Chapter Sembilan Puluh

10 1 0
                                    

"Sayang, pilihlah box bayi yang kamu mau untuk calon bayi kita", sahut Woojin saat aku dan Woojin berada di toko yang menjual box bayi lagi yang kemarin kami tidak jadi membelinya

"Beneran aku boleh memilihnya? Tapi di sini harga box bayinya mahal-mahal sayang, aku tidak mau merepotkan dan menghabiskan uang kamu sayang. Gimana kalau kita beli box bayinya yang ada di aplikasi belanja online saja, itu jauh lebih murah harganya tetapi bagus", sahutku

"Bagus darimana sayang, box bayi itu biasa saja. Dengar ya sayang, ini calon bayi kita pertama jadi aku mau memberikan yang terbaik buat calon bayi kita ini. Makanya aku mau box bayinya yang bagus dan mewah", sahut Woojin

"Tapi kita khan belum tahu apa jenis calon bayi kita sayang", ujarku

"Kalau soal itu kamu tenang saja sayang. Kita khan bisa beli box bayinya yang bentuk dan warnanya netral", sahut Woojin

"Baiklah sayang. Kalau gitu kita lihat-lihat dulu box bayinya", sahutku

"Iya sayang", sahut Woojin

Kemudian aku dan Woojin melihat box-box bayinya dan setelah cukup melihat-lihat akhirnya aku dan Woojin berhasil mendapatkan box bayi yang dimau. Lalu Woojin melakukan pembayaran meminta box bayi ini dikirim ke alamat rumah orang tuanya Woojin. Tadinya aku bilang sama Woojin kalau box bayi ini dikirim ke alamat apartemen aku saja tetapi Woojin menolaknya karena lebih aman dikirim ke alamat rumah orang tuanya.

Apalagi Woojin bilang setelah menikah aku dan Woojin sementara tinggal di rumah orang tua Woojin baru habis itu tinggal di rumah kita sendiri. Memang Woojin pernah bilang sama aku kalau sudah membeli rumah untuk kami tempati bersama anak-anak kami nantinya tetapi rumah itu masih dalam tahap renovasi dan belum selesai makanya nanti setelah menikah kami tinggal sementara di rumah orang tuanya Woojin dulu.

"Belanja box bayinya sudah, kamu mau kita kemana sayang? Apa kamu mau kita makan dulu?", tanya Woojin

"Aku masih kenyang sayang khan tadi aku sarapan di restoran hotelnya sangat banyak", ujarku

"Hehehehe, harus dong sayang khan sekarang kamu makan bukan buat diri sendiri tetapi untuk calon bayi kita yang ada di perut kamu sayang", sahut Woojin

"Iya sayang, aku tahu kok tapi kamu tuh terlalu berlebihan menyuruh aku makan makanan sebanyak itu", sahutku dengan nada kesal dan wajah cemberut

"Hahahahaha, wajar kalau aku berlebihan sayang karena aku tidak mau terjadi apa-apa sama kamu dan calon bayi kita", sahut Woojin

"Iya, aku tahu tapi nanti kalau aku berubah menjadi sangat gemuk gimana? Apa kamu masih mau sama aku sayang jika aku gendut dan tidak menarik lagi, eh tapi sekarang pun aku biasa saja ya, tidak cantik dan tidak menarik", ujarku

"Hahahahaha, aku tidak masalah kalau kamu berubah menjadi gemuk sayang, khan kamu gemuk karena di dalam perut kamu ada calon bayi kita. Satu lagi siapa bilang kamu cewek biasa saja dan tidak menarik, bagi aku kamu adalah cewek cantik dan menarik. Buktinya saja aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat foto kamu sayang. Jadi berhenti selalu bilang kalau kamu cewek biasa saja dan tidak menarik ya", sahut Woojin sambil mengelus rambutku

"Makasih ya sayang sudah mau menerima dan mencintai aku", sahutku

"Nggak kebalik sayang. Justru aku yang berterima kasih kamu sudah mau menerima dan mencintai aku bahkan kamu sekarang sedang mengandung calon bayi kita. Kamu tahu sayang bagi aku kamu adalah seorang cewek yang hebat. Memang tidak salah mama memilih kamu sebagai pendamping hidup aku", sahut Woojin

"Kamu juga sosok cowok yang hebat dan bertanggung jawab sayang, walaupun awalnya kamu sangat menyebalkan", sahutku

"Khan kamu tahu sendiri alasan aku seperti itu, bukan karena tidak suka sama kamu melainkan karena aku menutupi kegrogian aku saat dekat sama kamu sayang", sahut Woojin

"Iya...Iya...Aku tahu kok sayang", sahutku

"Terus kita mau kemana nih sekarang?", tanya Woojin

"Gimana kalau kita nonton film di bioskop", sahutku

"Wah ide bagus tuh sayang. Ya udah sekarang kita menuju ke bioskop", sahut Woojin

Kemudian aku dan Woojin menuju ke bioskop yang berada di lantai atas mall ini. Sesampainya di bioskop, aku dan Woojin bingung mau nontin film apa karena banyaknya pilihan film-film yang bagus-bagus.

Akhirnya setelah menimbang, maka aku dan Woojin memutuskan menonton film action saja.

"Sayang, kamu beli tiket bioskopnya ya dan aku beli popcorn dan minumannya. Kamu mau apalagi selain popcorn sayang?", sahut Woojin

"Aku mau popcornnya yang caramel ya sayang, terus sama nachos dan minumnya aku air mineral saja khan aku tidak boleh minum soft drink", ujarku

"Siap sayang. Ya udah, aku beli dulu ya, kamu beli tiketnya ya", sahut Woojin

"Siap sayang", sahutku

Kemudian Woojin pergi menuju ke counter yang menjual makanan dan minuman sedangkan aku membeli tiket filmnya. Sudah lama rasanya aku tidak menonton film seperti ini. Apalagi di dalam bioskop ini banyak anak-anak muda yang lagi pacaran. Aku merasa sama seperti mereka, lagipula aku dan Woojin khan memang belum menikah melainkan masih berpacaran. Hanya saja di dalam perut aku ada calon bayi aku dan Woojin.

Cinta Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang