Chapter Tiga Puluh Empat

15 2 0
                                    

Hari ini seperti hari-hari sebelumnya aku dan Wonshik sedang berada di taman kompleks perumahan aunty Sarah untuk mengajak Lily jalan-jalan dan bermain. Hampir setiap hari Wonshik datang untuk menemuiku, kadang kami hanya ngobrol dan bermain dengan Lily di rumah atau seperti hari ini kami mengajak Lily main di taman kompleks perumahan.

"La"

"Hmm, kenapa Wonshik?"

"Kapan loe rencana pulang ke rumah?"

"Belum tau, loe sendiri?"

"Gua ngikut aja, kalau loe balik gua juga balik"

"Ihh kok gitu, nanti kerjaan loe gimana?"

"Kerjaan gua sih sudah dihandle sama sekretaris, kerjaan loe sendiri gimana La?"

"Gua cuti selama dua minggu. Selama ini gua belum pernah pake jatah cuti gua, jadi dikasih. Paling minggu depan gua balik"

"Kita balik bareng aja ya"

"Tapi gua bingung gimana bawa Lily ya, gua nggak mau Lily ditinggal", ujarku dengan nada sedih

"Lily bawa aja"

"Tapi khan di pesawat nggak boleh bawa binatang"

"Gua bawa pesawat pribadi La, jadi Lily bisa kita bawa, terus gua juga sudah siapkan dokter hewan yang ikut dalam penerbangan kita", sahut Wonshik sambil mengelus rambutku

"Serius Wonshik?"

"Apa yang nggak gua lakukan untuk tunangan gua. Loe mau minta apapun akan gua kabulkan"

"Makasih banyak ya dan maaf kalau gua selalu merepotkan loe", ujarku sambil tersenyum manis

"Jangan pernah punya pikiran kalau loe merepotkan gua, karena loe sama sekali tidak pernah merepotkan gua, malah loe sekarang merupakan tanggung jawab gua, karena gua adalah tunangan loe La"

"Iya, tapi khan kita belum resmi bertunangan", ujarku

"Kata siapa kita belum resmi bertunangan. Bagi gua kita sudah resmi bertunangan, hanya pestanya saja yang belum"

"Tapiii..."

"Tapiii apa?"

"Gua belum pake cincin nih", sahutnya sambil menunjukkan tanganku yang masih polos yang belum ada cincin melingkar di jariku

"Aw.. gua sampai lupa. Gimana kalau besok malam kita beli cincin tunangannya. Loe mau model seperti apa La?"

"Nanti aja, pas kita ngadain pesta pertunangan aja"

"Nggak mau, maunya besok malam. Pokoknya gua mau cowok-cowok yang berani deketin loe tau kalau loe sudah ada pemiliknya", sahut Wonshik dengan nada cemburu

"Adeuuuh pacar gua cemburuan gini. Lagian mana ada cowok yang mau cewek kayak gua"

"Gua nih tunangan loe bukan pacar", sahut Wonshik dengan nada ngambek kayak anak kecil

"Iya, iya. Tuan Wonshik yang gua sayangi dan cintai adalah tunangan gua bukan pacar. Begitu khan?"

"La, coba ulangi kata yang loe bilang sayangi dan cintai, gua bahagia banget dengarnya", sahut Wonshik sambil memelukku

"Wonshik malu ih, nanti diliatin banyak orang", ujarku sambil menutup wajahku

"La, loe beneran sayang dan cinta sama gua?. Gua tau sebagai tunangan loe banyak kekurangan  tetapi gua berusaha akan memperbaikinya. Gua bersumpah akan selalu menjaga dan bertanggung jawab untuk loe La", sahut Wonshik dengan wajah serius sambil memandangku

"Iya, gua sayang dan cinta sama loe Wonshik. Terima kasih loe hadir di saat gua membutuhkan seseorang saat ini setelah gua kehilangan orang yang gua cintai. Gua juga tau sebagai tunangan loe juga banyak kekurangan dan gua janji akan berusaha untuk memperbaikinya. Gua bahagia loe menerima gua apa adanya. Di saat dulu gua galak dan judes sama loe, bukannya loe jauhin gua yang ada loe tetep mendekati gua. Maafin atas sikap dan tingkah laku gua dulu sama loe"

"Gua juga sayang dan cinta sama loe La. Ayo kita melangkah bersama masa depan kita untuk mendapatkan kebahagiaan kita bersama, loe mau khan La? Kita bangun rumah tangga bersama nantinya dengan hadirnya anak-anak kita yang lucu-lucu dan imut"

"Iya gua Park Wonshik. Ohya, emang loe mau ingin punya anak berapa?"

"Gua terserah nyonya aja"

"Apaan sih, dari tadi godain gua aja. Berhubung kita sudah punya anak, nih Lily, jadi gua ingin anak kita dua aja ya"

"Hahahaha, aw.. aw.. jadi Lily anak pertama kita ya"

"Kenapa? Loe nggak ngakuin Lily sebagai anak kita"

"Tentu saja gua mau. Laa... kalau bisa gua ingin anak kita kembar ya, kembar cowok gitu. Seru nanti gua ajak main"

"Boleh, kembar tapi gua maunya kembarnya cowok cewek"

"Iya, terserah nyonya saja. Nanti kita buat bareng ya", sahut Wonshik menggodaku

"Udaaah ah, kita pulang. Perut gua sudah lapar banget dan kayaknya Lily juga sudah lapar"

"Iya,iya kita pulang. Gua senang liat loe malu-malu gitu La, loe kelihatan gemes banget"

Akhirnya aku dan Wonshik berjalan kembali ke rumah. Di dalam perjalanan Wonshik tidak berhenti menggodaku. 

"Luluuuu, kita pulang", teriakku memanggil Lulu

"Akhirnya kalian pulang juga. Tuh, kakak loe pulang"

"Lohh, ada Woojin", ujarku kaget melihat Woojin sudah duduk di ruang tamu

"Hyuung, lama banget perginya"

"Ngapain loe disini Woojin?"

"Hyung, kita khan mau nonton. Hyung khan janji mau traktir gua nonton hari ini"

"Ya ampun gua lupa. Gimana kalau kita nonton berempat, double date gitu"

"Double date? Sama nenek lampir ini?", sahut Woojin sambil menunjuk ke Lulu

"Siapa yang loe bilang nenek lampir!!!", teriak Lulu

" Kalau loe nggak mau kita nggak jadi nonton"

"Iya, iya gua mau"

"Nah gitu dong"

"Ya udah, kalau gitu aku sama Lulu ganti baju dulu ya", ujarku sambil menarik tangan Lulu

"Dandan yang cantik ya sayaaang", ujar Wonshik dan itu berhasil membuat wajahku bersemu merah. Bisa-bisanya Wonshik menggodaku di saat disitu ada Lulu dan Woojin.

Akhirnya tepat jam 7 malam kami pergi berempat dengan menggunakan mobilnya Wonshik. Aku duduk di samping Wonshik yang menyetir sedangkan Lulu dan Woojin duduk di belakang.

Cinta Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang