Chapter Empat Puluh Sembilan

17 2 0
                                    

Akhirnya aku memutuskan mengalah dan memilih ganti baju,kemudian baru kami pergi.

Ternyata Woojin benar-benar mengajakku ke berbagai tempat wisata yang ada di Bali dan bahkan tidak lupa Woojin membelikanku berbagai barang-barang seperti baju,kalung,tas dan lain-lain. Apapun yang aku mau Woojin langsung membelikannya tanpa peduli berapa pun hargnya. Padahal tadinya aku hanya mengerjainnya karena aku masih kesal dengan kejadian dia minum tadi pagi.

"Sayaang,habis ini kita mau kemana lagi?",tanya Woojin sehabis kami belanja ke salah satu toko oleh-oleh yang terkenal di Bali

"Gua capek dan lelah jadi kita balik aja ke hotel", ujarku masih dengan nadq judes

"Sayaaang,loe masih marah aja,padahal khan hari ini gua sudah penuhi semua permintaan loe,jadi maafin gua ya",sahutnya sambil mencium telapak tanganku

"Oh,jadi loe terpaksa melakukan semua ini agar dapat permintaan maaf gua,gitu?",ujarku masih dengan nada jutek

"Nggak sayang,sama sekali nggak. Gua ikhlas membelikan loe semua ini asal loe senang dan bahagia",sahut Woojin dengan nada memelas dan wajah sedih

"Kalau loe nggak ikhlas balikin lagi aja semuanya,gua nggak apa-apa kok"

"Jangan gitu dong sayaaang. Mau sampai kapan loe hukum gua seperti ini. Gua khan sudah janji kalau tidak akan minum alkohol lagi walaupun cuma sedikit. Sumpah sayang,gua tersiksa dengan semua ini"

"Woojin! Park Woojin! Gua nggak nyangka kita ketemu disini",ujar seorang cowok menyapa kami

"Hai Daniel,gua nemenin tunangan gua belanja. Loe ngapain disini?"

"Biasalah,ada yang mau dibeli. Weiz,gua nggak nyangka loe sudah punya tunangan. Lulu?!"

"Maaf siapa ya?",tanyaku karena cowok yang ternyata teman Woojin ini mengenalku

"Ini gua Daniel,masa loe lupa sama teman sekolah loe",ujarnya sambil tersenyum

"Daniel? Kok loe berubah drastis seperti ini",ujarku kaget

"Nggak loe nggak Lala sama-sama kaget melihat gua. Emangnya gua hantu apa ampe kalian berdua reaksinya sama gini"

"Hahahahaha,maafkan,habis perubahan loe sangat drastis gini"

"Hhmmm",sahut Woojin sambil berdehem

"Maaf maaf Woojin, soalnya gua bahagia banget bisa ketemu Lulu disini setelah sekian lama tidak ketemu"

"Iya,gua juga bahagia banget bisa ketemu loe Daniel. Ohya loe emang sekarang tinggal di Bali?"

"Sayang, Daniel ini tinggal dan kerja di Amerika. Daniel ke Indonesia karena rencana bisnis dengan gua, bukan begitu Daniel?"

"Iya,betul yang dikatakan sama Woojin. Ohya kalian berdua kapan tunangannya? Kok gua nggak diundang?"

"Kita belum tunangan kok baru calon tunangan",ujarku santai dan dibalas dengan melototnya Woojin

"Hanya belum dirayakan saja kok,tapi sebenarnya kami sudah tunangan. Loe jangan gitu dong sayaang,bilang sebenarnya sama Daniel kalau kita sudah tunangan. Lulu ngomong gitu karena lagi marah saja sama gua,bukan begitu sayang",sahut Woojin sambil tersenyum manis kepadaku

"Ohya Daniel,loe sudah makan belum? Bagaimana kalau kita makan bareng",ujarku tidak memperdulikan perkataan Woojin karena jujur aku masih kesal dengannya

"Belum Lu. Boleh,boleh,kita mau makan dimana?",sahut Daniel dengan semangat

"Sayaang bukannya katanya loe capek dan mau balik ke hotel,kenapa malah ajak makan Daniel",sahut Woojin sambil memegang tanganku erat

"Kata siapa gua capek,gua lapar kok. Kita mau makan dimana Daniel? Loe ada rekomendasi restoran enak nggak di Bali",sahutku lagi-lagi tidak memperdulikan perkataan Woojin

"Ayolah sayang kita kembali ke hotel aja ya,gua nggak mau loe sakit,khan kita disini untuk liburan,masa nanti loe sakit",ujar Woojin merayuku,tetapi aku tau kalau saat ini Woojin sangat cemburu

"Tapi gua lapaar",sahutku dengan nada kesal

"Nanti kita makan di kamar hotel aja,kita pesan makanan di restoran hotel lewat telpon untuk kita makan di kamar. Ayolah sayaaang nurut kali ini aja perkataan gua",sahut Woojin dengan nada merayuku lagi

"Iya Lu,balik aja ke hotel,loe pasti capek banget hari ini. Gimana kalau besok aja kita makan sekalian nanti gua ajak ke tempat-tempat bagus dan eksotis di Bali ini",sahut Daniel

"Serius? Benar ya?",tanyaku

"Daniel bukannya besok kita mau meeting lagi membahas bisnis baru kita"

"Ohya gua lupa,tetapi bisa kali kalau Lulu diajak juga,toh kita meetingnya di kafe"

"Tidak! Tidak boleh! Sayang,besok loe nunggu di hotel aja ya,nanti beres meeting gua jemput loe baru kita lanjut jalan-jalan"

"Ihh kok gitu,gua nggak akan ganggu kalian meeting kok,kalau perlu nanti gua duduk di meja terpisah agar tidak mengganggu kalian meeting",sahutku dengan nada memohon

"Tidak! Sekali tidak tetap tidak!",teriak Woojin

"Sudah...sudah..jangan berantem,masih ada waktu khan Lu,kalian masih lama khan di Bali"

"Iya,kita masih lama di Bali. Ayok sayang kita balik ke hotel",ujar Woojin sambil menarik tanganku

"Lu,boleh gua minta nomor hp loe"

"Bo..",belum sempat aku bicara Woojin mengambil hpku

"Kalau loe mau janjian sama Lulu lewat gua aja,toh sama aja khan"

"Hehehehe,baiklah. Kalau gitu gua duluan ya Lulu Woojin"

"Oke,kita juga sudah mau balik ke hotel,ayo sayang kita balik sekarang",sahut Woojin sambil menarik tanganku

"Gua pergi ya Daniel. Sampai ketemu lagi",sahutku sengaja dengan nada manja dan mendapat pelototan dari Woojin

"Sampai ketemu lagi Lu"

Cinta Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang