Chapter Lima Puluh

18 2 0
                                    

Sesampainya di hotel,Woojin masih mendiamkanku tanpa sepatah katapun. Bahkan dari raut wajahnya aku dapat menangkap kalau Woojin masih marah padaku,tetapi dengan cueknya aku pun ikut mendiamkannya tanpa peduli sedikitpun.

Aku sengaja melakukannya karena aku ingin tau sampai mana Woojin akan marah padaku. Tetapi satu yang tidak bisa aku kompromi adalah perutku yang sudah terasa sangat lapar.

Kemudian aku memutuskan ke restoran yang ada di hotel ini sendiri tanpa mengajak Woojin,karena aku melihat Woojin sedang menelpon di balkon. Entah Woojin menelpon siapa tetapi dari raut wajahnya kelihatan sangat serius dan aku tidak mau mengganggunya.

Sesampainya di restoran hotel aku memilih beberapa menu,karena jujur perutku sangat lapar. Ketika aku sedang menyantap makananku.

"Sayaaang, loe kok makan disini nggak ngajak",ujar Woojin yang menghampiri mejaku

"Loe tadi sibuk nelpon,gua nggak mau ganggu",jawabku dengan nada cuek

"Maaf,tadi staf kantor nelpon dan ada berkas kantor yang harus gua urus", ujarnya sambil menatap mataku

"Oh..terus sekarang sudah beres semua?", tanyaku

"Sudah sayaaang,tumben loe makannya banyak"

"Kenapa? Nggak boleh,gua makan banyak",ujarku dengan nada judes

"Tentu saja boleh,apa sih yang nggak buat tunangan gua tercinta"

"Kirain nggak boleh,kalau nggak boleh juga nggak apa-apa,gua bayar pakai uang sendiri,nggak masalah"

"Sayaang sudah dong marahnya,gua betul-betul minta maaf dan merasa sangat bersalah"

"Yakin loe merasa bersalah dan tau kesalahan yang loe buat", ujarku dengan nada serius

"Iya, gua tau dan gua janji tidak akan minum alkohol lagi walaupun sedikit", sahutnya dengan nada menyesal

"Benar ya? Loe tidak akan mengulang kesalahan loe lagi khan?",tanyaku dengan nada tegas

"Iya sayaaang,gua janji tidak akan mengulang kesalahan yang sama",ujar Woojin masih dengan nada menyesal

"Oke,gua akan maafin,tetapii..."

"Tetapi apalagi sayang. Gua mohon jangan siksa seperti ini"

"Tetapi jika loe mengulangi kesalahan ini lagi,pertunangan kita batal selamanya dan gua akan pergi menghilang dari sisi loe selamanya dan loe tidak akan pernah bertemu dengan gua lagi",sahutku dengan nada tegas

"Jangan pernah lakukan itu sayang. Gua tidak bisa hidup tanpa loe. Kalau gitu kita baikan sekarang ya sayang"

"Iya,kita baikan. Gara-gara loe gua jadi nggak beres-beres makan",ujarku dengan nada kesal

"Suapiin,gua mau disuapin",sahut Woojin dengan nada manja

"Iiih,loe nggak malu apa diliatin orang"

"Pokoknya gua mau disuapin. Kalau loe nggak mau suapin,gua nggak akan makan. Biarin aja gua kelaparan",sahutnya dengan nada ngambek

"Iya,iya gua suapin",ujarku mengalah. Akhirnya aku memilih menyuapin Woojin. Mana tega aku membiarkan Woojin kelaparan.

"Sayaaang...sayaaang. Nanti boleh gua minta jatah ya",sahut Woojin dengan senyum smirk membuat bulu kudukku merinding

"Jatah apa ya?!",sahutku pura-pura tidak tau

"Jangan pura-pura tidak tahu sayang,pokoknya malam ini gua minta jatah",sahut Woojin masih dengan senyum smirknya

Akhirnya setelah makan kami kembali ke dalam kamar. Begitu sampai di dalan kamar,tiba-tiba Woojin langsung memelukku dengan erat sambil mencium telingaku.

"Sayaaang, gua sudah nggak kuat",ujar Woojin sambil menggigit telingaku

"Sayaaang...Aaahh...Aah...",ujarku

"Kita lakukan sekarang ya sayaaang",sahut Woojin sambil pelan-pelan membuka bajuku

"Sayaaang...tapi gua ingin mandi dulu"

"Nggak usah mandi,nanti kita juga berkeringat lagi"

Ketika Woojin semakin agresif menciumku dan aku sebentar lagi bakal telanjang,tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar kami.

"Aaargg,siapa sih yang ganggu!!",teriak Woojin kesal

"Buka dulu sayaang",sahutku sambil memakai bajuku kembali

"Iya...Iya...",ujar Woojin sambil membuka pintu dan betapa terkejutku kami berdua melihat yang datang

"Hyung...Lala..."

"Hai..",ujar Woonshik sambil mengedipkan salah satu matanya

"Hai Woojin..Hai kembaran..",ujar Lala sambil tersenyum

"Lala..Kapan kalian datang?",sahutku

"Hyung,ngapain kalian disini?"

"Aw..aw..tentu saja kami kesini mau liburan dong,emang kalian aja yang bisa liburan",sahut Wonshik

"Tunggu..Tunggu..Sayang..sepertinya kita datang di saat yang salah,bukan begitu kembaran?!",sahut Lala dengan nada menggoda

"Apaaan sih La,gua baru mau mandi kok",ujarku

"Yakiiin?"

"Sudah..Sudah sayang,jangan menggoda mereka berdua,liat muka mereka berdua sudah merah seperti tomat,hahahahaha",ujar Wonshik dengan senyum menggoda

"Hahahaha,betul juga sayang. Kalau gitu gua nggak jadi menggoda lagi deh. Lu,gua lapar,ada makanan yang bisa dimakan nggak?"

"Kalian berdua lapar? Kalau gitu gua pesenin makanan lewat telpon aja ya",ujarku sambil berlari ke meja yang ada telponnya untuk menghindari ditanya-tanya lagi

"Iya,pesan yang banyak ya Lu,jangan lupa minumannya juga yang segar"

"Oke"

"Woojin,loe itu ya. Tolong rada diredam sedikit kenapa sih kemesumannya",sahut Wonshik dengan nada tegas

"Maksud hyung apa?"

"Jangan pura-pura bego,emang hyung nggak tau apa yang akan loe lakukan tadi sama Lulu. Kalau sampai Lulu hamil nanti gimana",ujar Wonshik dengan mata melotot

"Ya gua akan tanggung jawab,toh kami berdua juga akan segera menikah"

"Bodoh! Tunangan aja belum,ini mau menikah",sahut Wonshik sambil memukul kepala Woojin

"Aadaaw..sakit hyung"

"Itu hukuman buat orang yang susah dikasih tau"

"Tapi hyung beneran kok,gua maunya langsung menikah sama Lulu. Tidak perlu tunangan-tunangan segala",ujar Woojin dengan nada tegas

"Bagus deh,tapi ingat setelah menikah loe harus bertanggung jawab penuh sebagai suami,jangan pernah menyakiti hati Lulu"

"Tentu saja hyung"

"Sayaang,masa mereka menikah duluan dari kita",ujar Lala dengan manja

"Siapa bilang,tentu saja kita berdua yang akan menikah duluan"

"Gimana kalau kita menikah bareng aja",ujarku

"Waaah,itu ide yang bagus Lu,gua setuju,loe juga setuju khan Woojin?"

"Iya hyung,gua juga setuju"

"Kalau gitu,kita harus segera menelpon mama dan papa untuk menyelenggarakan pernikahan bukan pertunangan"

"Tapii..sebelum itu perut gua lapar nih,Lu,loe udah pesan makanan khan?"

"Iya sudah,bawel banget sih. Tinggal tunggu aja kok"

"Oke,hehehehe"

Cinta Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang