Chapter Empat Puluh Delapan

16 2 0
                                    

Aku betul-betul bahagia dengan semua kejutan yang diberikan oleh Woojin,padahal kami baru saja sampai tetapi Woojin sudah memberikanku kejutan-kejutan. Jujur, aku bahagia bisa mendapatkan Woojin walapun awalnya aku sangat membencinya karena kelakuannya.

"Sayaaaangg, kenapa melamun?", tanya Woojin sambil memelukku dari belakang

"Sayaang,gua masih nggak nyangka dengan semua ini", ujarku sambil menangis

"Sayang, kok nangis? Gua ada salah apa? Kalau ada salah gua minta maaf", sahut Woojin sambil menghapus air mataku

"Gua masih nggak nyangka menjadi pasangan loe, secara loe anak orang kaya sedangkan gua sekarang tidak ada apa-apanya"

"Tuh,lagi-lagi loe mengungkit soal itu. Udah ah, daripada kita sedih-sedih gimana kalau kita sekarang ke pantai saja"

"Pantai? Serius kita mau ke pantai?"

"Iya,tapi mandi dulu gih,terus dandan yang cantik,habis dari pantai kita makan di restoran sea food,khan Bali terkenal dengan restoran-restoran sea foodnya"

"Oke,siap. Kalau gitu gua mandi duluan ya", ujarku sambil bergegas ke kamar mandi tetapi sebelumnya aku mengambil baju yang ada di koper untuk dipakai ke pantai

"Gua akan membahagiakan loe Lu,apapun yang terjadi. Kalau loe tau gua hanya anak angkat,apakah loe masih menerima gua Lu"

Akhirnya kami sampai juga di pantai,untungnya di pantai lagi sepi pengunjung jadi aku bisa main air dan pasir sepuasnya. Sudah lama aku tidak pergi ke pantai.

"Sayang,gimana loe senang dengan pantainya?", ujar Woojin sambil memegang tanganku

"Senang banget,pantainya indah. Sayang kita disini sampai sunset ya", ujarku

"Iya,kita disini sampai sunset, apa yang nggak buat tunangan gua tercinta"

"Makasih sayang", sahutku sambil mencium bibirnya dan itu membuat Woojin kaget

"Sayaaang,jangan mancing-mancing,besok pagi bisa-bisa loe nggak bisa bangun dari tempat tidur loh", sahutnya dengan senyum smirknya dan itu membuat bulu kudukku berdiri

Ternyata Woojin betul-betul menepati janjinya dan kami disini sampai sunset. Kami melihat sunset sambil bergandengan tangan dan tidak lupa aku mengabadikannya dengan memotretnya.

Tepat jam 19.00 wita Woojin mengajakku ke salah satu restoran sea food yang berada di pantai. Woojin memesan semua makanan yang ada di menu. Awalnya aku protes dan takut tidak habis tetapi ternyata semua makanan yang dipesan Woojin habis juga. Mungkin karena kami berdua sedang lapar.

Setelah itu kami kembali ke hotel, tetapi Woojin ijin pergi sebentar katanya mau ketemu sahabatnya yang ada di Bali untuk membicarakan masalah bisnis. Awalnya itu membuatku kesal karena kami ke Bali untuk liburan tetapi bisa-bisanya Woojin meninggalkanku untuk membicarakan bisnis dengan temannya.

Tepat jam 02.00 wita Woojin baru balik ke hotel dan itu membuatku marah. Bisa-bisanya Woojin janjinya hanya pergi sebentar tetapi nyatanya balik ke hotel dini hari.

"Sayang,kok belum tidur", ujar Woojin melihatku duduk di sofa dengan wajah cemberut

"Bagus ya pulang jam segini! Katanya cuma pergi sebentar,taunya apa ini baru pulang jam 2 pagi", sahutku dengan nada marah

"Maafkan gua sayang, tadi gua..."

"Tunggu! Kok badan loe bau alkohol! Loe habis minum ya!", teriakku

"Iya sayang, tadi gua dipaksa minum, tapi cuma dikit kok. Beneran cuma dikit kok", sahut Woojin sambil memegang tanganku

"Lepasin Woojin! Gua mau balik aja!", teriakku

"Sayaaangg, maafiiin...sumpah gua cuma minum dikit kok,itupun gua terpaksa"

"Mau banyak mau dikit yang pasti loe minum Woojin, gua nggak suka cowok yang suka minum. Kalau loe masih mau di Bali,silahkan, tapi hari ini juga gua mau balik. Gua bakal cari tiket pesawat"

"Sayaaangg, maafiin yaa....Gua janji nggak akan minum lagi walaupun sedikit. Tolong maafin gua ya..dan jangan balik dulu,kita khan masih mau liburan", sahut Woojin sambil duduk bersujud dengan memegang tanganku

"Apa loe main cewek juga tadi?selain minum"

"Nggak sayaang. Sumpah tidak ada cewek, tadi kami hanya berdua saja"

"Apa omongan loe bisa dipercaya?"

"Bisa, kalau perlu nanti gua kenalin ke teman gua itu. Gua ngomong jujur sayaang. maafin gua ya"

"Ya udah,bangun!"

"Gua nggak mau bangun kalau loe belum maafkan"

"Iya, gua maafin,tetapi kalau loe sampai mengulangi lagi perbuatan ini gua akan  pergi selamanya dari sisi loe"

"Jangan sayaang! Jangan pernah tinggalin gua!Gua tidak bisa hidup tanpa diri loe", sahut Woojin dengan wajah sedih

"Ya udah, sekarang kita tidur,pasti loe capek banget khan"

"Iya,kita tidur, nanti bangun kita khan mau lanjut jalan-jalan"

Akhirnya kami memutuskan untuk tidur, tetapi aku sengaja tidak mau tidur dipeluk oleh Woojin dan itu membuatnya sedih. Aku sengaja melakukannya agar Woojin tidak mengulangi perbuatannya dan anggap aja itu hukuman buat Woojin.

"Woojin bangun! Kita jadi jalan-jalan nggak", ujarku membangunkannya 

"Sayaang kok panggilnya Woojin, loe masih marah", ujarnya dengan suara serak

"Lagi pengen panggil nama aja, ya udah bangun terus mandi sana, kalau loe nggak bangun dan mandi, gua pergi sendiri aja"

"Jangaan sayaang. Iya gua bangun dan mandi"

Sepeninggal Woojin ke kamar mandi aku menyiapkan baju untuk Woojin pakai hari ini setelah itu mengganti baju dan dandan secantik mungkin, kemudian aku memutuskan untuk duduk sambil menonton televisi sambil menunggu Woojin beres mandi.

"Aaah,betul-betul tidak ada acara bagus di tv", ujarku dengan nada kesal karena dari tadi mengganti saluran televisi tetapi sama sekali tidak ada acara yang bagus

"Sayaang, gua sudah siap. Yuk kita pergi"

"Oke, ayuk kita pergi"

"Tapi tunggu sayaang. Loe yakin mau pakai baju seperti itu", sahut Woojin kaget dengan penampilanku

"Iya, ada yang salah?"

"Sayaang, ganti ya bajunya"

"Kenapa? Baju yang gua pakai bagus kok, lagipula ini baju baru gua beli di online"

"Siapa yang bilang bajunya jelek. Bajunya memang bagus, tetapi terlalu seksi. Gua nggak mau nanti di jalan banyak cowok-cowok yang liatin loe"

"Bagus dong nanti banyak cowok-cowok yang liatin gua"

"Sayaang, sudah dong marahnya. Jangan siksa gua seperti ini lagi ya. Tolong ganti bajunya ya"

"Hmmm, tapi gua mau pake baju ini"

"Gua mohon sayaaang ganti ya. Gua harus gimana supaya loe benar-benar maafin gua"

"Hmmm, gimana ya"

"Ayolah sayaang, ganti ya bajunya"

"Oke, gua bakal ganti baju, tetapi gua mau hari ini loe nurut apa yang gua mau"

"Iya, gua siap sayaang"









'

Cinta Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang