‼️ HAPPY READING ‼️
5 jam lagi dan pesawat yang ditumpangi Sarah akan mendarat di bandara Chicago. Lama sekali bukan? ya memang, penerbangan ini memakan waktu hampir 20 jam dan 15 jam sudah Sarah tidak melihat wajah Aaron padahal keduanya berada di dalam pesawat yang sama.
Laki-laki itu benar-benar cuek. Aaron bahkan tidak bertanya apa Sarah sudah makan siang, makan malam, butuh makanan atau apakah tidurnya nyenyak di atas awan. Sarah merasa dirinya justru tengah berada di pesawat umum dan melakukan penerbangan seorang diri saking kesepiannya.
Dengan langkah malas Sarah meninggalkan ruangan yang ia jadikan tempat beristirahat, bertanya pada pramugari dimana Aaron berada dan kemudian menyusul laki-laki itu yang katanya sedang beristirahat juga di ruangan lain. Mengapa Aaron tidak ke ruangan Sarah saja? dasar menyebalkan.
Dan tolong tebak apa yang Sarah lihat di ruangan Aaron, ya laki-laki itu. Tapi tidak sedang beristirahat seperti apa yang dikatakan pramugari tadi, faktanya laki-laki itu sedang sibuk dengan sebuah macbook di pangkuannya dengan Dorian yang tengah memperlihatkan sebuah berkas pada Aaron. Sarah bahkan tidak tau bahwa Dorian ada di pesawat yang sama dengan mereka.
"Ini Aghista Bhatari satu-satunya keturunan Angkara yang—"
"Aaron," panggil Sarah langsung membuat dua laki-laki itu kompak menatap ke arahnya.
"Kamu mengagetkan saya, Sarah." ucap Aaron tanpa ekspresi. Lewat tatapan matanya memerintahkan Dorian membawa pergi dengan segala berkas yang tadinya tengah mereka bahas dengan serius.
"Mereka bilang lo lagi istirahat." ucap Sarah melangkah mendekati Aaron, meraih macbook laki-laki itu kemudian meletakkannya begitu saja di atas meja. Apa kalian pikir Sarah berhenti sampai disitu? tentu saja tidak. Perempuan itu bahkan kini dengan percaya diri duduk di pangkuan Aaron sambil mengalungkan tangannya dileher Aaron.
"Saya kesini untuk bekerja." ucap Aaron menatap Sarah datar.
Sarah mengidikkan bahunya acuh. "Tapi bukan berarti lo kerja terus tanpa istirahat 'kan?" balasnya menjatuhkan kepalanya dileher Aaron santai, semakin berani ketika ia tidak mendapatkan penolakan berarti dari Aaron.
Apa kalian mau tau sesuatu? tangan Aaron kini melingkar dipinggang Sarah. Sarah tidak peduli alasannya apa, entah karena takut Sarah terjatuh atau karena laki-laki itu nyaman— intinya, Sarah senang.
"Saya ngerti." ucap Aaron menghirup dalam-dalam wangi tubuh Sarah yang duduk dipangkuannya.
"Aaron,"
"Hm?"
"Gue bosen." bisik Sarah mengecup singkat leher Aaron, tersenyum kecil membayangkan dirinya yang menghisap leher Aaron sekarang dan akhirnya laki-laki itu menyelesaikan segala pekerjaannya di Chicago dengan leher memerah bekas hisapan Sarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous [COMPLETED]
Romance17+ Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️ [ Cerita diprivate, silahkan follow untuk membaca semua chapter ] Hanya dengan menatap matanya, Sarah sudah paham bahwa Aaron Jefferson itu laki-laki berbahaya, tapi entah kenapa...