Chapter Lima Puluh Lima

15 2 0
                                    

Sudah dua hari ini Lala dan Wonshik mengganggu liburan aku dan Woojin dan jelas itu membuat Woojin kesal. Bagaimana tidak di malam hari ini pun Lala dan Wonshik selalu berada di kamar kami dan baru dini hari balik ke kamar mereka.

"Sayaaang,mau sampai kapan liburan kita diganggu sama Wonshik hyung dan Lala",ujar Woojin dengan nada kesal saat kami sarapan di kamar hotel. Pagi ini aku dan Woojin memutuskan sarapan di kamar hotel karena Woojin yakin kakaknya dan Lala sudah menunggu di restoran hotel.

"Sayaang,loe nggak boleh begitu,bagaimanapun Wonshik adalah kakak loe",ujarku menasehatinya

"Iya,gua tau Wonshik hyung kakak gua tapi khan kita kesini untuk liburan berdua. Semenjak kehadiran mereka berdua kita tidak bisa quality time berdua,masa terus-terusan diganggu mereka. Aissh,kesal banget",sahut Woojin sambil mengaduk-aduk makanannya

"Sayaaang,makanan jangan digituin dong. Gua janji sepulang kita dari liburan akan memberikan apa yang loe mau",sahutku sambil memegang tanganku

"Bener ya sayaaang? Janji? Atau kalau perlu pulang liburan dari sini kita liburan lagi ke tempat lain",ujar Woojin

"Iya,gua janji. Tapii....untuk liburan lagi ke tempat lain gua menolaknya. Ngapain buang-buang uang terus,mending uangnya kita tabung untuk masa depan",ujarku dengan nada serius

"Jadiiiii....loe mau menata masa depan dengan gua khan",ujar Woojin

"Iya,gua janji tapiiii....dengan syarat",sahutku

"Apapun syarat yang loe berikan akan gua lakukan",ujar Woojin sambil mencium tanganku

"Gua hanya minta satu syarat saja yaitu loe mencintai gua dan setia selamanya",ujarku dengan nada pelan

"Hanya itu? Loe nggak minta barang apapun kayak rumah atau apartemen gitu?",tanya Woojin

"Iya hanya itu. Yang lain nanti bisa kita cari bersama,makanya gua nggak suka kalau loe menghambur-hamburkan uang. Kita tidak tau apa yang akan terjadi nanti,jadi mending uangnya ditabung",sahutku

"Loe memang cewek yang beda Lu. Gua beruntung punya loe,entah bagaimana nasib gua kalau tidak ketemu loe",ujar Woojin berdiri sambil mendekatiku dan memelukku

"Makasih juga loe sudah mau menerima gua,walaupun awalnya loe cowok ya sangat menyebalkan"ujarku

"Jadiiii....sekarang boleh ya,mumpung mereka belum datang",ujar Woojin sambil mencium leherku

"Jangaaan..sayaaangg...nanti kalau Lala dan Wonshik datang gimana",ujarku dan benar saja tidak lama kemudian pintu kamar apartemen kami ada yang mengetuknya

"Aishhhh...lagiii....lagiii.... Dasar penggangu!!",teriak Woojin sambil membuka pintu apartemen

"Haiii...hai...kalian malah sarapan disini,kita tungguin di restoran hotel",ujar Lala sambil duduk disebelahku

"Iya La,Woojin bosan katanya sarapan di restoran hotel,jadi kita sarapan dikamar aja",ujarku

"Naaahh habis ini kita mau kemana? Semua tempat khan sudah kita kunjungi",ujar Lala

"Gimana kalau kita ke tempat oleh-oleh saja",ujarku

"Waaah,good idea Lu,gua juga belum beli oleh-oleh buat teman-teman kantor",sahut Lala

"Gua juga mau beli oleh-oleh buat karyawan butik"ujarku

"Ohya Lu,jangan lupa beli oleh-oleh juga buat Xukun",sahut Lala

"Nggak boleh!!!",teriak Woojin

"Loh kenapa? Nggak apa-apa dong Lulu belikan oleh-oleh buat Xukun,toh sekarang mereka hanya sebagai teman saja",ujar Lala

"Sekali nggak boleh tetap nggak boleh!",teriak Woojin

"Dasar posesif! Dasar aneh!,ujar Lala dengan nada ketus

"Sudah...sudah...jangan berantem. Ya udah kita pergi sekarang",ujar Wonshik melerai Lala dan Woojin

"Bentar hyung,gua mau ganti baju dulu",ujar Woojin

"Lu,loe nggak ganti baju?",tanya Lala yang melihatku masih mengenakan piyama

"Astagaa,gua baru sadar kalau masih pakai piyama. Tunggu bentar ya",sahutku

"Sayaaanggg..loe tuh suka sekali godain Woojin. Sudah tau adik gua itu sangat posesif dan cemburuan masih saja digodain terus",ujar Wonshik

"Biarin aja! Siapa suruh jadi cowok yang posesif dan cemburuan gitu,lagipula tidak apa-apa kali kalau Lulu beliin oleh-oleh buat Xukun",sahut Lala

"Udahlah,itu urusan mereka berdua,kita tidak usah ikut campur",ujar Wonshik

"Iya deh sayaang,gua nggak akan ikut campur lagi",ujar Lala

"Ayuk,kita pergi sekarang",ujarku

"Yuk"

Kemudian kami berempat memutuskan pergi ke salah satu tempat oleh-oleh terkenal di Bali.

"Sayaaang, loe beli baju ini deh,nanti loe pakai pas kita lagi di apartemen", ujar Woojin sambil membawa lingerie bermotif Bali super seksi 

"Nggak ah,lagian yang benar aja sayaang,itu khan nerawang banget, bisa-bisa gua masuk angin lagi", ujarku

"Ayolaaah sayaang, beli ya. Bahagain gua kenapa sih", ujar Woojin dengan wajah cemberut

"Iya...iya..gua beli,tapi loe yang bayarin", ujarku

"No problem,semua belanjaan loe gua yang bayarin. Apa yang nggak gua belikan buat loe seorang", ujarnya sambil senyum smirk

"Tunggu..tunggu..itu kenapa jadi dua pcs loe ambil lingerienya sayang", ujarku dengan nada kaget melihat Woojin mengambil satu lagi lingerie berwarna merah yang lebih seksi daripada sebelumnya

"Nggak apa-apa ya sayaang beli dua lingerienya", sahut Woojin dengan senyum smirk

"IIIhh,tadinya kata satu kenapa jadi nambah 2 sih. Buang-buang uang saja. Ayo janjinya tadi apa", ujarku 

"Murah kok ini sayaang. Ayolah,boleh ya", ujar Woojin dengan nada manja sambil memegang pipiku

"Hmmm, iya deh", sahutku dengan nada mengalah. Toh,kalaupun aku menolaknya maka Woojin tetap akan diam-diam membelinya

"Makasih sayang",ujar Woojin dengan senyum bahagia dan mencium pipiku

"Hoiii....hoiii...ini tempat umum jangan cium-ciuman",sahut Lala menghampiri aku dan Woojin

"Apaan sih La. Siapa yang cium-ciuman", ujarku dengan wajah cemberut

"Hahahaha,iya...iya...loe jadinya beli apa aja buat oleh-oleh karyawan butik loe?", tanya Lala yang melihat keranjang belanjaanku masih sedikit

"Gua bingung La,loe beli apa aja buat teman-teman kantor?", tanyaku balik

"Gua beli kaos-kaos,terus daster-daster sama makanan-makanan khas bali", sahut Lala sambil nunjukkin keranjang belanjaannya

"Wow.loe sudah belanja banyak aja La, gua baru beli gantungan kunci sama makanan-makanan khas bali aja", ujarku

"Ngapain beli gantungan kunci, terlalu pasaran. Loe beliin kaos-kaos khas bali sama daster-daster khas bali kayak gua ginilah. Gua jamin mereka pasti senang daripada loe beliin gantungan kunci", ujar Lala

"Betul juga ya La. Ya udah temenin gua pilihin kaos-kaos dan daster-daster khas bali yang lucu-lucu ya", ujarku

"Siap. Kita taruh dulu gantungan kuncinya terus kita langsung beli kaos-kaos dan daster-daster khas balinya", sahut Lala sambil menarik tanganku

"Oke La", ujarku






Cinta Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang