‼️ HAPPY READING ‼️
"Sarah?"
"Sayang, kamu baik-baik aja? Mami udah siapin pengacara untuk kamu, you don't need to worry anything, sayang. Everything will be alright, I promise." ujar Madelyn diseberang sana dengan suara lembutnya. Berusaha menangkan Sarah yang pagi ini dijemput oleh pihak kepolisian karena dirinya adalah orang yang terakhir kali ditemui oleh Darren sebelum lelaki itu ditemukan meninggal di Gedung Tua Marilin.
Sarah menghela nafas panjang. Kembali merapalkan dalam hati rentetan kalimat menenangkan yang baru saja dilontarkan oleh Madelyn padanya.
"Thank you, Mami." ucap perempuan itu pelan.
"Anytime, sayang. Sampai apart langsung istirahat ya? jangan mikirin apa-apa lagi. Biar Mami aja yang urus semuanya dari sini." ucap Madelyn lagi.
Sarah mengangguk pelan, sadar Madelyn tidak dapat melihatnya membuat perempuan itu mau tidak mau kembali membuka mulutnya yang tertutup rapat. "Okay, Mami." jawabnya sebelum menutup panggilan telpon.
4 jam berada di kantor polisi membuat Sarah muak dan takut meski ia berani menjamin demi apapun di dunia ini bahwa kematian Darren bukanlah perbuatannya. Tapi tetap saja Sarah takut. Coba bayangkan, Sarah dijemput ke apartment miliknya ketika ia sedang bersiap akan menghadiri pemakaman Ivan dan Darren. Terkejut? sangat. Hanya ada Bella yang menemaninya disaat-saat seperti ini karena Christa sudah meninggalkan Indonesia karena kehamilannya itu.
"Kita delivery makanan aja ya nanti." ucap Bella yang sambil mengendarai Toyota 86 miliknya cepat sambil sesekali melirik Sarah yang terlihat memejamkan mata disebelahnya. Sahabatnya itu— terlihat kacau dengan sudut bibirnya yang terluka.
Sarah mengatakan bahwa luka itu ia buat tanpa sengaja karena tergigit olehnya, dan Bella harus mempercayainya karena tidak ingin berdebat disaat-saat seperti ini. Kantong mata Sarah juga terlihat mencolok padahal biasanya perempuan itu selalu memprioritaskan penampilan diatas apapun.
"Gue capek banget." lirih Sarah menghempaskan tubuhnya diatas sofa apartmentnya.
"Delivery McD aja gimana? biar bisa naikin mood lo." tawar Bella yang kini sudah membuka ponselnya, diam-diam sudah memasukkan beberapa makanan kesukaan Sarah ke dalam list pesanannya.
"Apa aja deh." jawab Sarah tanpa membuka matanya yang kembali tertutup lelah. Sarah tidak melebih-lebihkan, ia benar-benar merasa lelah sekarang padahal jam baru menunjukkan pukul 3 sore.
"Gue diomongin ya di instagram SMA?" tanya Sarah tiba-tiba.
Bella terdiam beberapa detik. "Gue gak tau, belum sempet—"
"Pasti iya. Semua adminnya 'kan haters gue, pasti mereka-mereka itu paling semangat ngepost berita gue dijemput polisi terus nulis caption yang menggiring opini negatif." potong Sarah tersenyum remeh entah karena apa. Tangannya juga bergerak cepat membuka akun sosial medianya satu per satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous [COMPLETED]
Romance17+ Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️ [ Cerita diprivate, silahkan follow untuk membaca semua chapter ] Hanya dengan menatap matanya, Sarah sudah paham bahwa Aaron Jefferson itu laki-laki berbahaya, tapi entah kenapa...