MKI : Story Side 9

613 63 2
                                    

Satu hari setelah mengetahui bahwa sang ibunda tengah mengandung adiknya Glean benar-benar sangat bahagia.

Anak berumur 7 tahun itu tampak bersemangat membantu sang ibunda dalam melakukan sesuatu.

Terdengar berlebihan namun begitulah Glean, ia membantu Gulf mencuci piring, menyapu bahkan membersihkan tempat tidurnya sendiri

Gulf telah melarangnya namun Glean tetap bersikeras untuk membantu.

Seperti sekarang anak itu membantu Gulf memasukan berbagai macam makanan pada sebuah bag yang akan ia bawa ke kantor. Menemui ayahnya.

"Glean sayang udah belum nak. Cepet, nanti daddy keburu istirahat"

"Baik bun"

Setelah semuanya selesai lantas Gulf dan juga Glean cepat bergegas menggunakan mobil. Di antar sopir.

.

15 menit mengarungi kemacetan, Gulf dan Glean telah sampai di kantor Mew. Keduanya di sambut dengan mata berbinar oleh seluruh karyawan.

Tampak seperti nyonya besar yang sesungguhnya.

"Sayang jangan lari-larian dong" cicit Gulf melihat Glean yang antusias berlarian ke ruangan sang ayah.

Sebagai anak dari seorang ceo tentu Glean tidak ragu-ragu untuk langsung masuk ke ruangan Mew

Decitan suara pintu di buka, Glean berjalan mengendap-endap

Niat hati ingin mengejutkan ayahnya justru disini Glean yang terkejut, mendapati sang ayah duduk di satu sofa yang sama bersama seorang wanita

Di belakangnya Gulf mengerutkan kening ketika telinganya tidak mendengar suara bising apapun dari dalam.

"Glean sa...

Belum sempat permbicaraannya selesai, ia di buat tercengang dengan apa yang ia lihat. Seorang wanita sedang berusaha menggoda Mew tepat di depan anak dan juga dirinya.

Rupanya Mew belum sadar akan kehadiran mereka. Ketika Glean berinisiatif memanggilnya saat itu juga wanita yang Gulf ketahui sebagai sekretaris Mew itu ketar ketir berdiri dan berpamitan

Begitu juga Mew yang spontan mendekati Glean juga Gulf.

"Sayang, kesini ko ga bilang daddy?" tanya Mew mensejajarkan tingginya dengan Glean, mencoba mencium anak sulungnya namun sayang Glean enggan di sentuh pria itu sama sekali.

Menghindarinya meminta Gulf untuk membawanya pulang.

"Bun, kakak mau pulang" begitulah panggil Glean kepada dirinya sendiri.

Itu keinginannya sendiri karena sebentar lagi Glean akan memilik adik bayi dan ia sendiri yang menentukan panggilan tersebut.

"Sayang baru sampai kok udah pulang lagi? Ga kangen sama daddy um?" lagi Mew berusaha meraih tubuh anaknya namun Glean tetap bersikeras meminta pulang.

Anak itu bersembunyi di belakang tubuh Gulf agar tidak tampak dari jangkauan Mew.

"Sayang..."

"Mas sebaiknya aku sama Glean pulang saja. Ini makan siang buat kamu, jangan lupa di makan"

"T-tapi sayang" 

Terlanjur, anak dan istrinya telah merajuk.

Mew menggusak wajahnya frustasi, bagaimana itu bisa tidak terjadi padahal Mew sudah sebisa mungkin menghindari Dara, sekretarisnya.

-

"Sayang kita ke toko dulu ya, bunda udah lama ga mampir"

Glean menggeleng

MANTANKU KAKAK IPARKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang