Chapter Lima Puluh Satu

13 2 0
                                    

Sudah beberapa hari ini aku merasa kalau ada yang mengikutiku. Bukan aku bermaksud geer tapi itulah yang aku rasakan,bahkan aku sering mendapatkan buket bunga tanpa nama pengirim,tetapi ada barisan-barisan puisi di kartu tersebut. Teringat kembali aku akan Jackson yang sering membuatkanku puisi-puisi dimana nantinya puisi-puisi itu menjadi sebuah lagu.

"Sayang,kenapa? Gua perhatikan dari tadi kok melamun. Ada masalah di kantor? Kalau ada masalah cerita dong", ujar Wonshik sambil memelukku ketika kita sedang berada di apartemenku

"Sayang,gua kok merasa beberapa hari ini diikuti oleh orang ya dan aku sering mendapatkan buket bunga dengan kartu yang isinya barisan-barisan puisi tanpa nama pengirimin gitu"

"Sayang,gua tidak menyangka ternyata diam-diam loe selingkuh ya",sahut Wonshik dengan nada sedih

"Aisssh,siapa juga yang selingkuh,gua benar-benar takut nih",ujarku dengan nada kesal

"Atau jangan-jangan diam-diam ada yang mengagumi atau bisa jadi naksir sama loe sayang. Aargh gua jadi ada saingan nih",sahut Wonshik sambil mencium keningku

"Wonshiiikkk!!! Bisa nggak sih loe serius dikit,gua sedang tidak becanda nih"

"Iya..iya..sayang..gua juga tidak sedang becanda,atau mulai besok loe gua kasih bodyguard untuk melindungi loe kemanapun"

"Nggak usah,selama belum terlalu menakutkan gua rasa tidak perlu dulu"

"Loe yakin? Atau gini aja,gua aja yang akan antar jemput loe ke kantor"

"Hmm,loe yakin bisa antar jemput gua tiap hari,sedangkan jadwal operasi loe yang suka tiba-tiba,untung aja sekarang-sekarang loe lagi tidak sibuk aja",sahutku dengan nada kesal

"Aw..aw...aw...tunangan gua kalau lagi cemberut gini imut banget"

"Tau ah"

"Sayang daripada loe mikir penguntit itu,gimana kalau sekarang kita ke toko berliannya"

"Wah,cincinnya sudah jadi ya?"

"Iya,sudah jadi"

"Oke,kalau gitu kita pergi sekarang aja gimana?"

"Yakin? Mau pergi dengan pakaian seperti itu?",tanya Wonshik sambil menunjuk ke arahku dan aku baru sadar kalau cuma pake kaos oblong dan celana pendek

"Hehehehe. Kalau gitu gua ganti baju dulu ya"

"Iya,pakai pakaiannya biasa aja plus nggak usah dandan cantik-cantik. Dandannya seadanya aja"

"Iyaa..iya..."

Kemudian aku dandan seadanya saja,karena tidak mau membuat Wonshik kesal. Akhirnya kami sampai juga di toko berliannya.

"Selamat sore,ada yang bisa saya bantu?",sapa pegawai toko berlian itu kepada aku dan Wonshik

"Sore mbak,saya mau ambil pesanan saya atas nama Kim Wonshik", ujar Wonshik sambil menyerahkan bukti kwitansi yang sudah dibayar

"Baik pak,mohon ditunggu sebentar"

"Sayang..ada yang mau loe beli lagi nggak?",tanya Wonshik yang melihatku sedang memperhatikan beberapa kalung di etalase

"Nggak ada kok sayang"

"Sayang kalau ada kalung yang loe suka bilang saja,nanti gua belikan"

"Nggak usah sayang, kalung yang pernah loe beli ini saja masih bagus kok,masa mau beli lagi"

"Yakin,nggak mau?"

"Iya sayang,nggak usah"

"Atau habis ini kita belikan mainan dan makanan buat Lily"

"Nah itu gua baru setuju"

"Atau gimana kalau kita kasih adik buat Lily?"

"Maksudnya sayang?"

"Iya,kita beli anjing lagi buat nemenin Lily,loe mau khan sayang?"

"Beneran? Kalau itu gua mau,biar Lily nggak kesepian kalau gua tinggal kerja",ujarku dengan senyum bahagia

"Kalau gitu habis dari sini kita langsung ke toko hewan buat beli anjing lagi"

"Makasih ya sayang"

"Sama-sama sayang"

"Permisi pak,ini pesanan cincinnya. Silahkan diperiksa dulh apakah sudah sesuai atau belum"

"Waah,cincinnya bagus,tapi",ujarku kaget dengan tulisan yang tertera di cincin ini dan seketika wajahku memucat

"Kenapa sayang? Loe kenapa tiba-tiba keringat dingin gini"

"Ini maksudnya apa mbak? Kenapa nama yang tertera di cincin ini Jackson bukan Wonshik", ujarku dengan nada kaget sambil meneteskan air mata

"Jackson?!",sahut Wonshik dengan nada terkejut juga

"Salah ya bu?"

"Ini gimana sih,nama saya Wonshik kenapa jadi Jackson,dibukti kwitansi juga tertera namanya Lala dan Wonshik,kenapa jadi Jackson. Saya nggak terima ini",ujar Wonshik dengan nada marah

"Maaf ada apa ini Lisa"

"Saya nggak tau ya,pokoknya saya mau ini diganti!"

"Tenang pak,Lisa ini bisa dijelasin,kenapa cincin bapak dan ibu ini bisa sampai salah nama"

"Maaf Pak Roberth,waktu itu ada yang menelpon ke toko minta perubahan nama di cincin dari Wonshik menjadi Jackson"

"Telpon? Kapan orang itu telpon mbak? Semua ini nggak mungkin",ujarku masih dengan nada panik dan badan bergetar. Mana mungkin Wonshik masih hidup,sudah jelas-jelas aku melihat jasadnya dan ikut melakukan penguburan

"Tenang sayang. Jangan nangis ya",ujar Wonshik menenangkanku

"Sekali lagi maaf pak bu,ini semua kesalahan dari pegawai saya. Semuanya akan kami ganti dan tidak perlu membayar lagi"

"Baguslah. Pokoknya saya mau semua ini diperbaiki!"

"Baik pak,sekali lagi kami minta maaf"

"Baik. Saya mau lusa cincin ini sudah beres!"

"Baik pak"

"Sayang,ayo kita pulang"

"Sayang,apakah Jackson masih hidup?"

"Sayang, tentu saja tidak"

"Tapi kenapa nama cincin itu Jackson?"

"Tenang sayang,kita pulang aja ya,ke toko hewannya nanti saja ya"

"Jackson?",ujarku dalan hati

Cinta Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang