Chapter Empat Puluh Empat

18 1 0
                                    

Selesai makan Wonshik mengajakku untuk ngobrol di salah satu kafe yang ada di bawah apartemenya Lulu. Tadinya aku masih marah dan malas untuk ikut Wonshik, tetapi Wonshik memaksa karena dia ingin menjelaskan semuanya kalau hanya salah paham semata.

"La, loe mau minum apa?", tanya Wonshik

"Nggak haus!", ujarku dengan nada judes

"Gimana kabar Lily? Gua kangen sama Lily. Apa Lily loe tinggalin di apartemen?"

"Lily lagi gua bawa ke pet shop, paling besok gua ambil karena sekalian kemarin gua minta diperiksa kondisi Lily jadi sudah 2 hari Lily dirawat"

"Tapi Lily nggak apa-apa khan, ya udah besok kita ambil bareng Lily dari pet shop ya sayang"

"Nggak usah! Gua bisa sendiri kok"

"Sayang, sebelum gua jelasin semua, kita tunggu seseorang dulu ya, biar enak jelasinnya"

Tidak lama kemudian datanglah seseorang ke meja kami dan betapa kagetnya aku kalau yang datang adalah cewek yang waktu itu hampir berciuman dengan Wonshik. Betapa sakit hatiku Wonshik membawanya kemari.

"Sorry telat oppa", ujarnya sambil mencium pipinya Wonshik dan itu membuat panas hatiku

"Nggak kok, duduk Kyujin. La, kenalin ini Kyujin dan Kyujin ini Lala tunangan gua"

"Calon tunangan! Kita belum resmi bertunangan dan gua nggak yakin bakal jadi tunangan sama loe!", ujarku judes sambil berniat berdiri dari tempat dudukku. Buat apa aku disini kalau nantinya akan melihat kemesraan Wonshik dan cewek itu yang dari awal datang saja cewek itu sudah berani mencium pipinya Wonshik

"Sabar sayang, gua sengaja kesini mengajak Kyujin untuk menjelaskan salah paham waktu itu"

"Apa yang mau dijelasin lagi"

"Lala eonni sabar ya, kenalin gua Kim Kyujin adik sepupu dari Wonshik oppa", sahut Kyujin tersenyum sambil mengulurkan tangannya

"Adik sepupu? Yakin loe adik sepupu Wonshik, atau jangan-jangan kalian berdua hanya mempermainkan gua aja", ujarku masih tidak percaya karena aku melihat tidak ada kemiripan antara Kyujin dan Wonshik. Wajah dan kulit Kyujin tidak seperti orang Korea tetapi orang Indonesia

"Semua orang yang gua kenal pasti awalnya tidak percaya kalau gua orang Korea karena wajah dan kulit gua asli orang Indonesia, ini pasti akibat gen mama yang terlalu kuat mengalir di tubuh", ujarnya tersenyum

"Jadi loe asli adik sepupu Wonshik?", tanyaku lagi

"Sayang kalau loe nggak percaya bisa tanya ke Woojin dan memang Kyujin ini baru datang ke Indonesia, dia lagi liburan dari kuliahnya di Australia, makanya gua baru bisa kenalin ke loe dan asal loe tau Kyujin ini manja banget sama gua"

"Ternyata Lala eonni liat langsung lebih cantik ya, beruntung banget loe oppa dapat Lala eonni"

"Iya, oppa sangat beruntung dapat Lala. Perjuangannya juga nggak gampang buat dapatinnya"

"Heiii... Heiii...Kalian berdua ngomongin gua, gua masih disini", ujarku dengan nada ngambek

"Hahahaha, ya udah berhubung masalah sudah kelar, gua ijin pamit ya, kasihan pacar gua nunggu di mobil", sahut Kyujin 

"Loe masih pacaran sama Leon?"

"Masihlah"

"Loe tau nggak sayang, Kyujin ini pacarnya banyak, dia gonta ganti pacar sudah kayak gonta ganti baju aja"

" Ohya? Kayaknya perlu ditiru tuh", ujarku sengaja menggoda 

" Maksudnya apa itu sayang? Awas aja kalau loe berani macam-macam", sahut Wonshik dengan nada marah

"Hahahaha, nggak ikutan. Ya udah gua pamit ya. Gua tunggu undangannya ya", sahut Kyujin sambil pergi meninggalkan aku dan Wonshik

" Maafin gua ya sayang yang sudah nuduh loe macam-macam", sahutku tulus sambil memegang tangan Wonshik

"Jadi loe sudah maafin gua khan. Kalau gitu loe balik ke apartemen sekarang ya, nggak enak mau mesra-mesraan di apartemennya Lulu"

" Apaan sih! Lusa gua baru balik ke aparteme, gua masih mau di apartemennya Lulu dulu"

"Kok gitu! Nggak sekarang aja. Yuk, sekarang aja"

"Nggak, lusa aja"

" Ya udah deh, gua tahan rindu ini"

" Biarin, itu sebagai hukuman buat loe. Gua haus, mau minum"

" Loh, tadi katanya nggak haus kok sekarang tiba-tiba haus"

" Tadi ya tadi, sekarang ya sekarang. Gua mau ice green tea sama beberapa potong cake"

" Siap tuan putri, pangeran akan membelikannya. Ada lagi tuan putri"

" Nggak, itu aja cukup"

"Mohon ditunggu ya tuan putri"

" Siap pangeran"

Akhirnya aku dan Wonshik menghabiskan waktu kami berdua di kafe ini selama beberapa jam. Wonshik menceritakan beberapa operasi yang berhasil dia lakukan dan bagaimana sibuknya dia dengan jadwal operasinya sehingga menyebabkan dia tidak bisa bertemu denganku dulu dan itu membuatnya merindukanku selama ini.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam 10 malam dan Wonshik memutuskan untuk pulang yang sebelumnya mengantarku kembali ke apartemennya Lulu.

" Ciee.. ciee.. yang sudah baikan", sahut Lulu begitu aku masuk ke dalam

" Siapa yang berantem", ujarku berbohong

" La, kita tuh kembar, jadi apa yang loe rasakan gua juga dapat rasakan, walaupun loe berusaha menutupinya. Kalau gua boleh tau emang loe ada masalah apa sama Wonshik?"

" Gua liat Wonshik hampir ciuman dengan cewek pas gua main ke rumah sakitnya"

" Apa! Terus?"

" Iya, ternyata cewek itu adik sepupunya, tadi gua dikenalin sama Wonshik"

" Hahahahahaha, makanya La apa-apa jangan langsung marah dan emosi dulu"

" Siapa yang nggak emosi liat pasangan kita hampir ciuman dengan cewek lain"

" Oh, makanya loe kabur dan tinggal sama gua karena menghindari Wonshik gitu"

" Iya gitu deh"

" Sekarang kalau ada apa-apa jangan langsung kebakar emosi dulu, bicarakan secara baik-baik"

" Iya Lu"

" Ya udah, sekarang kita tidur, gua udah ngantuk banget"

" Gua juga sama kok"




Cinta Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang