MKI : 54. Selingkuh

1.1K 95 4
                                    

Sehabis membawa sarapan pagi dan susu, Gulf mendengar deringan telepon Mew yang terus berbunyi di bawah bantal.

Karena mungkin berisik Gulf bergegas mengambil ponsel itu dan melihat 9 panggilan tidak terjawab juga 6 pesan whatsaap yang belum di baca.

Nama Mona tertera di layar, ketika Gulf membaca paparan pesan yang tertampil matanya menyipit. Pesan itu seolah memberi tanda bahwa masalah akan kembali hadir.

Hati Gulf mencelos sakit, darahnya mendidih tidak tertahan. Hingga saat suara knop pintu di buka dan Mew muncul Gulf menghampiri Mew penuh amarah.

"Who this?" tanya Gulf. Menunjukan rentetan pesan yang di kirim kontak bernama Mona itu ke ponsel suaminya.

Dan seketika itu pula Mew membeku diam.

"Mona, siapa Mona?" sekali lagi Gulf menekan Mew agar menjawab, kepalanya tetap mendongak menatap Mew dengan raut wajah penuh kekecawaan.

Pria itu memegang kedua bahu Gulf untuk menenangkan. "Trust me. It's nobody. Nanti aku jelasin ya"

"Don't lie, kak please. Who this?" tanya Gulf lagi.

Kedua matanya mulai memerah. Memegang ponsel Mew bergetar.

"Ini maksudnya apa? Kenapa dia nungguin kakak di hotel?" Gulf menyusul Mew yang tengah memakai kaos hitam di depan cermin.

"Kak Mew selingkuh? Iya, um?" lontar Gulf agar kemarahannya tidak meledak.

Mew tertunduk terpejam singkat, balik badan menilik wajah Gulf keruh. Kedua matanya menyipit juga sedikit sayu.

"You cheating on me too" balas Mew.

Jatuh sudah air mata Gulf, pria itu melotot membanting ponsel Mew kuat-kuat kemudian berteriak. "Aku ngga selingkuh. Aku ngga pernah selingkuhin kamu Mew Suppasit, tapi kamu? Demi apa kamu selingkuhin aku" bentak Gulf menggebu-gebu.

"Demi apa kak? Demi apa kakak selingkuhin aku sampe janjian di hotel kaya gini? Aku ini lagi hamil, disini di perut ini ada darah daging kamu. Tapi kamu tega selingkuhin aku, kenapa si? Apa kurangnya aku" lagi Gulf berteriak. Dia sesenggukan air matanya telah aktif keluar, dadanya sesak juga sakit menangis penuh histeris.

Mew mendekati Gulf dengan tenang "Sayang__

"Kamu jahat kak, kamu jahat" Gulf berteriak memukul dada Mew hingga nyaris membuat tubuh Mew mundur beberapa langkah.

Tidak hanya itu, tamparan juga hantaman pada kepala Mew Gulf layangkan sehingga membuat rahang Mew mengeras.

Mew mencoba untuk tetap tenang, membiarkan Gulf memukulinya. Menarik nafas dalam-dalam dan terpejam.

"Bawa aku kesana. Bawa aku ke hotel itu" pekik Gulf meminta, berniat untuk menemui perempuan tersebut.

Mew tidak bergerak hanya menatapi Gulf datar. "Mau ngapain?"

"AKU MAU KETEMU DIA"

Plak!

Satu tamparan kembali mendarat di pipi Mew.

...

30 menit perjalanan tibalah kedua pasangan itu di depan hotel yang di beritahukan sebelumnya oleh wanita bernama Mona

"Kamar nomor berapa?" bentak Gulf melotot.

Selama mengenal Gulf inilah kali pertama Mew melihat Gulf benar-benar mengamuk.

Setelah Mew memberitau, Gulf segera berlari. Memasuki lift untuk menuju dimana lantai itu berada. Di ikuti Mew yang tetap diam di belakang Gulf.

Brak, brak!

Brak, brak, brak!

Gebrakan pintu membuat orang yang berada di dalam kesal, waktu merias wajahnya terganggu. Dan yang menggebrak adalah Gulf, pria itu tidak mengetuk melainkan menggebrak pintu kamar hotel yang ada di depannya kini.

"Buka! Buka pintunya" teriak Gulf.

Ketika pintu di buka Gulf terkejut berteriak

"What's wrong--kak! Damn you. Why just come now? Fuck!"

Mew melangkah maju, melewati Gulf yang seketika mematung. Mengerjap bak leher yang tercekat.

"I'm sorry. I dind't see you calling me" balas Mew.

Saling berpelukan sesama pria, bersama lelaki yang keluar dari dalam kamar hotel tersebut.

Lelaki manis dengan tangan gemulainya memegang bedak, bibir penuh lipstik tebal, alis serta eyliner yang cetar. Rambutnya curly berwarna coklat.

Pria manis lekong itu melihat Gulf "Your bae?" tanyanya pada Mew.

Mew mengangguk, menoleh pada Gulf penuh cinta dan sang empu hanya mematung ngeblank.

"Yeah, his my future wife. Gulf" Mew menarik bibirnya tersenyum manis.

Cowo lekong itu segera memeluk Gulf, mengobrol mengajak Gulf masuk ke dalam hotel untuk membantunya make up.

Gulf menoleh ke belakang pada Mew yang masih berdiri di ambang pintu. Mereka saling memandang dengan kontak mata yang saling bertemu. Gulf tidak tahan, ia berlari menghampiri Mew kemudian melompat ke pangkuan suaminya.

Memeluk leher Mew erat, menyembunyikan bahunya di bahu Mew " I love you" ucap Gulf. Kemudian di balas satu kecupan di keningnya oleh Mew.

"Sekarang kamu paham kenapa aku takut banget kamu selingkuh. Takut banget kamu deket-deket sama Win. Ya gitu rasanya kalau pasangan kita selingkuh. Mau gila rasanya mau mati" tutur Mew.

Gulf mengangguk, turun dari gendongan Mew lalu memeluk pinggang Mew erat-erat.

"Makasih udah setia, setia sama adek yang banyak maunya. Padahal di luar sana banyak yang lebih cantik dan lebih baik dari aku"

Mew membalas pelukan Gulf dengan mesra "Yang lebih cantik emang banyak. Tapi belum tentu mereka bisa sesabar kamu buat hadapin keras kepalanya aku yang kaya gini" Mew menjelaskan.

Keduanya tersenyum bersama, hari ini Mew berhasil menunjukkan pada Gulf kalau perselingkuhan memang sesakit itu.

Gulf bernjinjit lucu memegang kepala Mew "Kepalanya sakit? Maafin aku.." pria itu menyesal. Ia memeriksa semua wajah Mew, meraba kepala Mew dan pipinya yang tadi ia tampar dahsyat.

"Enggak, engga baby. I'm oke, ga sakit. Ga ada yang sakit" Mew tergelak. Gulf menarik kepala Mew rendah, mengecup ubun-ubun Mew lama.

"Dah! Udah sembuh.." Gulf nyengir polos Mew mengangguk mengiyakan.

"Nanti malem obatin lagi. Kepala yang di bawah juga butuh di kecup." bisik Mew di telinga Gulf

"Hehe, oke oke. Maafin yak tapi, love you baby. Maafin aku yak" Lagi dan lagi Mew mengangguk tersenyum gemas melihat wajah sang kekasih yang kembali ceria setelah amarah yang meledak-ledak.

"I hate drama" celetuk Mona yang sebenarnya bernama Mond.



To be continue.

MANTANKU KAKAK IPARKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang