain. Sudah lebih kurang setahun Desi menjalani peran sebagai ayah maupun ibu buat dua orang anaknya.

Makanya Desi selalu menasehati aku agar hati-hati dalam memilih pasangan. Dulu Desi sangat setuju aku pacaran dengan Jackson dan selalu berdoa agar kami dapat melajutkan ke jenjang pernikahan, tetapi takdir berkata lain.

"Iya, gua kangen Wonshik", sahutku masih dengan nada sedih

"Ketemuanlah, loe datang ke rumah sakit tempat Wonshik bekerja, loe tau khan rumah sakit tempat Wonshik kerja? Atau jangan-jangan loe belum tau lagi La?"

"Sudah kok, terakhir Wonshik sudah cerita, tetapi gua belum berani datang ke rumah sakitnya"

"Kenapa La?"

"Jujur gua masih trauma datang ke rumah sakit sampai saat ini"

"Karena Jackson? Loe belum bisa melupakan Jackson La?", tanya Desi dengan serius

"Gua....."

"La, gua tau loe sayang banget sama Jackson dan pasti loe belum bisa melupakan begitu saja semua kenangan loe bersama Jackson, bukan berarti gua menyuruh loe untuk menghapus semua tentang Jackson, nggak sama sekali, tetapi loe harus tetap menjalankan hidup dan gua rasa Wonshik cowok yang sangat baik dan bertanggung jawab. Simpan semua kenangan loe bersama Jackson di dalam hati dan buatlah kenangan indah bersama Wonshik", ujar Desi sambil memelukku

"Makasih bayak Des. Iya, gua akan simpan semua kenangan gua bersama Jackson di dalam hati"

"Nah gitu dong, berarti sore ini pulang kerja loe bisa datang dong ke rumah sakit tempat Wonshik kerja. Kalau bisa loe datang kesana nggak usah bilang sama Wonshik. Buat kejutan untuk Wonshik loe tiba-tiba datang ke sana, gua jamin Wonshik pasti akan senang. Satu lagi jangan lupa bawa sesuatu yang Wonshik suka"

"Siap, gua bakal bawain makanan untuk Wonshik", ujarku tersenyum

"Nah gitu dong, jangan melamun terus"

"Iya Des"

Akhirnya sesuai saran Desi aku datang ke rumah sakit tempat Wonshik bekerja dengan menggunakan taksi online, tetapi sebelumnya aku mampir ke salah satu restoran yang berada di sekitaran kantor untuk membeli makanan untuk Wonshik dan tidak ketinggalan aku juga membeli cemilan, karena aku tau kalau hari ini Wonshik pasti kebagian dinas malam lagi di rumah sakit.

Cukup lama aku sampai ke rumah sakit, karena jalanan setiap pulang kerja pasti macet. Setelah bertanya ke resepsionis rumah sakit, kini aku berada di ruangan prakteknya Wonshik. Tadinya aku mau langsung masuk ke ruangannya, tetapi melihat masih banyak pasiennya Wonshik aku mengurungkan niatku.

Akhirnya setelah hampir satu jam aku menunggu, aku memberanikan diri masuk ke ruangan prakteknya Wonshik dan sesuatu yang tidak aku duga terjadi disana.

"Wonshik!", teriakku ketika aku melihat Wonshik hampir berciuman dengan seorang cewek dengan pakaian yang super seksi

"Lala", ujar Wonshik kaget melihat keberadaanku disini

" Maaf,kalau gua ganggu. Silahkan dilanjutkan kembali", ujarku dengan nada sedih sambil membalikkan badan dan berencana pergi, namun tangangku dipegang oleh Wonshik

"Tunggu La,semua ini bisa gua jelaskan. Semua ini hanya salah paham, sayang", sahutnya dengan nada khawatir

"Apa yang perlu dijelaskan Wonshik. Oh.. atau loe mau jelasin kalau cewek ini adalah pacar loe. Untung aja kita belum resmi bertunangan ya Wonshik, coba kalau kita sudah resmi dan gua baru tau semua ini, pasti double rasa sakitnya, loe pernah pikirkan itu nggak",sahutku sambil menahan nangis

"La,sabar. Sumpah, semua ini salah paham. Cewek ini adalah... "

Belum sempat Wonshik menjelaskannya aku memilih untuk pergi dari situ. Aku berlari keluar dari ruangan praktek Wonshik. Aku pikir semua nya sudah jelas. Aku pikir semua ini hukuman dari Tuhan, karena dengan gampangnya melupakan Jackson dan jalan dengan cowok lain.

"Maafkan gua Jackson", sahutku dalam hati

Sesampainya di apartemen aku memutuskan masuk ke dalam kamar. Tidak hentinya air mata keluar. Aku menangis sepuasnya. Disaat aku mulai belajar mencintai cowok lain, disaat itulah aku merasakan sakit hati yang luar biasa.

Tidak aku pedulikan handphoneku yang berbunyi terus dari tadi tanpa hentinya, karena aku tau telpon itu pasti dari Wonshik. Apa lagi yang perlu dia jelaskan padaku kalau aku melihatnya secara langsung kalau dia akan berciuman dengan cewek lain.

Saking lelahnya aku menangis lama-lama tanpa aku sadari, aku pun tertidur dengan kondisi badan yang berantakan dan tidak mandi sama sekali pulang dari rumah sakit.




Cinta Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang