Chapter Empat Puluh Lima

7 2 0
                                    

Hari ini aku sudah berada di apartemen ku sendiri. Setelah beberes baju-baju, aku memutuskan untuk memasak, karena jam sudah menunjukkan jam 11 siang dan perutku sudah tidak bisa diajak kompromi.

Setelah mengecek isi kulkas, ternyata cuma ada telur saja, jadilah aku memutuskan belanja dulu di supermarket yang berada di bawah apartemenku ini.

Ketika aku membuka pintu betapa kagetnya aku kalau Wonshik sudah berada di sana.

" Sayang, ngapain berdiri disitu, bikin kaget aja", ujarku sambil memukul tangannya

" Adeuuh, bukannya dipeluk kok malah gua dipukul. Mau kemana sayang? "

" Gua mau belanja di supermarket bawah. Tumben datang kemari,memang nggak ada operasi?", ujarku sedikit menyindir

" Sayang, nggak senang gua ada disini?"

" Biasa aja, udah ah, gua lapar, mau ke supermarket habis itu mau masak"

" Sayang, gimana kalau kita makan dulu di kafe bawah, habis itu baru loe belanja deh"

"Nggak ah, sekarang lagi tanggal tua, harus hemat, belum gajian"

" Hahahahaha, sayang, loe kok lucu banget sih, khan ada gua, gua lah yang traktir, lagipula gua ini khan tunangan loe jadi sudah tanggung jawab gua untuk membahagiakan loe"

"Aissh, kita ini belum resmi tunangan lo, baru calon tunangan"

" Oooh, jadi loe mau kita rayakan pertunangan kita, boleh nanti gua bilang sama mama papa ya"

" Apaan sih, udah ah, gua lapar banget nih"

" Iya, iya, yuk kita kafe sekarang, bebas loe mau makan apa aja, gua yang traktir"

" Serius ya, gua mau makan apa aja, loe yang traktir"

" Iya, sayangku"

Akhirnya aku memilih kafe steak yang berada di bawah apartemenku. Selain memilih double beef steak, aku juga memilih spaghetti, kentang goreng,cream soup, matcha latte, chocolate ice cream, ice lemon tea dan beberapa cake.

" Sayang, nggak salah loe pesan semua ini", ujar Wonshik kaget melihat meja yang kami tempati penuh dengan pesananku

" Emang kenapa? Loe keberatan gua pesan sebanyak ini? Katanya tadi gua bebas mau makan apa", ujarku sewot

" Bukan begitu sayang, gua takutnya semua ini nggak habis"

" Kalau nggak habis tinggal dibungkus, khan bisa buat cemilan gua nanti malam"

" Iya, iya, terserah loe aja sayang"

" Loe kok makannya dikit, nggak selera ya makan bareng gua"

" Ya ampun sayang, hari ini loe kenapa sih, lagi datang bulan ya, bawaannya marah mulu"

" Iya, gua datang bulan, emang kenapa? "

" Udah, yuk kita makan, pasti loe lapar banget khan. Maafin gua ya sayang"

" Oke, karena loe sudah mentraktir gua sebanyak ini, gua maafin"

" Sayang, nanti beres makan temenin gua ya"

" Terus belanja gua di supermarket gimana"

" Nanti habis dari sana gua temenin loe belanja dan semua belanjaan loe gua yang bayar"

" Iih, kok loe yang bayar, khan loe sudah traktir gua makan"

" Nggak apa-apa, khan sudah gua bilang kalau loe adalah tanggung jawab gua. Mau ya temenin gua bentar aja kok"

" Iya, gua temenin"

Betapa terkejutnya aku kalau Wonshik mengajakku ke toko berlian.

" Kita mau ngapain ke sini?", tanyaku

" Gua mau beli sesuatu buat loe"

" Sayang, ini khan mahal, kita keluar aja yuk, kita beli di toko perhiasan biasa aja"

" Sayang, nggak apa-apa, gua sengaja ke sini mau belikan sesuatu buat loe"

" Jangan ya sayang, mending uangnya kita tabung untuk biaya pernikahan, lagipula gua masih simpen kalung pemberian loe waktu itu dan itu juga ada berliannya, itu saja bagi gua sudah cukup kok", ujarku sambil memegang tangannya

" Tapi bagi gua tidak cukup, karena di jari loe belum ada apa-apa, yang berarti loe belum terikat sama gua, bahaya nanti kalau ada cowok lain yang mendekati loe, dilihatnya loe belum ada yang punya"

" Lagipula siapa coba yang mau mendekati gua, justru loe yang banyak dekati, belum lagi pasien dan perawat-perawat di rumah sakit yang sudah pasti cantik-cantik"

" Hahahahaha, nah makanya itu kita beli cincin ya sayang, dimana cincin itu sebagai pengikat buat kita berdua, loe mau ya"

" Iya, gua mau"

Akhirnya kami berdua melihat-lihat cincin yang ada di etalase.

" Sayang, gimana kalau kita beli cincin yang ini", ujar Wonshik padaku. Memang  dari awal aku sudah suka dengan cincin karena modelnya yang sederhana tetapi aku mengurungkan niatku karena harganya yang luar biasa mahalnya

" Yang lain aja ya", ujarku pelan

" Kenapa? Loe nggak suka? Atau ada cincin lain yang loe suka"

" Harganya terlalu mahal", sahutku jujur

" Hahahahaha"

" Kok loe malah ketawa sih", ujarku kesal

" Sayang, kalau loe suka cincin itu bilang aja, masalah harganya tidak masalah buat gua. Mbak, saya dan tunangan saya mau cincin itu, tapi saya mau sesuai dengan ukuran jari kami berdua"

" Baik tuan, mari kita ukur dulu jari tuan dan nona"

" Aish sayang, cincin ini terlalu mahal"

" Sst, apapun yang loe mau pasti akan gua kabulkan"

" Baik tuan, kira-kira cincin ini akan jadi sekitar 3-4 hari, tuan mau bayar lunas atau mau bayar DP nya dulu"

" Saya akan bayar lunas, ini kartu debit saya"

" Baik, mari kita langsung ke meja kasir untuk mengurus biaya administrasinya, ohya di cincin ini ada yang mau ditambahkan tuan"

" Oh ya, saya mau didalam cincin ini ada nama saya dan tunangan saya ini"

" Baik, sebentar, bisa tuan tuliskan namanya disini"

" Oke, makasih"

" Sama-sama tuan"





Cinta Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang