Chapter Enam Puluh Tiga

9 2 0
                                    

Aku memutuskan tidak kembali ke apartemenku tetapi aku meminta Pak Beni untuk menuju ke apartemennya Lulu. Sebelumnya aku chat Lulu agar segera ke apartemennya karena ada hal penting yang mau aku bicarakan dengannya apalagi kalau tidak mengenai kemunculan Jackson yang berubah nama menjadi Jacky.

Aku menyuruh Pak Beni untuk tidak usah menungguku dan balik saja ke rumahnya Wonshik karena aku akan menginap di apartemennya Lulu. Kayaknya lebih baik aku sementara menginap di apartemennya Lulu karena aku takut kalau Jackson tiba-tiba datang.

Berhubung sesampainya di apartemennya Lulu perutku sangat lapar aku memutuskan untuk masak yang gampang saja yaitu nasi goreng sosis dan martabak mie. Aku sengaja bikin banyak karena aku tahu pasti Lulu belum makan juga.

"Gua pulaaaang. Hmmm wangi banget. Loe masak apa La?", sahut Lulu yang baru datang

"Mandi dulu sana, habis itu kita makan bareng. Gua cuma masak nasi goreng sosis dan martabak mie. Tumben kulkas loe kosong Lu",ujarku

"Iya La, gua belum sempat belanja, selalu pulang malam terus, maklum di butik lagi rame", sahut Lulu sambil menuju ke kamarnya

Selesai makan malam aku dan Lulu duduk santai di sofa sambil menonton acara televisi yang menurutku tidak ada yang menarik.

"Lu, ada yang mau gua omongin", ujarku

"Hmm, kenapa La?", tanya Lulu

"Loe tau nggak hari ini ada manajer marketing baru di kantor gua", ujarku

"Waaah,cakep nggak? Masih single nggak?", tanya Lulu

"Dengerin gua dulu Lu", sahutku

"Wajah loe tegang banget La. Ada masalah dengan manajer marketing baru itu?", tanya Lulu

"Lu,gua mau cerita tapi gua harap loe nggak akan kaget", sahutku sambil tarik nafas

"Sebenarnya ada apa sih La? Loe bikin gua tegang juga", ujar Lulu

"Lu, manajer marketing gu namanya Jacky tapi sebenarnya dia", ujarku

"Sebenarnya dia kenapa? Zombie? Atau vampire", ujar Lulu

"Aisssh, serius dikit Lu. Ternyata Jackson benar masih hidup Lu", ujarku dan sontak itu membuat Lulu terkejut

"Apa! Nggak mungkin La. Khan waktu itu kita lihat sendiri jenasahnya dan itu Jackson La", ujar Lulu

"Jackson belum mati Lu dan manajer marketing gua yang baru itu Jackson", sahutku

"Kamu serius La? Nggak becanda khan?", tanya Lulu

"Ngapain gua becanda Lu, tapi dia sudah berganti nama. Namanya menjadi Jacky dan loe tau Lu Jackson sudah berubah banyak. Dia tidak seperti Jackson yang gua kenal", sahutku

"Maksud loe?", tanya Lulu

"Dia berubah menjadi orang yang penuh dendam Lu. Aku seperti tidak mengenal lagi sosok Jackson yang dulu lagi dalam dirinya", sahutku sambil meneteskan air mata

"Jangan nangis La. Terus apa yang harus kita lakukan. Haruskah kita bilang hal ini sama uncle Gerry agar mulai menaruh anak buahnya untuk menyamar menjaga loe karena waktu itu khan kita menolaknya karena belum dianggap perlu, tetapi kalau situasi seperti ini mau tidak mau kita harus bilang secepatnya karena ini menyangkut keselamatan loe", sahut Lulu sambil menghapus air mataku dan memelukku

"Entahlah Lu. Jujur gua bingung. Satu yang gua pikirkan adalah sementara untuk tinggal disini, karena  Jackson tidak tau apartemen loe", ujarku

"Gua setuju sih, tetapi tidak menutup kemungkinan nanti lama-lama Jackson juga akan tau. Apa lebih baik kita berdua sementara pindah ke rumah mama papa dulu,karena itu lebih baik dan aman", sahut Lulu

"Iya juga Lu. Gua setuju sih dengan ide loe, tapi kalau nanti mama papa nanya gimana", sahutku

"Itu urusan nanti. Kalau gitu mulai malam ini kita langsung menuju ke rumah mama papa", ujar Lulu

Kemudian aku dan Lulu memutuskan tinggal sementara di rumah mama papa dan malam ini juga kami langsung pergi dengan menggunakan mobil Lulu.

"Wah, tumben malam-malam kalian berdua pulang ke rumah. Biasanya harus mama maksa dan mohon dulu kalian baru mau pulang ke rumah", sahut mama setibanya kami di rumah

"Iiih mama kok ngomong gitu. Apa mama tidak kangen sama kami berdua", ujarku sambil memeluk mama

"Kami berdua kangen sama mama makanya kami pulang", ujar Lulu sambil memeluk mama juga

"Kalian berdua sudah makan?", tanya mama

"Sudah ma", jawab aku dan Lulu kompak

"Kalau gitu mama tadi siang buat puding coklat kesukaan kalian berdua, kalau kalian mau ada di kulkas. Entah mengapa tadi siang tiba-tiba mama ingin buat puding coklat tidak taunya karena malam ini kalian berdua pulang ke rumah", ujar mama

"Papa mana ma?", tanyaku

"Papa dinas ke luar kota. Semenjak ada suntikan dana dari orang tua Wonshik dan Woojin perusahaan papa jadi stabil dan pelan-pelan bisa membayar hutang",ujar mama

"Wah kita senang dengarnya, bukan begitu Lu", sahutku

"Iya", ujar Lulu

"Loe kok kayak nggak senang gitu sayang", ujar mama sambil mengelus rambut Lulu

"Habis Lulu tuh benci banget sama kelakuan Woojin ma. Woojin tuh selalu menyiksa Lulu", ujar Lulu

"Menyiksa gimana?. Gua perhatikan Woojin tuh ada hati sama loe Lu,cuma masih gengsi makanya dia bersikap kayak gitu sama loe", ujarku

"Loe tau darimana?", tanya Lulu

"Tau dari Wonshiklah", sahutku

"Sudahh...Sudah...Yang jelas mama bahagia punya mantu kayak Wonshik dan Woojin. Mereka berdua tuh cowok baik dan bertanggung jawab", sahut mama

"Kalau Wonshik sih gua percaya tapi nggak tau deh kalau adiknya si Woojin", sahut Lulu dengan nada ketus

"Hahahahahaha,percaya sama gua suatu hari nanti Woojin pasti akan berubah. Pegang omongan gua Lu", ujarku

"Iya..Iya...Ngomongin tuh makhluk gua jadi lapar lagi. Gua makan puding coklat buatan mama ah. Loe mau juga nggak Lu", ujar Lulu sambil bergegas ke dapur

"Mauuuuu. Ambilin ya Lu", ujarku


Cinta Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang