Chapter Tiga Puluh

23 2 0
                                    

"Mama! Papa!", teriakku ketika membuka pintu

"Kenapa kamu kaget gitu?", tanya mama dengan nada curiga

"Nggak apa-apa kok, mama sama papa tumben datang ke apartemenku", ujarku sambil memeluk orang tuaku

"Mama sama papa ingin main aja, sudah lama juga kami tidak berkunjung ke apartemen kamu Lu. Kebetulan juga mama masak makanan favorit kamu. Ngomong-ngomong kamu nggak menyuruh kami masuk ke dalam", ujar mama padaku

"Kita ngobrol di restoran bawah aja ya ma, pa. Kebetulan apartemen Lulu lagi dibersihin", sahutku berbohong

"Tunggu Lu, kita kenapa di leher kamu merah-merah gitu?", tanya mama curiga 

"Oh, ini biasalah mah nyamuk, makanya hari ini Lulu panggil tukang bersih-bersih untuk besihin dan beresin apartemen Lulu, mana sempat Lulu bersihin sendiri", ujarku bohong lagi. Jujur aku merasa berdosa bohongin mama terus, tapi mau gimana lagi, kalau mama sama papa tau di dalam apartemenku ada Woojin bisa-bisa aku diceramahin seharian.

"Aneh ya, padahal di kamar kamu khan pasang AC, masa ada nyamuk", sahut mama dengan nada curiga

"Ya, namanya juga nyamuk ma, mau ada AC juga tidak ngaruh. Udah ah yuk kita ke restoran. Tumben papa jam segini nggak ke kantor"

"Iya, hari ini papa ijin nggak ke kantor,karena mau nemanin mama kamu, mana mau mama kamu kalau pergi sendiri tanpa papa", ujar papa

"Oh gitu, ihhh mama manja banget sih harus ditemenin papa"

"Biarin aja, nanti juga kamu bakal gitu sama Woojin kalau kalian sudah menikah", ujar mama dengan nada menggodaku

"Apaan sih mama, belum tentu juga aku bakal menikah dengan Woojin", sahutku dengan nada malu

"Yakin? Toh kamu juga nggak punya pacar"

"Iiihh mama kok gitu sih"

"Betul khan? Mama tuh dari awal setuju kamu sama Woojin ketimbang sama mantan kamu dulu tuh"

"Udah deh ma, nggak usah diingat yang lama-lama, mama sama papa mau makan atau minum apa?", ujarku begitu kami sampai di restoran

"Mama sih minum aja,nggak tau papa.  Mama mau minum jus jambu aja Lu"

"Papa minum aja Lu, papa mau cappucino"

"Oke,siap. Aku pesenin dulu ya"

Akhirnya aku nemenin mama sama papa ngobrol sampai kurang lebih 1 jam, setelah itu aku balik lagi ke apartemenku sambil membawa makanan yang dibawa sama mama papa.

"Sayang,kok lama banget perginya", ujar Woojin dengan nada manja memelukku

"Iya,khan aku tadi nemenin mama sama papa dulu di restoran, nggak mungkin khan aku ajak mama sama papa masuk ke dalam, bisa-bisa kita diceramahin, apalagi nih ulah loe Woojin yang buat tanda merah di leher gua, udah tadi mama curiga lagi"

"Hahahahaha, terus loe bilang apa"

"Gua bilang di kamar banyak nyamuk dan untungnya mama percaya, kalau nggak khan gawat. Y Ya udah,sekarang kita makan dulu, tadi mama bawain makanan"

"Hmmm,tapi gua maunya makan loe gimana sayang"

"Iiih,belum puas apa, badan gua masih sakit semua. Nanti malam aja ya, sekarang kita makan dulu"

"Bener ya nanti malam? Gua akan buat semalam loe puas Lu", ujar Woojin dengan senyum menggoda

"Dasaaarrr Woojiiiin!!! Kita belum menikah"

"Emang kenapa kalau kita belum menikah, toh juga sebentar lagi kita akan menikah,kalau loe mau besok kita bisa menikah,toh gua juga sudah siap"

"Loe yakin banget bakal nikah sama gua", ujarku

"Emang loe nggak mau nikah sama gua"

"Hmmm, gimana ya", ujarku menggoda

"Lulu!!! Awas aja kalau loe selingkuh di belakang gua", sahut Woojin mengancamku

"Hahahahaha,gimana ya,kalau gua nemu cowok yang lebih ganteng dan kaya"

"Kalau loe sampai gitu,mending gua mati aja", ujar Woojin dengan nada sedih

"Loe kok ngomongnya gitu"

"Gua nggak bisa hidup tanpa loe Lu. Gua cinta sama loe Lu"

"Gua juga cinta sama loe Woojin dan tadi gua cuma becanda kok", ujarku sambil mengedipkan mata

"Awas loe ya Lu, nanti malam double hukumannya", sahut Woojin sambil memelukku

"Aitzzz, perjanjiannya apa, nanti malam baru boleh"

"Tapiii, gua sudah nggak tahan Lu", sahut Woojin sambil menggendongku ala bridal ke kamar

"Woojiiiiinn!!!!"


Cinta Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang