Chapter Tiga Puluh Sembilan

23 2 0
                                    

Sudah dua hari aku memutuskan tinggal di apartemennya Lulu. Aku sengaja nginap di apartemennya Lulu semenjak kejadian yang tidak menyenangkan di rumah sakit tempat Wonshik bekerja.

Aku sengaja menginap di apartemennya Lulu karena aku tau kalau Wonshik pasti datang ke apartemenku dan aku belum mau bertemu dengannya. Bahkan Wonshik hampir tiap hari menelponku tetapi tidak aku angkat sama sekali. Sebisa mungkin aku menghindari Wonshik, untungnya saja Wonshik belum datang ke kantorku.

Aku tidak menceritakan alasanku menginap di apartemen Lulu, karena kalau sampai Lulu tau pasti saudara kembarku yang satu ini akan marah besar, karena Lulu pernah mengalami perselingkuhan dengan Xukun.

"Hei La, loe mau makan apa?", tanya Lulu padaku

" Loe mau masak atau beli Lu?", tanyaku balik

"Belilah, gua khan capek baru balik dari butik, tapi tumben loe jam segini sudah balik dari kantor", ujar Lulu

" Iya, kebetulan tadi jalanan tidak macet, jadi gua cepat sampainya", ujarku sambil membaca novel

"Oh, ya udah kita beli makanannya lewat online aja ya"

"Iya, gua ikut aja, yang penting perut kenyang"

"Oke deh, loe mau makan apa?"

"Hmmm,makan nasi Padang enak kali ya plus banyak juga dan minumnya gua ingin jus strawberry"

"Yes, gua juga setuju, tetapi gua mau beli cake juga ah", ujar Lulu

"Gua juga mau cake nya, hehehehe"

"Oke deh, ya udah gua order sekarang, tetapi loe yang ambil pesanannya ya La, soalnya gua mau mandi"

"Siap"

Tepat jam 7 malam semua pesanan makanan, minuman dan cake kami sudah datang dan sudah tersedia di meja makan. Ternyata Lulu tidak hanya membeli nasi Padang, tetapi dia juga membeli soto betawi dan sate ayam.

"Lu, nggak salah pesan makanan dan minuman sebanyak ini? Bahkan cake coklat ini besar banget. Kita cuma berdua aja lo Lu, yakin semua ini bakal habis", ujarku kaget ketika Lulu mengaturnya di meja makan

"Hahahahaha, tenang aja, gua yakin semua ini bakal habis, kalau nggak habis tinggal kita taruh di kulkas dan besok pagi tingal di panasin aja", sahut Lulu dengan santai

"Bener-bener deh loe Lu, ini namanya pemborosan", ujarku

"Tentu tidaklah, ini hemat La, plus besok kita tidak usah pusing dan repot-repot lagi mau makan apa, betul khan?!", sahut Lulu tidak mau kalah

"Iya deh, gua kalah"

"Hahahahaha, loe mah tidak akan pernah menang dariku. Ohya La, emang kapan loe rencana balik ke apartemen loe?"

"Kenapa? Loe ngusir gua?"

"Iihh bukan gitu. Cuma gua heran aja loe tumben lama tinggal di apartemen gua, biasanya gua ajakin loe selalu menolak dengan alasan banyak kerjaanlah", sahut Lulu sambil mengunyah makanannya

"Makan aja dulu, tuh nasi kemana-mana. Jorok banget sih"

"Hehehehe, iya deh"

Akhirnya kami beres makan dan bener saja masih banyak makanan yang tersisa dan Lulu langsung menaruhnya di kulkas.

"Ahhhh, kenyang juga", ujar Lulu

"Iyalah, gimana nggak kenyang. Apalagi loe makan lebih banyak dari gua", sahutku sambil membawa cake coklat dan duduk di sofa untuk menonton tv, apalagi sebentar lagi anime favorit aku akan tayang

"Hehehe, maklumlah La, hari ini banyak customer di butik, jadi gua capek banget, apalagi tadi makan siangnya gua cuma sedikit, karena nggak sempat"

"Alasan loe aja itu mah, emang loe gembul dari dulu. Hahahaha, buktinya aja tuh pipi tembem banget"

"Enak aja. Tapi gua heran ya, kenapa lemak-lemak gua ngumpulnya di pipi", ujar Lulu dengan wajah cemberut

"Hahahaha, derita loe itu mah", ujarku

Ketika aku sedang nonton anime sambil ngobrol dengan Lulu, tiba-tiba bel apartemen Lulu berbunyi. Berhubung Lulu malas membuka pintunya, jadilah aku yang membukanya dan betapa terkejutnya aku kalau Wonshiklah yang berdiri disana.

"Siapa La!", teriak Lulu

" Wonshik!", teriakku balik

"La, boleh gua masuk ke dalam?", tanya Wonshik sambil menatap wajahku

"Buat apa", ujarku dengan nada dingin

"Gua mau jelasin semua yang terjadi waktu itu La. Semua itu hanya salah paham. Sumpah La, gua tidak seperti yang loe pikirkan"

"Apa lagi yang perlu dijelasin, kalau semua gua lihat dengan mata gua sendiri. Semua sudah jelas Wonshik", sahutku masih dengan nada dingin

"Loh La, kok Wonshik nggak diajak masuk", ujar Lulu yang tiba-tiba sudah berdiri di sampingku

"Wonshik nggak lama kok, iya khan"

"Jangan gitulah La, ayo masuk dulu Wonshik. Loe sudah makan Wonshik?"

"Belum Lu, tadi habis beres operasi gua langsung ke sini"

"Loe kok tau apartemen gua"

"Iya, gua tanya ke Woojin"

"Oh, pantas aja. Ya udah, masuk dulu yuk. Loe makan dulu di dalam", ujar Lulu

"Ah nggak, takut merepotkan"

"Nggak kok, ayuk masuk"

Akhirnya Wonshik memilih masuk ke dalam dengan paksaan dari Lulu. Sedangkan aku memilih melanjutkan menonton anime favoritku.

"La, Wonshik layanin makannya dulu kali, masa gua yang layanin, secara calon tunanganya khan loe", ujar Lulu

"Iya deh", sahutku dengan malas-malasan beranjak dari sofa

Kemudian aku memanaskan soto betawi yang ada di kulkas dan aku siapinkan nasi dan minuman untuk Wonshik.

"Makasih La", ujar Wonshik setelah aku menyiapkan semuanya di meja makan

"Iya"

"La, temenin gua makan ya"

"Loe makan sendirilah, gua mau lanjut nonton anime favorit gua"

"Kalau loe nggak mau nemenin, gua nggak mau makan"

"Temenin aja kenapa sih La!", teriak Lulu

"Dasar manja", ujarku dengan ketus

"Nggak apa-apalah kalau manjanya sama tunangan sendiri", ujar Wonshik dengan nada menggoda

"Calon tunangan kali, belum tentu kita jadi tunangan beneran, khan loe sudah punya pacar", ujarku menyindir

"Biarkan gua habisin makanan ini, nanti gua akan jelasin semuanya ya", sahut Wonshik dengan tersenyum

Cinta Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang