MKI : Side Story 5

741 71 5
                                    

Sudah seminggu Gulf berada di rumah Grace, karena Mew yang sedang pergi keluar kota untuk urusan pekerjaan.

Disana dia banyak menghabiskan waktu bersama sang ayah dan juga anaknya. Bermain bersama hingga menceritakan bagaimana kehidupan masa kecil Gulf saat itu.

"Oooo jadi dulu bunda pinter ya oppa, sekarang masih pinter ga?" Glean sangat senang dengan Zio, laki-laki tua itu selalu berhasil membuat Glean terngikik tidak tertahankan.

"Pinter dong, buktinya sekarang Glean ada di dunia. Nanti Glean minta di buatin adik bayi pasti bunda bisa"

"Bener oppa? Eh tapi Glean udah pernah minta, kata daddy adik bayinya lagi proses pembuatan tapi sampai sekarang ga keluar keluar dari perut bunda. Glean keluar dari perut bunda kan oppa?"

Gezio tersenyum menyelirih, telapak tangannya menyentuh kulit kepala anak berusia tujuh tahun itu. "Iya Glean keluar dari perut bunda, sabar aja. Nanti kalo daddy pulang coba minta di buatin lagi, siapa tau berhasil"

Glean tersenyum mengangguk "Baik oppa"

Anak itu nyaman berada di samping sang kakek, bercerita dan tertawa menikmati indahnya matahari sore yang sebentar lagi akan terlelap di gantikan oleh gelapnya malam.

Tiba-tiba datang Gulf dengan senyuman yang teramat lembut menghampiri keduanya.

"Ayo masuk, hari udah mulai malam ga baik berlama-lama di luar"

Gulf membantu tubuh ringkih sang ayah untuk berdiri, memapahnya yang di dahului oleh Glean. "De kamu ngasih Glean makan apa sih, kok pinternya kebangetan"

Gulf tidak langsung menjawab, ia membantu Gezio untuk duduk di sofa keluarga bersama dengan Grace dan juga Mild Suttinut, yang sejak lima tahun sudah menjadi suaminya.

"Ga ngerti padahal ngga ada yang ngajarin. Tapi bawel sama keponya bener-bener mendarah daging" balas Gulf

Gulf duduk di sofa yang sama dengan Glean, terlihat anak itu menatapnya bersama wajah yang di tekuk. "Glean ngga kepo, Glean cuma pengen penasaran aja tau" ujarnya.

Bibirnya yang di poutkan ke depan mengundang tatapan dari orang-orang yang berada disana untuk tertawa gemas.

"Mami Grace Gevano kemana? Dia udah tidur ya?"

"Geva lagi main tuh di kamar sama Gempi, samperin gih"

Glean mengangguk, beralih menoleh menatap Gulf. "Bunda boleh Glean main?"

"Boleh sayang" seakan tau Gulf mengangguk, ia paham anaknya seberbakti itu. Setiap akan melakukan apapun pasti Glean meminta ijin darinya terlebih dahulu, itu suatu pengajaran yang sangat penting. Agar suatu saat Glean dapat hidup disiplin atas ijin darinya.

"Mew pulang malam ini de? Yah masa nginepya udahan" lenguh Grace di tertawai oleh Gezio juga suaminya.

"Kamu ini, biarin lah adek mau pulang kapan juga. Dia udah kangen bikin adik buat Glean tau sama Mew" respon Gezio membuat Gulf seketika memerah dan merajuk.

"Ih ayah apaan si, engga"

"Hahaha. Kapan program lagi dek, Glean udah tujuh tahun loh, dia pasti kesepian di rumah ga ada temen"

"Aku lagi usaha sama Kak Mew, doain aja"

"Kalo bisa cewe ya, bikin yang pinter kaya Glean biar dia ada temennya"

"Ih ayah emangnya anak bisa di request"
Gulf merajuk gemas.

Dari dulu Gezio emang selalu bisa membuat Gulf marah dan memerah, entah itu dalam hal menggoda atau menjahilinya.

Apalagi umurnya yang hampir habis di makan usia semakin membuat paruh baya itu ingin menikmati moment-moment indah bersama sang anak dan juga cucu.

Tidak terasa Grace dan Gulf yang dulunya ia timang-timang kini harus menimang seorang anak kecil yang menjadi cucunya.

Gezio sangat berterima kasih kepada Mew yang telah menyelamatkannya dari jeratan Geisha. Selain itu, bukti cinta Mew yang di tunjukkan kepada Gulf membuat Zio yakin bahwa Mew adalah pilihan yang tepat untuk Gulf.

....

Pukul 22.00 Mew sampai di Bangkok, jalanan ibu kota malam ini cukup macet membuatnya harus extra sabar untuk menghadapi keramaian negeri yang di juluki Gajah Putih itu

Dari luar terlihat rumah sudah sepi, meskipun rumah Grace tidak sebesar rumah miliknya tapi Mew cukup merasa aman disana, apalagi sekarang di rumah tersebut ada Zio yang senantiasa siap menjaga keamanan Gulf dan juga Glean, dua malaikat penyemangatnya.

Pintu di buka mata Mew memicing melihat siluet istrinya yang duduk dalam keadaan mengantuk di sofa, kepalanya beralih menilik sebuah benda persegi yang masih menyala.

Istrinya pasti sangat lelah menunggunya selama ini.

Di matikannya televisi, beralih duduk di samping Gulf dengan perlahan-lahan. Tidak tega jika harus membangunkan kucing manis yang seminggu harus di tinggalkan karna urusan pekerjaan.

"Nghhh, mas udah sampe?"

Mew menoleh cepat ke arah istrinya yang kini dalam keadaan sayu menatapnya. Seperlahan apapun Mew bergerak Gulf tetap akan menyadari kehadirannya.

Kepalanya mengangguk, bibirnya di sunggingkan tersenyum tubuhnya di peluk erat seolah meminta bayaran atas seminggu ini ia pergi.

"Mas kok lama? Adek kangen tau" seolah enggan dekapan itu terlepas Gulf berbicara di dasar leher Mew. Menghirup wangi-wangian yang selama ini telah menjadi candunya.

"Mas juga kangen sayang, mas minta maaf ya harus ninggalin kalian sampe kaya gini"

Gulf melepas kedua tangannya dari pinggang Mew, kepalanya mendongak dengan sorot mata yang memilukan. "Mas ngga akan pergi lagi kan? Mas ngga akan ngebiarin adek sendiri lagi kan?"

Mew terkekeh menggeleng ia mengacak rambut istri kecilnya. "Sebisa mungkin engga. Mas akan minta sama papi supaya mas ga usah di alihkan lagi biar mas bisa sama kamu terus"

Gulf mengangguk ia beranjak dari duduknya beralih duduk di pangkuan Mew. "Mas mau bikin adik buat Glean dulu atau makan dulu? Um, atau mau mandi dulu? Aku bisa siapin airnya"

"Kamu mau program lagi?"

"Um, Glean nagih terus aku kasian dia ga ada temen main"

"Yauda temenin mas mandi ya malam ini. Kita bikin adik buat Glean"

Gulf tersenyum tipis turun dari pangkuan Mew.

"Aku duluan ke atas nyiapin air buat mas, kamu ke kamar Glean dulu gih. Siapa tau dia kebangun"

Setelah tubuh cantik istrinya tidak terlihat Mew bangkit dan beranjak pergi ke kamar Geva, disanalah anaknya tidur jika mereka menyempatkan waktu untuk menginap di rumah Grace

Glean sering kali mengeluh kepada orangtuanya bahwa ia butuh teman untuk tidur sehingga Gulf dan Mew di buat kelimpungan.

Teman yang di maksud Glean bukan hanya sekedar teman. Melainkan seseorang yang menemaninya setiap malam, bisa dia ajak bercanda, main dan melakukan hal bersama selayaknya adik yang ia inginkan selama ini.

MANTANKU KAKAK IPARKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang