Chapter Tiga Puluh Enam

11 2 0
                                    

Akhirnya kami sampai juga di salah satu mall yang ada di Yogya. Betapa bahagianya aku bisa kencan dengan Wonshik. Bahkan selama kami jalan, Wonshik selalu menggandeng tanganku. Di lain pihak aku dapat melihat wajah cemberut Lulu yang tidak menyukai double date ini.

"La", ujar Lulu menghampiriku dan menarik tanganku

"Hmm,kenapa?", tanyaku

"La, gua jalan sama loe ya. Malas banget gua jalan sama alien satu itu", sahut Lulu dengan wajah cemberut

"Alien?Mana aliennya?"

"Noh, di belakang"

"Hahahahaha,bisa-bisanya calon suami loe bilang alien"

"Biarin aja, dia aja sebut gua nenek lampir. Gua rasa alien tuh cocok buat dia. Liat aja wajah dan tingkah lakunya sudah persis seperti alien", sahut Lulu

"Ingat,nggak boleh terlalu benci sama orang nanti lama-lama bisa cinta loh"

"Ihhh amit-amit gua jatuh cinta sama dia. Kalau gua sampai jatuh cinta sama dia, loe bakal gua beliin tas branded apapun yang loe mau", ujar Lulu sambil tersenyum sinis

"Bener ya? Janji?"

"Bener, janji. Pegang omongan gua ya La. Sampai kapanpun gua tidak akan pernah jatuh cinta dengan alien itu"

"Iya, iya"

"Sayaangg, sudah ngobrolnya dengan Lulu?", tanya Wonshik mengampiriku sambil memelukku

"Sudah sayang"

"Ngobrolin apa sih?"

"Biasalah si Lulu kesel sama adik loe sayang", ujarku sambil tersenyum

"Hahahaha, tapi gua yakin sayang, suatu hari nanti mereka pasti bakal saling mencintai. Gua kenal banget gimana Woojin. Sebenarnya adik gua itu sudah cinta sama adik loe sayang", ujar Wonshik sambil mengelus tanganku

"Iya, gua juga yakin nanti Lulu juga akan mencintai Woojin juga"

"Adik-adik kita tuh masih gengsi mengakui perasaannya masing-masing"

"Betul, gua rasa juga begitu"

"Nanti kita mau nonton film apa sayang?"

"Gua ikut aja sayang,terserah mau nonton apa,tapi aku senangnya sih film action, seru tuh", ujarku

"Ihh,kok film action sih, nanti gua nggak bisa peluk-peluk dong"

"Kok peluk-peluk?"

"Iya,khan kalau film horor atau romance gua bisa peluk-peluk"

"Iiihh genit"

"Nggak apa-apa kalau genitnya sama tunangan sendiri"

"Nih,hukumannya karena genit", ujarku sambil mencubit pinggangnya Wonshik

"Adauw, sakit sayang"

"Biarin, itu hukuman karena sudah genit", ujarku sambil melotot

"Maafin gua ya sayang, cuma becanda. Jangan marah ya sayang"

"Hmm, gimana ya"

"Ayolah sayang"

"Iya, iya"

Akhirnya sampai juga kami berempat ke tempat bioskop. Setelah berdebat kami memutuskan memutuskan menonton film action dan itu membuat Wonshik manyun.

"Jangan cemberut gitu dong sayang", ujarku menggodanya

"Aisssh, keseel. Kenapa sih pada suka film action, bagusan juga film horor atau nggak romance", sahutnya dengan nada cemberut

"Lain kali kalau kita nonton berdua, kita nonton film romance deh", ujarku merayunya

"Bener ya sayang? Janji?"

"Iya, janji sayang"

Beres nonton film kami memutuskan makan di pinggir jalan. Mengingat jam sudah menunjukkan jam 11 malam dan tidak ada lagi restoran maupun food court yang buka di dalam mall ini. Kkami memutuskan makan di salah satu tempat lesehan yang buka 24 jam.

"Sayang, nggak apa-apa khan kita pulang larut malam gini sama aunty Sarah?", tanya Wonshik padaku dengan nada khawatir

"Nggak apa-apa sayang, barusan gua sudah WA aunty sarah kok", ujarku

"Ah, syukurlah. Nanti kita bawakan oleh-oleh aja ke aunty Sarah sayang"

"Iya sayang"

"Ya udah, mending sekarang kita order aja"

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam 1 pagi dan sesampainya di rumah waktu sudah jam 1.30 pagi. Untung saja aku dan Lulu sudah membawa kunci cadangan jadi kami tidak akan mengganggu aunty Sarah.

Hari ini aku dan Lulu bangun kesiangan. Kami bangun jam 11 siang. Dan begitu kami ke meja makan setelah mandi aunty Sarah sedang duduk disana sambil mengerjakan sesuatu.

"Siaaaang aunty", ujarku dan Lulu berbarengan

"Wuaduhhh anak gadis aunty tumben bangun siang. Ayo, jujur sama aunty kalian pulang jam berapa?", tanya aunty Sarah sambil geleng-geleng kepala

"Hehehe, kami sampai rumah jam setengah 2 pagi aunty"

"Ya ampuuun, kalian kemana aja? Kalian nggak dugem khan?", tanya aunty Sarah dengan nada sedikit tinggi

"Nggaklah aunty, kami nonton midnight terus habis itu makan di tempat lesehan", ujarku menjelaskan

"Aunty sih nggak melarang kalian dugem atau pulang pagi, tetapi jangan sering-sering. Tidak baik buat kesehatan dan pergaulan kalian. Terus nggak enak juga kalau tetangga sampai tau, nanti kita jadi omongan"

"Iya,aunty. Kami tau kok", ujarku

"Ya udah, kalian makan dulu sana,aunty sudah masakin sayur asem,ayam goreng sama sambal"

"Oke aunty"

"Ohya kapan kalian balik ke rumah?"

"Minggu depan kami sudah balik aunty, emang kenapa aunty?"

"Dua minggu lagi aunty ada pameran lukisan di luar kota, sekitar sebulan aunty disana"

"Aunty mau pameran dimana?", tanyaku

"Aunty pameran di Makasar, makanya akhir-akhir ini aunty tidak bisa menemani kalian jalan-jalan. Aunty minta maaf"

"Santai aja aunty, kami bisa jalan-jalan sendiri, iya khan Lu"

"Iya aunty. Aunty nggak usah pusing mikirin kita"

"Ya udah,kalau gitu aunty pergi dulu. Di kulkas ada kue coklat dan es krim"

"Waaaah...Makasih banyak aunty", ujarku senang

"Aunty pergi ya"

"Hati-hati aunty", ujarku dan Lulu

"Iyaa. Kalian juga hati-hati di rumah"

"Siap"

"La, gua pengen deh jadi wanita karier yang sukses kayak aunty Sarah", ujar Lulu sambil menguyah makanannya

"Bukannya sekarang loe sudah menjadi wanita karier, buktinya aja loe punya butik sendiri"

"Belum kali. Gua belum sesukses aunty Sarah. La, loe nggak ada keinginan gitu resign dari kantor terus ngembangin usaha butik gua bareng"

"Hahahaha,ya kali gua resign dan usaha bareng loe Lu. Itu bukan passion gua. Passion gua ya kerja di kantor"

"Terus, kalau loe nanti nikah sama Wonshik,loe tetep kerja atau mau jadi ibu rumah tangga?"

"Belum gua bicarakan sama Wonshik, tapi setau gua, Wonshik orangnya membebaskan gua mau seperti apa"

"Terus kalau misal nih loe disuruh resign sama Wonshik gimana?"

"Hmm gimana ya, yang jelas gua minta pengertian Wonshik untuk jangan menyuruh gua resign. Mana betah gua di rumah seharian, tidak melakukan apa-apa, hanya melakukan pekerjaan rumah tangga aja"

"Menurut gua kayaknya itu perlu loe bicarakan dengan Wonshik dari sekarang"

"Betul juga Lu"

Cinta Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang