‼️ HAPPY READING ‼️
Three!
Two!
One!
"Happy New Year!!" teriak Sarah bersama orang-orang disekelilingnya sambil tersenyum lebar menatap kembang api yang meledak-ledak dengan meriah di atas kepalanya.
Aaron mengusap pipi Sarah lembut, membuat pandangan perempuan itu menjadi terpusat pada dirinya sepenuhnya. "Happy new year, sayang." bisik Aaron tepat di depan bibir Sarah sebelum benar-benar menyentuh bibir Sarah dengan bibirnya. Kedua mata laki-laki itu tertutup menikmati ciuman intens mereka yang terasa penuh cinta.
Tidak aneh-aneh resolusi Aaron untuk tahun ini, ia hanya ingin Sarah menjadi miliknya. Seutuhnya. Mengikat perempuan itu menjadi istrinya di depan altar, secara resmi memberikan nama belakang keluarganya untuk Sarah. Menjadikan perempuan itu istrinya, istri satu-satunya. Entah kapanpun itu, keinginan Aaron tidak akan pernah berubah.
"You happy?" tanya Aaron menatap wajah berbinar Sarah. Semua orang bisa menilai bahwa perempuan itu benar-benar merasa senang sekarang. Tapi tetap saja, Aaron ingin memastikannya sendiri. Sarah mengangguk semangat tanpa berpikir dua kali. "Happy! Thank you so much, Aaron sayang." jawabnya kemudian memeluk tubuh Aaron erat dari samping.
Keduanya berpelukan di tengah keramaian Kota New York. Iya, keduanya menghabiskan malam tahun baru di kota yang mendapatkan julukan tidak pernah tidur itu. Bukan Italia, bukan Rusia, bukan negara manapun yang ada di Benua Eropa. Keduanya memutuskan menghabiskan liburan tahun barunya di New York, atau lebih tepatnya Sarah. Alasannya? sebenarnya karena Sarah ingin bertemu dengan Madelyn, tapi wanita cantik itu justru menghabiskan liburannya di Abu Dhabi. Jadilah Sarah hanya menghabiskan satu malam di New York kemudian akan terbang menuju Turkiye besok.
"You look freezing, sayang. Want to drink some hot chocolate?" tanya Aaron menatap pipi Sarah yang terlihat memerah karena suhu dingin di sekitar mereka. Meski sebenarnya masih ingin menghabiskan waktu di tengah keramaian, Sarah tetap mengangguk menyetujui ucapan Aaron. Ia tidak ingin mati konyol di tengah kota New York ketika malam tahun baru hanya karena kedinginan.
Aaron meraih tangan Sarah kemudian melangkah menjauhi kerumunan New York Times Square. Dengan jarak aman, dua orang suruhannya berjalan mengikuti langkah Aaron dan juga Sarah yang tengah mencari cafe terdekat untuk memesan cokelat panas.
"Want to eat something?" tanya Aaron memperhatikan wajah Sarah yang terlihat lebih baik dibandingkan sebelumnya ketika keduanya sudah berada di dalam cafe dengan penghangat. Tangan besar laki-laki itu tidak henti-hentinya mengusap punggung tangan Sarah memberikan kehangatan.
Sarah menggeleng pelan. "Udah tengah malem." ucapnya pelan sambil mengalihkan pandangannya ke arah luar cafe. Meminum cokelat panas tengah malam saja sudah membuat Sarah merasa bersalah dengan tubuhnya, apa lagi jika sampai ia memesan makanan lain. Jika bukan karena terpaksa, ia tidak akan mau menikmati hidangan cokelat tengah malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous [COMPLETED]
Romance17+ Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️ [ Cerita diprivate, silahkan follow untuk membaca semua chapter ] Hanya dengan menatap matanya, Sarah sudah paham bahwa Aaron Jefferson itu laki-laki berbahaya, tapi entah kenapa...