17+
Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️
[ Cerita diprivate, silahkan follow untuk membaca semua chapter ]
Hanya dengan menatap matanya, Sarah sudah paham bahwa Aaron Jefferson itu laki-laki berbahaya, tapi entah kenapa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
‼️ HAPPY READING ‼️
Setelah meninggalkan restaurant dengan suasana tidak mengenakkan itu, mobil yang dikendarai Aaron kini sudah berhenti tidak jauh dari sebuah gerai sate taichan. Makanan yang dulu sering kali di beli Sarah melalui aplikasi online. Sarah masih merasa lapar meskipun keduanya baru kembali dari restaurant tadi, dan tidak pernah terpikirkan ia akhirnya akan melakukan taichan date bersama Aaron.
"Makan di mobil aja." ucap Aaron ketika Sarah hendak membuka pintu mobil. Perempuan itu hanya mengangguk setuju, membiarkan Aaron turun untuk memesan taichan untuk keduanya, lalu kurang dari 30 menit setelahnya kembali ke mobil sambil membawa pesanan mereka. Dengan tingkat inisiatif tinggi, Sarah membukakan pintu mobil dari dalam untuk Aaron karena kedua tangan laki-laki itu penuh.
"Thanks." ucap Sarah mengambil seporsi taichan untuknya dengan tidak sabaran. Kesukaannya!
Perempuan itu mengunyah makanannya dengan semangat kemudian berdecak pelan ketika rasanya masih saja enak seperti dulu, tidak berubah. "Dulu gue sering banget pesen ini bareng Bella sama Christa, enak banget!" ujar Sarah melirik Aaron sebentar kemudian kembali makan dengan semangat.
Aaron terkekeh pelan mendengarnya. "Udah keliatan dari muka excited kamu." ucap laki-laki itu singkat.
"Tapi beneran enak banget 'kan?" tanya Sarah menatap Aaron yang dibalas anggukan singkat laki-laki itu. Memang enak, tapi menurutnya masih dengan rasa enak yang biasa saja. Kategori normal. Bukan enak banget seperti kata Sarah tadi.
"Kasian si Christa gak bisa makan taichan di Turkey." gumam Sarah membuat Aaron menoleh menatapnya, namun tidak mengatakan apa-apa dan kembali sibuk menghabiskan makanannya.
"Lo tadi ngobrolin apa sama bokap lo?" tanya Sarah tiba-tiba.
Aaron mengernyit menatapnya. "Mami bikin kamu gak nyaman?" tanya laki-laki itu menatapnya penuh selidik.
Mendengar pertanyaan Aaron, jelas Sarah tersentak dan menoleh dengan wajah terkejutnya. Kemudian menggeleng cepat sebagai respon awal. "Bukan gitu! kenapa lo nyimpulin gitu? gue cuma kepo sama obrolan lo sama bokap lo." balas Sarah menatap Aaron kesal. Dasar sok tau. Walaupun memang benar adanya begitu, tapi Sarah jelas tidak bisa mengatakannya pada Aaron begitu saja.
"Gak ada." jawab Aaron singkat kemudian memilih untuk keluar dari dalam mobil dan merokok di luar, membiarkan Sarah menyelesaikan makannya kemudian ia akan mengantar perempuan itu pulang ke apartmentnya. Malam ini terasa sangat melelahkan untuk Aaron, entah karena pekerjaannya yang menumpuk atau karena pertemuan dengan kedua orang tuanya yang tidak berakhir baik.
Belum habis satu batang rokok ia hisap, Aaron sudah melihat Sarah turun dari dalam mobil sambil membawa bekas makanan mereka, mengembalikannya ke penjual kemudian kembali ke dalam mobil. "Ayo balik." ajak Sarah yang langsung dituruti Aaron tanpa mengatakan apa-apa.