Chapter Sembilan Puluh Dua

12 1 0
                                    

Akhirnya aku kembali ke Jakarta dan mulai disibukkan dengan kegiatan aku di butik. Apalagi banyaknya pesanan yang masuk sehingga aku dibuat repot tetapi aku tidak boleh beranjak dari kursi aku. Aku hanya boleh mengecek produksi sekali saja dan selebihnya Angel yang kontrol dengan melakukan video callan di ruang produksi.

Gimana aku tidak bisa beranjak dari kursi kalau seharian ini Woojin mengawasi aku. Memang Woojin sengaja tidak datang ke kantor dan mengerjakan semua tugas kantornya dari laptop.

"Ayo, kita makan sayang. Sudah waktunya jam makan siang. Kasihan dedek bayi di dalam kandungan kamu sayang", sahut Woojin dengan nada dan wajah tegas

"Maaf bu Lulu tiba-tiba saya dapat panggilan telpon kalau ada pesanan kebaya dan jas masing-masing 100 potong untuk acara perayaan pesta salah satu perusahaan terbesar di kota ini", ujar Angel dengan nada dan wajah panik masuk ke dalam ruangan kerja aku

"Kalau gitu segera kita meeting sekarang", sahutku

"Ehem!! Tidak ada meeting-meeting sekarang, meetingnya nanti habis makan siang!!", sahut Woojin dengan nada dan wajah tegas

"Tapi sayang ini urgent", ujarku dengan nada merayu Woojin

"Aku tidak peduli mau urgent atau tidak!! Yang jelas kamu harus makan siang dulu!!", sahut Woojin dengan nada dan wajah marah

"Tapi kalau nanti pesanannya dibatalin gimana sayang", sahutku masih dengan nada merayu Woojin

"Aku akan kasih kamu biaya ganti ruginya kalau pesanan dibatalin!! Hanya gara-gara pesenan ini calon bayi dalam kandungan kamu kelaparan!! Ayo kita pergi sekarang!!", sahut Woojin masih dengan nada dan wajah marah dan langsung menyeret tangan aku. Mau tidak mau aku menuruti kemauan Woojin daripada Woojin tambah marah.

"Angel, nanti saja meetingnya ya habis saya makan", sahutku

"Baik bu", sahut Angel dengan nada lirih. Aku dapat merasakan kalau Angel ketakutan dengan bicara Woojin.

Kemudian aku dan Woojin memutuskan makan siang di salah satu restoran yang berada di dekat butik aku.

"Pesan makanan yang kamu mau dan ingat makannya jangan buru-buru!! Awas saja kamu makan cepat-cepat hanya gara-gara mau meeting!!", sahut Woojin dengan nada dan wajah tegas

"Iya sayang. Udahan dong marahnya. Jangan marah terus, kamu tahu kalau kamu marah begini, pegawai aku akan takut. Kamu lihat khan tadi Angel takut sama kamu sayang", sahutku

"Aku tidak peduli sama karyawan kamu sayang, siapapun namanya, yang aku peduliin adalah kamu dan kondisi calon bayi kita yang ada di kandungan kamu sayang. Khan aku sudah bilang kalau kamu tidak boleh terlalu capek, apalagi kehamilan kamu yang masih muda yang masih sangat rentan. Aku melakukan semua ini karena aku sangat mencintai kamu dan calon bayi dalam kandungan kamu sayang", sahut Woojin

"Iya sayang, aku tahu kok tapi jangan galak-galak gitu juga sayang dan tidak perlu sampai mengawasi aku di butik gitu. Nanti pekerjaan kamu sendiri gimana?", sahutku

"Aku akan mengawasi kamu sampai waktunya kamu melahirkan sayang dan soal pekerjaan aku kamu jangan khawatir karena aku bisa melakukannya dimanapun dan akupun mempunyai asisten dan sekretaris yang handal", sahut Woojin

"Kalau kamu harus ketemu klien langsung gimana sayang?", tanyaku

"Kalau itu kamu tenang saja asisten sekaligus sekretaris aku yang melakukannya sendiri tentunya tetap dipantau aku dari sini", sahut Woojin

"Oh gitu", sahutku

"Ya udah sekarang kita pesan makan dan minum dulu", ujar Woojin

"Iya sayang", sahutku

Kemudian aku dan Woojin memesan makanan dan lagi-lagi Woojin memesan banyak makanan dan aku harus menghabiskannya. Kalau tidak habis bisa dibawa ke butik untuk aku makan lagi kalau tiba-tiba aku lapar.

Sebenarnya aku senang dan bahagia dengan perhatian yang diberikan Woojin tetapi seringnya perhatian yang diberikan Woojin sangat berlebihan sekali.

Aku tahu kalau Woojin melakukan hal itu karena cinta sama aku.

"Pokonya kamu harus habiskan semua makanan ini baru kita balik ke butik", sahut Woojin

"Iiih, tadi khan janjinya kalau tidak habis bisa dibawa ke butik dan nanti aku makan dulu kok sekarang malah disuruh habiskan. Kamu tidak lihat sayang perut aku sudah sangat kekeyangan seperti ini. Aku habisin dessertnya aja ya, es krim strawberrynya", sahutku

"Ya udah, sisa makanannya kita bawa ke butik", ujar Woojin

"Sayang, aku mau beli cemilan ya buat karyawan aku pas meeting nanti, boleh ya", sahutku

"Boleh sayang. Beli saja yang banyak", sahut Woojin

"Serius sayang? Kamu tidak keberatan sayang?", tanyaku

"Tentu tidak sayang. Aku tidak pernah pelit kalau memberi sesuatu untuk orang lain sayang", sahut Woojin sambil tersenyum manis

"Makasih sayang. Kalau gitu aku akan membeli cemilan yang banyak", sahutku

"Iya sayang. Belilah cemilan yang banyak", ujar Woojin

Selesai makan aku dan Woojin kembali ke butik dan kemudian aku menyuruh semua karyawan aku untuk meeting membahas pesanan. Tidak ketinggalan Woojin pun ikut masuk ke dalam ruangan meeting tetapi Woojin sibuk melakukan pekerjaannya sendiri.

Awalnya karyawan aku kaget melihat Woojin yang ikut berada di ruangan meeting ini tetapi aku jelaskan ke mereka kalau Woojin tidak akan menggangu dan hanya diam saja di ruangan meeting ini, tetapi aku dapat melihat karyawan aku yang bersikap canggung dan takut karena wajah Woojin yang dingin memperhatikan mereka semua.

Cinta Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang