MKI : 55. Kantor

902 84 3
                                    

Selesai memasak Gulf siap mengantar makanan ke kantor Mew. Sekarang kehamilannya sudah sangat besar, dan yang bisa dia lakukan hanyalah berdiam diri di rumah tidak lagi pergi ke toko yang sekarang telah di kelola oleh Grace.

____________________________

Mas🎀

Adek pergi sekarang.

Jemput di lobby

____________________________

Balasan tidak kunjung datang, lantas Gulf pun pergi saja bersama sopir mengingat waktu makan siang akan segera tiba

Sampai disana Gulf di sambut baik para karyawan suaminya, namun Mew yang biasanya menunggu di pintu lobby ketika Gulf menemuinya di kantor sekarang tidak tampak terlihat.

Gulf meminta penjaga resepsionis untuk mengantarkannya ke atas. Tempat dimana letak ruangan suaminya.

"Terima kasih" ujar Gulf kepada sang resepsionis ketika sampai di depan pintu.

Kakinya pelan-pelan melangkah ingin mengejutkan. Baru satu langkah masuk alih-alih Mew terkejut, justru Gulf yang di kejutkan oleh seorang wanita berparas cantik yang duduk berhadapan dengan Mew.

Payudaranya yang besar tampak sengaja di majukan menggoda Mew.

Disana juga ada Rio yang agak terganggu melihat bagaimana wanita itu memasang wajah sensual ketika Mew menjelaskan sesuatu hal.

Sadar akan kucing manisnya yang telah sampai dan hanya diam. Mew menjeda penjelasannya, berdiri berjalan menghampiri Gulf.

"Ga mau" celetuk Gulf saat Mew berusaha mengecup dahinya. Pinggangnya di tarik agar jarak di antara mereka semakin terkikis.

"Kok ngga mau, kenapa? Aku kira kamu kangen"

"Iss iya kangen" Gulf menurut mengikuti Mew yang kini membawanya untuk duduk di sofa.

Namun Gulf tidak mau jika ia harus membiarkan suaminya digoda oleh wanita berlesung pipit tersebut, alhasil yang ia lakukan adalah mendekati Mew dan duduk di pangkuannya.

Mew tidak terganggu sama sekali, justru kedua lengan beuratnya menopang perut Gulf yang telah menonjol besar di tutupi hoodie. Mendengarkan setiap kata perkata yang wanita itu utarakan.

"Kak kenyal ya" celetuk Gulf tiba-tiba.

Mew tidak menggubrisnya, ia hanya diam membiarkan jari-jari tangannya di mainkan.

"Kak adek mau bittersweet" lagi Gulf berbicara, seolah mencoba mengalihkan perhatian Mew dari wanita itu yang kini mulai berdiri dan memperlihatkan in focus yang terbuka lebar di sampingnya.

"Kak__

___diem"

"Ck, kak__

__diem ga?"

Gulf mempoutkan bibirnya ke depan ketika nada dingin Mew terucap, mulutnya mendengus. Ujung-ujung hoodienya ia remat kesal, karena Mew tidak memperdulikannya.

MANTANKU KAKAK IPARKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang