MKI : 33. Mall

913 85 3
                                    


Tubuhnya telah berada di samping Mew tepatnya membelakangi, semalam dalam tidurnya Gulf tidak sadar merengek mengadu pegal pada area pinggulnya.

Mew dengan segala kasih sayang dan perhatiannya ia rela bangun membawa Gulf ke posisi yang lebih baik. Serta pijitan yang Mew berikan pada pinggul Gulf meskipun dalam keadaan mengantuk dan sesekali tertunduk, Mew tetap senantiasa memperhatikan bayi kecilnya itu.

Siang ini Gulf terbangun karena sinar matahari yang masuk menembus celah gorden kamarnya, tubuhnya menggeliat menikmati suasana siang yang cukup cerah ini.

Tidak menyadari di belakangnya seorang pemilik tangan besar yang melingkari pinggangnya terkekeh, mengendus tengkuknya yang putih.

"Tidurnya nyenyak?"

Gulf menoleh terkejut, ia mengangguk perlahan terlentang di bantu Mew yang sedikit bangkit

Bibir keduanya tersenyum merekah sebelum akhirnya saling melumat menyambut pagi ini dengan begitu cerah.

"Nanti kita nikah ya" ujar Mew setelah ciuman pagi mereka berlangsung, Gulf tersenyum menyisir rambut Mew yang berantakan karena ulahnya semalam.

"Um. Makanya cepet kenalin aku ke orang tua kamu, biar kita cepet nikah" mendengar jawaban Gulf, Mew melengkungkan bibirnya ke bawah ia menjawab "Maaf ya"

"Gapapa. Aku ngerti kok"

Mew membawa kepalanya untuk bersembunyi di ceruk leher Gulf, yang telah banyak ia tanami hickey. Sebelum akhirnya mendongak kembali berbicara.

"Kamu bisa jalan? Aku mau ngajak kamu shopping, mau ya?" disana ia memperlihatkan mata kucingnya membuat Gulf tertawa.

"Haha, kok kamu manja gini si. Ada apa? Pasti ada masalah ya?"

Mew menggeleng cepat, semakin mengikis jarak di antara mereka dengan mengeratkan pelukannya.

"Emang salah ngajak belanja pacar sendiri?"

Gulf tertawa menangkup wajah pacarnya "Sejak kapan um? Sejak kapan ceo Mew Suppasit punya waktu buat ngelakuin hal-hal yang ga penting sama aku?"

"Sayang kamu penting buat aku, makanya sebisa mungkin aku akan bikin kamu nyaman untuk tetap tinggal sama aku. Please ya, mau ya?"

Gulf mengangguk tersenyum "Iya, aku juga ada sesuatu yang mau di beli. Yauda minggir dulu kakaknya, aku mau duduk ini tolongin"

Gulf mencoba bangkit tapi susah karena Mew yang tidak beranjak dari atas tubuhnya "Kok panggil kakak lagi, kamu kan bukan Necca. Aku bilang apa semalem?"

"Mew?"

"Iyaaa, panggil aku kaya gitu!"

"Gamau di panggil sayang?" Gulf menjawab dengan sudut bibir yang terangkat hal itu berhasil membuat Mew bangkit dengan mata berbinar.

"Mau. Mau di panggil sayang"

"Yauda awas dulu ini aku mau bangun, kamu mandi di kamar mandi yang lain ya biar cepet"

"Kenapa ga mandi bareng aja?"

"Isssh"

Mew tertawa melihat tingkah lucu pacarnya, ia bergegas ke kamar mandi lain setelah membantu berjalan. Tau betul pria itu bahwa sang kekasih pasti sulit karena aktivitas mereka semalam.

....

Gulf dan Mew selesai makan siang dan berbelanja keduanya akan melanjutkan dengan berjalan-jalan ke taman, taman yang pernah menjadi saksi bisu kisah percintaan mereka pertama kali.

"Kita kayanya harus pulang dulu deh belanjaan kita terlalu banyak" kata Gulf sambil berjalan dan bergelayut di lengan Mew. Banyak sekali yang mereka beli sehingga keduanya sama-sama menenteng berbagai macam bag, dari yang kecil sampai yang besar.

"No, kita bisa menyimpannya di bagasi"

Langkah Gulf terhenti sebentar berdalih menyamping menghadap Mew yang juga ikut menghentikan langkahnya.

"Aku bilang kita harus pulang dulu, sebelum kita pergi ke taman. Belanjaan kita banyak, ga mungkin cukup di bagasi"

"Aku bilang ga perlu, kita masih bisa manyimpannya di kursi belakang kan?"

Gulf memutar matanya jengah dengan si keras kepala ini, sebelum ia menjawab Mew terlebih dahulu menimpalinya

"Kenapa ekspresinya gitu? Kalo kamu malu bawa belanjaannya sini biar aku aja. Aku masih bisa" balas Mew namun karena kesal Gulf memilih pergi dengan perasaan dongkolnya kepada si tua yang tidak pernah mau mengalah.

"Sayang" panggil Mew sambil berlari kecil mencoba mensejajarkan langkahnya dengan langkah Gulf.

"Sayang, stop. Jangan berlari, nanti jatuh"

Bugh

Belum bibir Mew kering karena ucapannya, Gulf benar terjatuh bertabrakan dengan beberapa orang. Karena memang mall cukup ramai di hari weekend seperti ini.

Mew bergegas lari membantu Gulf bangun tak menghiraukan tatapan-tatapan orang yang menatap mereka dengan berbagai jenis tatapan.

"Sayang, kan aku udah bilang jangan lari, ngeyel banget si. Gimana kalo kamu luka um? Ada yang sakit?" Mew sibuk membantu Gulf berdiri mengecek setiap sudut badan Gulf, begitu pun Gulf yang hanya cemberut sedikit banyaknya lutut dan telapak tangannya agak nyeri karena terbentur ubin.

"Sakit ini" Gulf memperlihatkan sebelah telapak tangannya yang tampak memerah, Mew membawa tangan itu untuk di tiup dan di kecupnya. Masih tidak menyadari siapa yang berdiri di depan yang sempat menabrak kekasihnya itu.

"Kita pulang ya, aku obatin"

Mew memungut semua belanjaan yang terjatuh, ia sempat membungkuk meminta maaf kepada siapa yang berdiri di depannya. Ketika mendongak matanya melotot terkejut ternyata yang Gulf tabrak ....







To be continue

MANTANKU KAKAK IPARKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang