Chapter Tujuh Puluh Lima

7 1 0
                                    

"Mau apa loe kesini? Kenapa loe bisa tau gua disini?", tanyaku sama Woojin yang sekarang sudah duduk di depanku

"Pulang yuk sayang. Mama sudah menunggu kita. Kasihan juga calon bayi kita", ujar Woojin dengan nada merayuku

"Pulang saja sendiri. Gua masih mau di sini. Loe belum jawab pertanyaan gua. Tau darimana gua ada di sini", ujarku dengan nada dan wajah jutek

"Gua hanya mau pulang bareng loe saja. Gua tau loe disini karena ada bodyguard mama yang menyuruh mengikuti loe sayang", ujar Woojin dan itu membuat aku kaget

Ternyata aku selama ini diikuti oleh bodyguard suruhan dari mamanya Woojin.

"Bodyguard?", tanyaku dengan nada dan wajah tidak percaya

"Iya. Mama sudah tau kalau bakal kejadian seperti ini, makanya mama menyuruh bodyguard untuk mengikuti loe sayang. Tadinya aku juga tidak tahu, sampai akhirnya mama memberitahu gua", ujar Woojin

"Ya udah. Loe khan sekarang sudah tahu gua di sini, jadi loe mending pulang lagi saja ke Jakarta. Gua mau sendirian dulu di Bandung", sahutku

"Tidak. Gua pulang ke Jakarta kalau loe ikut sama gua. Ohhh, atau loe nggak mau ikut pulang karena kepincut cowok tadi ya", sahut Woojin dengan nada menyindirku

"Apa-apaan sih cemburu nggak jelas gitu. Harusnya gua yang marah di sini. Ngapain loe menyusul gua di sini, bukannya loe lagi senang-senang dengan mantan pacar loe yang cantik dan seksi itu", sahutku balik menyindir Woojin

"Gua khan sudah bilang kalau gua tidak ada hubungan apa-apa sama Lea sayang. Lea itu hanya masa lalu gua sayang. Loe dan calon bayi kita adalah masa depan gua. Gua harus gimana lagi biar loe percaya", ujar Woojin dengan nada dan wajah sendiri

"Tinggalkan gua sendiri. Gua ingin sendiri dulu. Gua butuh waktu berpikir", ujarku

"Tidak. Gua tidak mau meninggalkan loe sendiri, apalagi kondisi loe yang sedang hamil, belum lagi kalau loe tiba-tiba ngidam. Pulang ya sayang. Gua bakal melakukan apapun yang loe mau. Gua rela loe suruh apapun, asal loe pulang bareng gua", ujar Woojin sambil memegang tanganku

"Loe mau melakukan apapun yang gua suruh", ujarku sambil menatap matanya Woojin dengan tajam

"Iya, apapun sayang", sahut Woojin masih memegang tanganku

"Kalau gitu gua mau selama hamil, loe tidak datang ke kantor. Semua pekerjaan kantor loe kerjakan di rumah termasuk meeting. Kalau gua lihat loe datang ke kantor tanpa sepengetahuan gua, maka jangan harap kita bertemu lagi. Gua akan pergi selama-lamanya dari kehidupan loe", ujarku dengan nada dan wajah tegas

"Iya sayang. Gua akan menuruti semua yang loe katakan. Kalau gitu kita pulang ke Jakarta ya", sahut Woojin

"Nggak mau. Gua mau liburan dulu di Bandung", ujarku dengan wajah cemberut

"Baiklah. Kita liburan dulu di Bandung, tapi sayang gua khan nggak bawa baju dan celana ganti, kita beli dulu ya", sahut Woojin

"Loe nggak bawa apa-apa ke sini sayang?", tanyaku

"Iya, karena di pikiran gua hanya loe balik dengan gua sekarang juga", ujar Woojin

"Itu khan salah loe juga. Siapa suruh buat gua cemburu dengan dekat-dekat dengan cewek penggoda itu", ujarku

"Siapa yang dekat-dekat dengan Lea sayang. Lea sendiri yang tiba-tiba datang. Kita tidak usah membicarakan soal Lea lagi ya. Mending kita beli baju dan celana habis itu kita ke hotel", sahut Woojin

"Loe sudah makan sayang?", tanyaku

"Belum sayang", sahut Woojin

"Ya ampun. Kalau gitu loe makan dulu. Makanan di kafe ini enak banget. Habis makan baru kita beli baju dan celana buat loe", ujarku

"Oke sayang. Ohya, loe belanja apa saja itu. Habis berapa semua itu? Nanti uangnya gua ganti ya sayang", sahut Woojin

"Gua tadi belanja segala macam. Nggak usah diganti uangnya", ujarku

"Nggak mau. Pokoknya gua akan ganti uang yang sudah loe belanjakan, bagaimanapun sekarang loe adalah tanggung jawab gua", sahut Woojin dengan nada tegas

"Iya...Iya... Ya udah, sekarang yang penting loe makan. Gua nggak mau loe sakit", ujarku

Kemudian aku memesan makanan buat Woojin dan akupun makan lagi. Entah mengapa aku merasakan lapar lagi. Apa mungkin karena aku sedang hamil jadi aku sering merasa kelaparan.

Selesai makan aku menemani Woojin membeli baju dan celana. Selain itu aku juga menemani Woojin membeli perlengkapan mandi. Ternyata Woojin benar-benar tidak membawa apa-apa selain baju dan celana yang dipakai.

Setelah berbelanja aku dan Woojin balik ke hotel. Woojin memutuskan untuk mandi sedangkan aku menyiapkan baju dan celana Woojin di kasur kemudian aku menonton televisi.

"Sayang, pilihan hotelnya bagus banget. Gua suka banget suasana hotelnya. Ngomong-ngomong loe sewa berapa lama hotelnya", ujar Woojin

"Iya dong. Padahal gua mendadak pesannya begitu turun dari stasiun kereta api. Gua sewa selama seminggu", ujarku dengan nada santai

"Oke. Kalau gitu kita puas-puasin liburan selama seminggu, hitung-hitung kita bulan madu duluan", ujar Woojin

"Loe nggak keberatan kita seminggu di Bandung sayang. Terus nanti pekerjaan loe yang di Jakarta gimana sayang", sahutku dengan nada dan wajah khawatir

"Loe tenang saja, nanti gua tinggal telpon asisten gua saja dan soal meeting sementara bisa diambil alih oleh papa, yang penting gua mau menghabiskan liburan dulu dengan istri dan calon bayi kita", sahut Woojin sambil mencium keningku

"Gua belum jadi istri loe", ujarku

"Sebentat lagi loe jadi istri gua, apa bedanya sayang", ujar Woojin sambil mencium keningku lagi

"Tau ah", sahutku

Cinta Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang