17+
Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️
[ Cerita diprivate, silahkan follow untuk membaca semua chapter ]
Hanya dengan menatap matanya, Sarah sudah paham bahwa Aaron Jefferson itu laki-laki berbahaya, tapi entah kenapa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
‼️ HAPPY READING ‼️
Aaron memang sudah kembali sebelum Sarah terbangun tadi— seperti kata cowok itu, atau lebih tepatnya Aaron kembali pukul 5 pagi dan langsung bergabung di atas ranjang sambil memeluk Sarah. Tapi sialannya, Aaron sudah kembali harus pergi menyelesaikan pekerjaannya pukul 9 tadi, bahkan ketika Sarah masih asik dengan mimpinya.
"Disitu, disitu semalem gue sama Aaron bobo bareng sambil pelukan." ucap Sarah mengarahkan kamera ponselnya ke ranjang yang kini sudah tersusun rapi atas perintahnya pada salah satu orang suruhan Aaron. Sebenarnya Sarah bisa saja memanggil pihak hotel, namun ia tidak ingin orang suruhan Aaron makan gaji buta tanpa mendapatkan perintah darinya.
"Oke keren. Terus lo sekarang ngapain di Chicago kalo cowok lo kerja terus? mending lo balik ke Indo diem-diem terus party sampe teler sama Bella." ujar Christa dengan nada malasnya.
Keduanya kini tengah melakukan video call— atas paksaan Sarah karena perempuan itu tidak tau harus melakukan apa lagi tanpa Aaron. Alhasil Christa yang tengah berada di Turkey bersama Pablo— laki-laki yang kini sudah berstatus sebagai suaminya itu mau tidak mau harus menemani Sarah video call.
"Ide gila lo itu bisa bikin gue mati tau gak?" balas Sarah kesal justru membuat Christa tertawa lebar di tempatnya.
"Lagian lo aneh, Sar! Orang kerja lo intilin, jadi pengangguran 'kan lo di hotel mahal itu?"
"Anjing lo." umpat Sarah cepat membuat Christa tertawa heboh mendengarnya.
"GUE BOSENNNNN!!!" teriak Sarah tiba-tiba.
Christa menghela nafas mendengar itu, di pikir-pikir kasihan juga Sarah, berada di negara orang tapi justru menghabiskan waktunya di hotel seharian. "Lo mau jalan sama adik ipar gue? doi juga lagi ada di Chicago." ujar Christa membuat tatapan Sarah kembali terfokus menatap layar ponselnya.
"Dari tadi kek! Siapa namanya? Ganteng gak?" sahut Sarah bersemangat, spontan menegapkan tubuhnya setelah mendengar kalimat Christa barusan. Akhirnya ia bisa meninggalkan hotel ini dan berjalan-jalan di Chicago.
"Doi orang pinter, jangan lo apa-apain. Namanya Peter."
"Lucu amat namanya, berasa lagi di dunia Tinker Bell gue." ucap Sarah membuat Christa mendelik sedangkan gadis itu kembali tertawa melihatnya.
"Nomornya udah gue kirim ke elo." lanjut Christa menunjukkan isi chat mereka ke arah Sarah.
"Lo aja yang chat, suruh jemput gue ke hotel. Sekarang juga, karna gue udah bosen mampus." ujar Sarah dengan kalimat perintahnya yang kental.
"Udah, semoga doi mau. Harusnya mau sih, dia nurut banget sama gue."
"Oke gue mau prepare dulu, thank you bumil." ucap Sarah menggerakkan tangannya membuat flying kiss sebelum mematikan sambungan video call mereka begitu saja.