Chapter Tiga Puluh Tujuh

14 2 0
                                    

Hari ini aku dan Lulu beserta Lily anjingku sudah berada di bandara untuk balik ke rumah. Sesuai janji Wonshik kami akan terbang menggunakan pesawat pribadinya Wonshik. Disana sudah ada dokter hewan juga yang disiapkan Wonshik untuk menjaga Lily selama penerbangan.

"Ayo sayang, kita naik ke pesawat sekarang", ujar Wonshik sambil menggandeng tanganku

"Lily, gimana?", tanyaku dengan nada khawatir

"Biar saya saja yang pegang mbak", sahut dokter sambil mengambil Lily dariku

"Makasih banyak dok"

"Sama-sama mbak"

Akhirnya kami berlima naik ke pesawat pribadinya Wonshik. Betapa kagetnya aku kalau pesawat pribadinya Wonshik ini sangat mewah. Bahkan di dalam pesawat ada minuman dan cemilan yang tersedia. Selain itu di dalam pesawat ada tiga orang pramugari yang siap melayani kami.

"Sayang, loe mau minum apa?", tanya Wonshik padaku

"Gua mau minum orange juice aja", ujarku. Kemudian Wonshik memanggil pramugari untuk menyiapkan orange juice untukku

"Loe nggak mau makan sayang?", tanya Wonshik lagi sambil menatap mataku

"Gua masih kenyang sayang, gua ngantuk. Boleh ya gua tidur dulu?"

"Bentar sayang, biar gua suruh pramugari untuk ambil bantal dan selimut"

"Makasih sayang"

Akhirnya aku pun tertidur dan tidak lama kemudian aku kebangun karena ada yang mengelus rambutku.

"Maaf,kalau gua jadi ngebangunin loe La", sahut Wonshik sambil tersenyum

"Nggak kok,gua tidur lama ya?"

"Nggak, loe tidur hanya sebentar kok, hehehehe"

"Maafkan gua ya sudah ketiduran, entah mengapa tadi rasanya mata ngantuk banget"

"Maaf buat apa?", tanya Wonshik heran

"Gua tiba-tiba tidur, jadi ninggalin loe sendiri deh", ujarku dengan nada sedih

"Nggak apa-apa sayang, loe pasti capek khan sayang. Gimana kalau sekarang kita makan dulu. Sebentar lagi kita khan akan sampai"

"Loe sudah makan belum Wonshik? Atau jangan-jangan loe belum makan juga ya"

"Belum sayang, khan nungguin loe bangun dulu, biar kita makan bareng"

"Ya ampun sayang, ya udah kita makan sekarang aja. Lulu dan Woojin sudah pada makan belum?"

"Mereka sudah pada makan dan sekarang mereka lagi nonton film"

Akhirnya kami sampai juga di bandara. Sesampainya di bandara ternyata sudah ada supir dan mobil yang menjemput kami. Anehnya ada dua mobil dan dua supir yang menjemput kami. Wonshik menarikku ke salah satu mobil dan aku melihat kalau Lulu berada di mobil yang lain bersama Woojin.

"Sayang, kita ke rumahku dulu ya, mama dan papa ingin bertemu", ujar Wonshik begitu kami di dalam mobil membuatku terkejut. Gimana bisa Wonshik mengajakku ke rumahnya sedangkan dengan keadaanku seperti ini

"Iihh, kok mendadak sih sayang, khan gua nggak dandan sama sekali terus baju gua seperti ini tidak pantas untuk bertemu orang tua loe. Terus apa Lulu juga ikut?", sahutku sambil melihat keadaanku

"Apanya yang nggak pantas, baju loe sopan kok sayang dan ngapain dandan menor-menor,loe dandan seperti ini saja sudah membuat jantung gua berdegup kencang tiap dekat dengan loe. Lulu langsung diantar pulang ke apartemennya sama Woojin, jadi hanya kita bertemu mama dan papa"

"Sumpah gua deg-degan banget sayang"

"Tenang sayang, orang tua gua nggak makan orang kok, hehehehe"

"Aissshhh,bisa-bisanya loe godain gua seperti ini", ujarku ngambek

"Adeuh, adeuh pacar gua ngambek. Tenang aja, khan ada gua yang selalu di samping loe"

"Iya deh, gua akan berusaha tenang walaupun tidak bisa gua pungkiri masih deg-degan"

"Imutnya pacar gua kalau bertingkah seperti ini", sahut Wonshik sambil mencubit pipiku

"Tau ah"

Sampai juga kami di rumah Wonshik. Sebuah rumah mewah dengan halaman yang sangat luas dan penjagaan yang super ketat. Memang tidak dapat dipungkiri kalau Wonshik berasal dari keluarga kaya dan terpandang.

"Ayo, kita masuk ke dalam, mama dan papa sudah nungguin"

"Iya"

"Akhirnya kalian datang juga. Gimana kabar kamu La? Kamu cantik banget, pantas saja Wonshik tidak mau berpaling dari kamu", ujar mamanya Wonshik sambil memelukku

"Aku baik-baik aja tante. Tante sendiri sehat khan?"

"Jangan panggil tante dong, panggil mama, khan sebentar lagi kamu akan menjadi istrinya Wonshik, bukan begitu?"

"Eh, iya ma"

"Papa mana ma? Kok nggak ada. Bukannya tadi katanya papa sudah ada di rumah", ujar Wonshik

"Kamu kayak nggak tau papamu saja. Tadi memang papamu sudah ada di rumah, tetapi tiba-tiba di telpon suruh ke kantor lagi, karena ada relasi bisnisnya yang datang ke kantor dan harus meeting"

"Oh gitu. Ohya ma, itu aku bawain oleh-oleh buat mama dan papa. Aku dan Lala sengaja beliin buat mama dan papa", ujar Wonshik dan itu membuatku bingung, karena jujur aku sama sekali tidak membeli oleh-oleh untuk orang tuanya Wonshik, tetapi aku memilih diam dan menganggukkan kepalaku saja

"Waaah, makasih banyak sayang, kamu masih ingat membeli oleh-oleh buat mama dan papa. Kalian berdua pasti lapar, gimana kalau kita makan dulu"

"Kita masih kenyang ma, tadi sudah makan di pesawat", ujar Wonshik

"Ya udah kalau gitu, mama suruh pelayan siapin minuman dan cemilan dulu aja. Nanti kita makan lagi setelah papamu pulang aja, gimana?"

"Nah itu lebih baik ma"

"Ya udah, kamu ajak Lala tunggu di taman aja dulu"

"Siap ma, ayuk sang kita ke taman", sahut Wonshik sambil menggandeng tanganku

Cinta Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang