MKI: 5. Rumah Sakit

1.4K 143 5
                                    

Siapa sangka di balik kebersamaan Mew dan Gulf kemarin malam terdapat Necca, Max dan Tul yang menguping percakapan mereka di depan pintu kamar. Ketiganya cekikikan saat Gulf mencoba mengalihkan pembicaraan.

Saat ini di sekolah.

Kebetulan kelas free Necca bersama kawan-kawan memutuskan untuk ke kantin mengisi waktu luang mereka namun sayang Gulf yang notabenenya teman baru mereka kini absen, Gulf sempat mengirim pesan kepada Necca dia mengatakan bahwa kakinya masih sakit.

"Kalo Gulf sakit langkah kedua kita buat bikin dia deket ama kak Mew gagal dong" Tul menyesap es teh manis yang telah ia pesan di kantin sesekali menoleh kepada Necca yang sedang sibuk mengisi perutnya.

"Gulf itu sakit ya bukan mati. Lagian masih ada hari esok kok, udah bagus rencana awal kita berhasil ya ga ca?" jawab Max.

"Yoi. Biarin dia istirahat dulu sampe sembuh. Lagian rencana selanjutnya belum gue pikirin. Lo berdua ada ide ga?" tanya Necca setelah selesai memakan mie ayam pak Rojak dan melanjutkan dengan memakan rujak bu Ani.

"Astaga ca makan mulu ga ada kenyangnya, bagi-bagi napa" kata Max hendak menyomot mangga muda di piring yang Necca pegang namun cepat-cepat wanita itu berdiri menjauhkan tubuhnya dari Max.

"Ga ya Max, jangan berani-beraninya lo nyomotin rujak gue. Awas aja gue bilangin ama kak Mew" ancam Necca.

"Astaga bocil mainnya adu-aduan anjing"

"Muka lo kek anjing"

"Lo babi"

"Wush ribut mulu woi. Jadi gimana? apa rencana kita selanjutnya" timpal Tul yang sudah jengah dengan keributan dua makhluk mars ini.

"Menurut gue suruh aja kak Mew jengukin si Gulf ke rumahnya, terus suruh dia nginep dan jadilah perslebewan" Max benar-benar minus akhlak, bagaimana itu terjadi? itu terlalu mencolok. Necca menginginkan kalau rencananya untuk menjodohkan Gulf dengan Mew harus mulus tanpa di buat-buat.

"Ga lah ga bisa gitu, lagian kak Mew mana ada waktu buat gituan. Kak Mew itu ceo siapa lo berani merintah dia" kata Necca

"Iya sih, terus gimana dong lo ada ide ga ca?" kini Tul yang bertanya, tepat di depan Necca Tul tanpa di marahi mengambil satu potong buah nanas lengkap dengan sambelnya.

"Curang lo ca masa Tul boleh minta gue nggak" ujar Max berlaga marah memalingkan wajahnya.

"Ututu ngambek, yaudah nih beli 20 rebu berdua" rayu Tul. Mata Max berbinar dia bergegas mengambil uang yang di sodorkan Tul dan segera memesan.

"Tul sini deh" mendengar permintaan Necca, Tul segera mendekatkan kepalanya dan Necca membisikan sesuatu tepat di telinganya

"Whoa boleh juga. Gue setuju sih" ucap Tul kemudian menjauhkan kepalanya.

"Pinter kan gue"

"Ngapain tadi bisik-bisik ngomongin gue ya" ujar Max yang baru saja datang membawa dua piring berisi rujak.

"Yee pede lo. Siapa juga yang pengen ngomongin hulk kaya lo"

"Bacot"

Setelah percakapan itu keduanya memakan rujak pesanannya tentunya dengan Necca yang merecoki waktu makan mereka.

Pov: Mew

Di kantor.

Aku menatap fokus layar komputer di depanku, sejujurnya hari ini aku malas bekerja. Mendengar Joss sekretarisku sedang sakit jadi aku mengurungkan niatku untuk libur. Aku juga berniat menjenguknya di rumah sakit saat pulang nanti, Luke bilang bahwa penyakit asam lambung lelakinya kambuh. Sebagai teman dan atasan yang baik, bukankah seharusnya aku menyempatkan waktuku untuk menjenguknya?

MANTANKU KAKAK IPARKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang