17+
Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️
[ Cerita diprivate, silahkan follow untuk membaca semua chapter ]
Hanya dengan menatap matanya, Sarah sudah paham bahwa Aaron Jefferson itu laki-laki berbahaya, tapi entah kenapa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
‼️ HAPPY READING ‼️
Sejak Pumpkin resmi tinggal di apartment Aaron dengan kandang permanennya, Sarah jadi semakin sering mengunjungi apartment Aaron sambil membawa banyak mainan kucing dan juga snack-snacknya. Meski tau pada akhirnya Sarah akan bersin-bersin setelah bermain bersama kucingnya, hal itu tidak membuatnya kapok. Bahkan Aaron sudah lelah sendiri menasehati Sarah.
Hari ini, tanpa sepengetahuan Aaron dan tanpa mencari tau apakah Aaron ada di apartmentnya, Sarah kembali datang sambil membawa plastik punih berukuran besar yang berisi banyak makanan kucing basah dan juga beberapa mainan baru untuk Pumpkin.
Dengan Tv menyala dan handphone yang memutar lagu acak, Sarah asik bermain dengan Pumpkin di atas sofa. Membiarkan kucing mungil itu bersantai di atas pangkuannya. Setelah hampir satu setengah jam bermain, Sarah akhirnya sadar bahwa kucing yang di adopsi oleh Aaron ini adalah tipe kucing pemalas. Sarah jadi mengantuk sendiri mengajaknya bermain karena Pumpkin yang cenderung pasif.
Usai meletakkan Pumpkin di dalam kandangannya, Sarah berjalan ke arah dapur untuk mencuci tangan kemudian melangkah menuju kamar tidur Aaron. Tidak ada tanda-tanda laki-laki itu akan pulang, atau memang ia tidak pergi? Sarah juga tidak tau.
"Dorian dengar ini baik-baik, saya mau melakukan pekerjaan itu cuma kalau saya lagi mau. Gak ada yang bisa memerintah saya, kecuali saya yang mau sendiri."
Langkah Sarah terhenti, tubuhnya tidak lagi menginginkan ranjang untuk tidur siang. Pandangan perempuan itu beralih menatap ruang kerja Aaron yang sepenuhnya terbuka dengan pikiran kosong dan raut wajah tidak terbaca.
"Jangan memaksa saya, Dorian. Saya gak ragu untuk menjadikan kamu korban selanjutnya."
"..."
Aaron terkekeh pelan karena entah apa yang dikatakan Dorian di seberang sana. Tapi Sarah berani bersumpah, tawa laki-laki itu terdengar begitu mengerikan. "Kalau tidak ada pekerjaan tapi saya lagi benar-benar mau, saya bisa ngelakuin itu tanpa perintah, Dorian. Saya bisa membunuh tanpa berpikir dua kali." ujarnya lagi.
Tanpa mau mendengar ucapan Aaron selanjutnya, Sarah memilih masuk ke dalam kamar milik Aaron kemudian langsung menyembunyikan wajahnya di bantal lalu mati-matian menahan isak tangisnya agar tidak menggangu Aaron.
Sarah takut. Ia tidak bisa menjelaskan apa yang ia rasakan saat ini kecuali rasa takut yang terasa akan membunuhnya. Jika bukan Aaron yang membunuhnya, maka rasa takut yang disebabkan oleh laki-laki itu yang akan melakukannya. Sejak kapan Aaron menjadi seorang pembunuh? dan kenapa? apa alasan yang menyebabkan laki-laki itu melakukan hal menyeramkan itu. Aaron bahkan mengatakan bahwa ia tidak akan ragu membunuh Dorian, lalu apa kabar dengan Sarah? keduanya dekat tidak lebih lama dibandingkan kedekatan Aaron dan Dorian.
Bagaimana jika suatu saat ini giliran Sarah tiba? bagaimana jika nanti Sarah membuat kesalahan yang membuat Aaron membunuhnya? dan banyak kemungkinan terburuk lain yang muncul di kepalanya membuat Sarah kembali menangis keras tidak bisa ia tahan. Tidak peduli Aaron mendengarnya atau tidak, Sarah hanya ingin menangis sekarang.