Chapter Delapan Puluh Dua

9 0 0
                                    

"Sayang, ayo bangun, mandi terus kita sarapan, katanya mau ke kebun strawberry", ujar Woojin

"Sekarang jam berapa sayang?", tanyaku masih dengan suara serak orang baru bangun tidur

"Sekarang jam 6 sayang, ayo bangun, terus mandi dan habis itu kita sarapan bareng. Katanya mau ke kebun strawberry. Paling enak ke kebun strawberrynya tuh pagi-pagi soalnya kalau siang khan panas dan aku tidak mau kamu kelelahan sayang dan tidak bagus juga untuk kehamilan kamu sayang", ujarku

"Iya sayang, aku bangun", sahutku

Kemudian aku bergegas ke kamar mandi. Aku memutuskan berendam air hangat.

Selesai mandi dan berganti pakaian aku dan Woojin sarapan di restoran. Tadinya Woojin mengajak aku sarapan di kamar saja tapi aku tidak mau karena aku ingin sarapan di restoran hotel karena pilihannya lebih banyak.

"Banyak banget ambil makanannya sayang", ujar Woojin yang kaget melihat aku yang mengambil banyak makanan dan hampir semua makanan di restoran hotel ini aku ambil tanpa kecuali

"Memang kenapa? Nggak boleh? Kamu malu? Kalau kamu malu aku balikin semua", ujarku yang berdiri sambil membawa makanan-makanan yang sudah aku ambil untuk aku balikin tetapi Woojin menahan tanganku

"Bukan begitu sayang, aku takut kenapa-kenapa dengan perut kamu kalau makan banyak sayang. Ayo duduk lagi, terus habisin makannya. Nanti kalau kamu kurang, boleh kok nambah lagi", sahut Woojin sambil tersenyum manis

"Kamu nyindir ya sayang. Bilang aja kalau aku tidak boleh nambah. Tenang saja aku tidak akan nambah. Asal kamu tahu ya sayang bukan kemauan aku seperti ini tetapi ini kemauan calon bayi di perut aku. Kamu lupa sayang kalau aku sedang hamil jadi aku makan bukan buat diri aku sendiri tetapi buat calon bayi di perut aku. Udah ah, aku berhenti makan saja. Sudah tidak selera lagi", ujarku dengan nada ketus

"Ya Tuhan sayang. Jangan gitu dong sayang. Maafkan aku ya sayang. Aku lupa kalau kamu makan bukan buat diri sendiri tetapi buat calon bayi kita. Jangan marah ya sayang. Ayo dong dimakan lagi, kasihan babynya", ujar Woojin dengan nada merayu

"Jadi aku boleh lanjut makan lagi? Kamu nggak akan malu dan melarang aku makan banyak khan", sahutku

"Tidak sayang. Ngapain aku malu toh itu juga untuk kamu dan baby kita", sahut Woojin sambil memegang tangan aku

"Jadi aku boleh nambah lagi khan? Kamu nggak akan melarang aku nambah lagi khan?", tanyaku

"Boleh sayang. Makanlah yang banyak ya sayang", sahut Woojin sambil mencium tanganku

"Ya udah, aku lanjut makan lagi. Sayang, aku bisa minta tolong nggak", ujarku dengan nada merayu

"Apa sayang? Kamu mau minta tolong apa?", tanya Woojin

"Aku mau kamu bilang ke chef hotel ini untuk buatin aku rujak. Aku ingin rujak", sahutku

"Apa sayang!! Kamu minta aku bilang ke chef hotel ini untuk buatin kamu rujak? Kita beli rujaknya di luar saja ya sayang. Masa aku minta tolong ke chef hotel ini sayang, yang benar saja", sahut Woojin

"Oh, kamu nggak mau sayang? Kamu sudah tidak sayang lagi sama aku? Oke, nggak apa-apa, kalau gitu mulai hari ini kita tidur terpisah. Silahkan kamu pesan kamar lagi di hotel ini sayang dan jangan harap aku mau sekamar sama kamu", sahutku dengan nada dan wajah mengancam dan seketika Woojin diam membisu

"Kok gitu sayang? Kamu mending menyuruh aku apapun asal jangan yang itu ya sayang. Terus mana bisa aku tidak sekamar sama kamu sayang, apalagi kalau aku tidak tidur memeluk kamu sayang", ujar Woojin dengan nada dan wajah memelas

"Bodo amat!! Kamu pilih tidur di kamar lain di hotel ini atau memenuhi permintaan aku", sahutku masih dengan nada dan wajah mengancam

"Oke...Oke sayang....Aku akan bilang ke chef hotel ini untuk bikinin kamu rujak. Semoga saja chef hotel ini tidak keberatan ya sayang", sahut Woojin sambil berdiri dan berlalu meninggalkan aku yang masih asyik sarapan

Tidak lama kemudian Woojin membawa sepiring rujak dan itu membuat aku sangat bahagia.

"Wah, makasih sayang. Kamu memang calon suami terbaik di dunia ini. Ngomong-ngomong kok kamu bisa mendapatkan rujak ini sayang?", ujarku dengan nada dan wajah bahagia melihat sepiring rujak di meja

"Sama-sama sayang, aku juga bahagia melihat kamu seperti ini. Untung chef hotelnya baik sayang. Tadinya aku mau bayar rujaknya tetapi katanya tidak usah karena chef hotelnya ingat dulu istrinya saat hamil dan mengidam sangat membuat dia repot jadi chef hotelnya memberikan semua ini gratis", ujar Woojin

"Wah serius sayang? Rujak ini gratis?", tanyaku

"Iya sayang gratis malah chef hotelnya mendoakan kamu nanti melahirkannya lancar", sahut Woojin

"Masih ada orang baik di dunia ini ya sayang walaupun dia chef hotel tetapi masih mau menolong orang lain", ujarku

"Iya sayang, makanya kamu habiskan semua makanan ini baru setelah itu kamu habiskan rujaknya", ujar Woojin

"Iya sayang, aku akan menghabiskan semua makanan dan rujak ini karena aku mau calon bayi di kandungan aku ini sehat. Kamu juga makan lagi sayang. Temani aku menghabiskan semuanya", sahutku

"Iya sayanh, kamu tenang saja. Aku akan makan lagi kok", ujar Woojin

"Kamu tidak boleh makan sedikit. Pokoknya kamu harus makan banyak kayak aku", sahutku

"Iya sayang", ujar Woojin

Cinta Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang