Chapter Lima Puluh Tiga

12 3 0
                                    

Sudah dua hari ini aku berangkat diantar jemput sama supir,biasanya aku berangkat sendiri dengan naik mobil sendiri atau ojek online,tetapi semenjak kejadian di toko berlian itu walaupun belum terlalu membahayakan diriku tetapi itu membuat Wonshik menjadi terlalu protektif kepadaku.

Tadinya Wonshik malah mau memberikan bodyguard untuk menjagaku,tetapi aku menolaknya,karena bagiku itu sangat berlebihan sekali apalagi kalau teman-teman kantorku sampai tahu kalau aku dikawal oleh bodyguard sudah kayak pejabat tinggi atau orang penting saja sedangkan aku bukan apa-apa

Flashback On

"Sayang, pokoknya gua nggak mau tau loe harus dikawal sama bodyguard",ujar Wonshik dengan nada tegas saat sedang berada di apartemenku

"Sayang,apa-apaan sih jangan terlalu berlebihan deh,lagipula belum ada kejadian yang membahayakan diri gua dan gua masih bisa jaga diri sendiri kok",sahutku dengan wajah cemberut

"Tapi tetap saja bagi gua itu sangat mengkhawatirkan. Gua nggak mau kehilangan loe sayang",sahut Wonshik sambil memegang tanganku

"Iya,tenang aja,gua masih bisa jaga diri kok",ujarku dengan nada menenangkannya

"Ya udah kalau loe nggak mau dikawal sama bodyguard,tetapi loe harus mau diantar jemput sama supir",ujar Wonshik dengan nada serius

"Supir? Yang benar aja sayang,kalau gua pakai supir siapa yang akan bayar gajinya sedangkan loe tau sendiri gaji gua berapa",ujarku

"Hahahahahaha,loe lucu banget sih sayang,jelas gualah yang akan bayar gajinya,lagipula ini supir pribadi keluarga gua kok yang sudah kerja bertahun-tahun dengan keluarga gua",ujar Wonshik

"Apa ini tidak terlalu berlebihan,nanti apa kata teman-teman kantor. Seorang karyawan biasa yang diantar jemput sama supir",sahutku

"Terserah sama loe. Kalau loe masih mau tetap kerja loe harus mau diantar jemput supir atau loe harus resign dari kantor dan hanya diam saja di apartemen sampai kita menikah nanti",ujar Wonshik dengan nada tegas

"Iih kok gitu,nanti gua nggak punya uang dong untuk beli sesuatu",sahutku dengan wajah cemberut

"Siapa bilang,gua yang akan menafkahi loe kok,jadi loe tinggal duduk diam saja di apartemen"

"Nggak mau! Mana bisa gua duduk diam saja di apartemen tanpa melakukan apapun. Sangat membosankan",ujarku dengan nada kesal dan masih dengan wajah cemberut

"Makanya loe harus nurut. Ini semua juga demi menjaga keselamatan loe sayang. Pokoknya gua tidak mau sesuatu yang membahayakan terjadi pada loe sayang", sahut Wonshik sambil mengelus rambutku

"Tapi gua punya syarat"

"Apa syaratnya?"

"Oke,gua mau diantar jemput supir tapi gua mau turunnya tidak di depan kantor,tetapi beberapa meter dari kantor"

"Oke,nggak masalah. Itu gua setuju. Tetapi jaraknya hanya 100 meter dari kantor loe",ujar Wonshik

"Iih itu deket banget. 500 meterlah",sahutku

"200 meter atau tetap seperti rencana semula di depan kantor",sahut Wonshik

"Iya deh 200 meter. Gua selalu kalah kalau berdebat sama loe",ujarku dengan nada kesal

"Ini bukan ajang debat,tetapi guna untuk melindugi keselamatan tunagan gua tercinta",sahut Wonshik sambil mencium keningku

"Iyaaa.iyaaa..Tuan Kim Wonshik"

Flashback off

Jadilah semenjak perdebatan itu kami diantar jemput supir kelurganya Wonshik,tetapi kalau Wonshik tidak sibuk maka Wonshiklah yang akan mengantar jemputku. Tetapi jujur aku lebih senang diantar jemput supir,karena kalau diantar jemput Wonshik maka aku akan digodain sama teman-teman kantor.

"La,ini seperti biasa loe dapat kiriman buket bunga. Romantis banget tunangan loe itu ya La. Loe beruntung banget,seandainya suami gua seperti itu",sahut Karen resepsionis kantorku

"Makasih ya Karen"

"Sama-sama"

Kemudian aku bawa buket bunga itu ke ruanganku dan aku membuka kartu ucapan yang ada di buket bunga itu. Anehnya hari ini tidak ada kata-kata puisi di dalam kartu itu,melainkan beberapa kata yang membuatku terkejut.

Sayang,suatu saat nanti kita pasti bertemu dan gua harap saat kita bertemu loe sudah tidak bersama dengannya lagi,karena loe adalah milik gua aja bukan miliknya!!.

From

Your Prince

"Jackson?!", ujarku dengan nada lirih sambil keringat dingin. Bagaimana mungkin Jackson masih hidup. Aku semakin yakin kalau yang mengirim buket bunga itu adalah Jackson,karena Jackson selalu bilang kalau dia adalah pangeranku ketika kami sedang berduaan.

Kemudian aku langsung menelpon Lulu untuk menceritakan semuanya.

"Haaaloooo..Lu..Lu..",ujarku dengan nada panik

"Loe kenapa La?",tanya Lulu dengan nada panik

"Lu...Lu..",sahutku sambil menangis

"Loe kenapa La? Loe sekarang dimana? Loe baik-baik aja khan?"

"Luu...Luuu..Jack...Jack..Son..ma..ma...siih..hii...duup",ujarku

"Jackson masih hidup? Maksud loe apa La? Dimana loe lihat Jackson La?"

"Gua belum liat Jackson dengan mata kepala sendiri sih,taa..pi... buket bunga yang selalu gua terima selama ini gua yakin itu pasti dari Jackson"

"Loe tarik napas buang. Tenangkan diri loe dulu baru loe cerita pelan-pelan sama gua,kenapa loe yakin kalau Jackson masih hidup",sahut Lulu dengan nada menenangkanku

"Barusan gua terima buket bunga seperti biasa,tetapi bedanya kali ini didalam kartu ucapan itu bukan barisan puisi,tetapi kata-kata yang gua yakin kalau itu adalah Jackson"

"Kata-kata gimana La?"

"Lu,nanti siang loe sibuk nggak? Kita makan siang bareng dan gua akan bawa buket bunga dan kartu ini nanti loe juga akan percaya dengan omongan gua",sahutku

"Oke,gua nggak sibuk. Nanti siang kita makan siang di restoran dekat butik gua,gimana?"

"Oke,gua bisa"

"Sekarang loe tenang ya La,jangan panik. Pokoknya kita akan cari jalan keluarnya bersama-sama"

"Iya Lu"

Cinta Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang