Chapter Tujuh Puluh Sembilan

5 0 0
                                    

"Hai Lu", ujar Wonshik saat kami sudah sampai di rumah mama dan papa

Memang mama dan papa masih belum pulang juga dari liburan.

"Hai Wonshik. Waaah, kalian bawa makanan dan minuman apa itu? Kok banyak banget. Tau aja kalau gua lapar banget", sahut Lulu dengan nada dan wajah bahagia

"Aisshh, kapan perut loe kenyang sih Lu. Perasaan setiap lihat makanan selalu lapar", sahutku dengan nada menyindir Lulu

"Jangan gitu dong La. Gua beneran lapar. Maklum gua belum makan dari siang, hanya makan sepotong tuna sandwich saja", ujar Lulu

"Serius loe? Tumben banget. Memang loe sibuk banget di butik?", tanyaku

"Sangat sibuk. Gua lagi banyak orderan. Sini makananannya La, gua taruh di piring", ujar Lulu

Kemudian aku membantu Lulu menyiapkan makanan dan minumannya untuk kami taruh di meja makan.

"La, ini kok banyak banget makanan dan minumannya. Sudah kayak mau adain pesta saja", ujar Lulu

"Soalnya nanti ada tamu istimewa yang bakal datang", ujarku dengan nada menggoda Lulu

"Hah? Siapa? Apa mama dan papanya Wonshik mau datang La? Loe mau dilamar ya La?", tanya Lulu

"Sembarangan kalau loe ngomong Lu. Siapa juga yang mau dilamar", sahutku sambil memukul tangannya Lulu

"Kirain La. Siapa tau saja loe yang bakal nikah duluan daripada gua", sahut Lulu

"Kalau feeling gua sih loe yang bakal nikah duluan sih Lu", ujarku dengan nada menggoda Lulu

"Aisssh, gua bakal nikah sama siapa coba, pacar aja nggak ada", ujar Lulu dengan wajah cemberut

"Selamat malam semua. Maaf kalau gua terlambat", ujar Woojin yang datang bersama Wonshik. Ternyata Wonshik tadi yang bukain pintu untuk Woojin

"Ayo masuk Woojin. Kita makan bareng", ujarku

"La, ngapain nih orang di sini. Kagak salah loe undang dia makan di sini, bikin gua mau muntah saja", sahut Lulu berbisik di telingaku

"Nggak boleh gitu Lu. Loe nggak boleh terlalu benci gitu, yang ada nanti bakal jatuh cinta sama Woojin loh Lu", ujarku masih berbisik di telinga Lulu

"Gua? Jatuh cinta sama makhluk seperti dia Lu? Nggak bakal mungkin sampai kiamat juga", ujar Lulu dengan nada yakin berbisik di telingaku

"Nggak boleh gitu Lu. Nanti kemakan omongan sendiri loh", ujarku dengan nada berbisik di telingaku

"Kalian berdua daritadi bisik-bisik saja. Ngomongin apaan sih sayang", ujar Wonshik

"Nggak ada sayang. Ayo kita makan bareng", sahutku

Kemudian kami makan bareng. Tadinya Lulu mau duduk di sebelah aku tetapi aku melarangnya. Akhirnya jadilah Lulu duduk sebelahan dengan Woojin dan aku duduk bersebelahan dengan Wonshik.

"Makanannya nggak enak ya Lu, kok loe cemberut dan seperti tidak menikmati makanannya", ujar Wonshik

"Enak kok oppa", ujar Lulu sambil tersenyum

"Kalau enak kenapa wajah loe kayak gitu Lu atau jangan-jangan loe kagak suka sama makanannya ya", ujar Wonshik

"Aisssh dasar jadi cewek milih-milih makan", ujar Woojin dengan nada menyindir tajam

"Maksud loe ngomong gitu apa?!", ujar Lulu dengan nada ketus

"Udah...Udah...Jangan berantem terus", sahutku

"Sayang, gimana kalau habis ini kita nonton film", ujar Wonshik

"Memang loe besok nggak kerja di rumah sakit sayang", sahutku

"Nggak sayang. Besok gua libur", ujar Wonshik

"Sayang, kalau besok saja kita nontonnya gimana", sahutku

"Loe capek ya sayang", sahut Wonshik sambil mencium tanganku

"Eheem, bisa kali bermesraannya nanti saja, nggak liat apa ada gua yang jomblo gini", sahut Lulu

"What!! Loe jomblo Lu, terus yang di sebelah loe siapa? Bukannya yang di sebelah itu tunangan loe ya", sahutku dengan nada menggoda Lulu

"Jangan mulai deh La. Ohya, maaf semua berhubung gua sudah kenyang jadi gua duluan ya ke kamar, soalnya besok gua masih sibuk di butik", ujar Lulu yang berdiri dari kursi dan hendak meninggalkan kami semua

"Kok loe makannya dikit Lu, bukannya tadi katanya loe lapar Lu. Jangan buru-buru kali makannya. Makanannya masih banyak loh", sahutku

"Tapi...", ujar Lulu

"Makan lagi kali Lu. Ini pizzanya masih banyak", sahutku

"Dasar cewek, sok diet!!", ujar Woojin dengan nada ketus

"Woojin!!! Jaga sikap loe!!!", teriak Wonshik

"Sabar sayang, jangan marah-marah", sahutku sambil memegang tangannya Wonshik

"Gua nggak suka sikapnya Woojin sayang. Kalau loe nggak bisa bersikap sopan mending loe pulang saja", ujar Wonshik dengan nada dan wajah tegas

"Maaf hyung", sahut Woojin

"Minta maafnya bukan sama gua tapi sama Lulu, karena omongan loe menyakiti hati Lulu", sahut Wonshik masih dengan nada dan wajah tegas

"Maafin gua ya Lu", ujar Woojin

"Iya, gua juga minta maaf", sahut Lulu

"Nah gitu dong, khan enak dilihatnya, bukan begitu sayang", sahutku

"Loe benar sayang", sahut Wonshik

Setelah makan bersama kami memutuskan duduk di sofa sambil menikmati cemilan dan teh hangat.

"Sayang, gimana kalau minggu depan saat akhir pekan kita camping bareng berempat", ujar Wonshik

"Wah, itu ide bagus sayang. Dari dulu gua ingin sekali camping tetapi tidak ada yang mau ajak", sahutku dengan wajah bahagia

"Jadi loe setuju khan sayang kalau minggu depan saat akhir pekan kita camping bareng. Sekarang banyak lokasi yang mengadakan camping dimana mereka sudah menyediakan tendanya", ujar Wonshik

"Asyiiikkk, gua mau banget sayang. Awas kalau loe tiba-tiba membatalkan janji, gua bakal marah banget", sahutku

"Tidak akan sayang, karena gua akan mengambil cuti saat itu. Kalian berdua setuju khan", sahut Wonshik

"Gua...", ujar Lulu

"Ayolah Lu, kapan lagi kita bisa camping gini", ujarku

"Baiklah, gua ikut", sahut Lulu

"Loe Woojin?", tanya Wonshik

"Gua ikut saja hyung", sahut Woojin

"Seep kalau gitu", ujar Wonshik

Cinta Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang