17+
Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️
[ Cerita diprivate, silahkan follow untuk membaca semua chapter ]
Hanya dengan menatap matanya, Sarah sudah paham bahwa Aaron Jefferson itu laki-laki berbahaya, tapi entah kenapa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
‼️ HAPPY READING ‼️
"Saya sudah minta kamu datang dari tadi pagi." ucap Aaron menatap Sarah yang baru tiba. Pukul 1 siang, padahal Aaron sudah menghubunginya ribuan kali dan memerintahkan Sarah untuk datang ke apartmentnya pukul 9 pagi untuk sarapan bersama. Dan sekarang perempuan itu baru tiba dengan wajah lempeng tidak peduli dan tanpa merasa bersalah. Bahkan Aaron tadi harus memerintahkan Dorian untuk menjemputnya, mungkin jika tidak Sarah belum berada di apartmentnya sampai sekarang.
"Tadi masih tidur." jawab Sarah menjatuhkan dirinya di salah satu sofa yang berada diruangan kerja Aaron. Matanya bergerak memperhatikan ruangan Aaron yang terlihat begitu luas dengan warna dominan hitam. Tidak mengesankan dan tidak menarik, sama seperti hidup Aaron di mata Sarah sekarang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dan hal ini membuat Sarah menyadari satu hal, ia hanya pernah datang ke kantor pusat keluarga Aaron— JF Company sebanyak satu kali. Itupun tidak direncanakan dan tanpa sepengetahuan Aaron. Jika diperhatikan dari isi ruangannya, Sarah dapat menyimpulkan bahwa Aaron sering mengerjakan pekerjaannya di ruangan ini. Terbukti dari banyak map berkas yang terletak di atas mejanya, dan juga sekumpulan berkas lain pada lemari kacanya.
"Lo lebih sering kerja dari sini di bandingkan pergi ke kantor?" tanya Sarah menatap Aaron ingin tau.
Aaron masih diam tidak merespon, menatap Sarah tanpa ekspresi. "Kamu udah makan siang?" tanya laki-laki itu tidak merespon pertanyaan Sarah barusan.