Setelah ibu singa mengeluarkan aumannya. Karena telah menganggu bayinya. Ketiga manusia yang mencari masalah dengan ibu singa itu pun terkena imbasnya memilih untuk mengurung dirinya di kamar mereka masing-masing.
Tak sekedar mengurung diri. Mereka juga membersihkan diri dan bersiap-siap. Mengingat si ibu singa meminta mereka menemaninya berbelanja kebutuhan bayi.
Mau tak mau suka tak suka mereka harus menuruti keinginannya itu jika mereka ingin hidup damai selama beberapa minggu kedepan.
Setelah mandi dan berganti pakaian seorang dari mereka pun keluar dari kamarnya dengan penampilan yang sudah rapi dan terlihat fresh. Ia menggunakan baju casual yang di padukan dengan cardigan rajut berwarna putih gading yang di padukan dengan kaos putih polos dan jeans panjang. Dia pun memoles wajahnya dengan bedak tipis dan mengoleskan lip balm berwarna cerry pink sebagai pemanis. Penampilannya sudah jauh berbeda dari sebelumnya. Bahkan rambut purple kebangaannya sudah ia kuncir rapi, agar tidak terlalu menyusahkan saat berbelanja nanti.
Melangkahkan kaki jenjangnya sambil memainkan ponselnya untuk mengecek daftar barang apa saja yang akan ia beli nanti. Ia berhenti di depan kamar yang tepat disebelah kamarnya.
Mengetuk sebentar tapi tidak ada jawaban membuat gadis itu melangkah kakinya masuk kedalam kamar yang selalu gelap itu. Meneliti sedikit saat tidak menemukan kehidupan di dalamnya, memusatkan perhatiannya pada seperangkat komputer dipojok ruangan yang tampak masih menyala. Kebiasaan! Decaknya sebal, sebetulnya ia malas memasuki kamar ini, ia tidak suka kamar ini, terlihat seperti penjara bawah tanah, dingin gelap dan sunyi. Membuatnya tidak betah berlama-lama dikamar ini.
Ia kadang terheran-heran ada manusia yang bisa bertahan tinggal dikamar seperti ini. Dan ia membuktikan temannya sanggup tinggal di tempat seperti ini.
Mencari remote pendingin ruangan, dengan sedikit kesal, ia mencari di kasur yang terlihat berantakan. Astaga! Bahkan ranjangnya saja berantakan, membuat tangan cantiknya gatal untuk merapihkan kasur itu. Ia tidak tahan melihat sprei tidak beraturan seperti itu.
Setelah rapi ia menatap bangga hasil karyanya. Dan yang lebih senang lagi ia mendapatkan apa yang ia inginkan. Remote pendingin ruangan dengan cepat ia mengatur suhu yang sesuai untuk manusia. Ingat manusia bukan beruang salju.
Setelah itu ia menghampiri jendela kamar tersebut, ingin rasanya ia memasang lampu jalan di kamar ini, sungguh tempat ini sangat gelap bahkan kakinya sesekali tersandung entah dengan kursi atau meja membuat bibir selalu mengucapkan kata-kata mutiara.
Tapi saat tangan baru saja menyentuh gorden suara seseorang mengalihkan perhatiannya membuat ia terkejut.
"Sedang apa kau dikamarku?" Tanya gadis berbibir hati baru saja keluar dari ruangan lain di kamarnya. Menatap bingung temannya yang sedang memantung didepan gorden kamarnya.
"Yahh Kim! Kau ingin aku mati karena kaget?!" Kesal Rosie sambil melempar Jisoo dengan benda yang ada di dekatnya.
"Lalu sedang apa kau disana, hah?!" Kesal Jisoo saat dirinya tidak sempat menghindar dan benda yang dilempar Rosie tepat mengenai lengannya.
"Tidak ada, aku tidak ingin menghampiri kamar singa itu sendirian." Jelas Rosie sambil menyimbak gorden dan seketika membuat kamar itu terang. Membuat Jisoo melotot kesal. Dan segera menghalangi wajahnya yang terkena sinar matahari membuat Rosie menatap temannya itu jengah.
"Park tutup gordennya!" Kesal Jisoo berusaha menatap Rosie tapi matanya tidak bisa terbuka karena silau. Membuat Rosie jengah dengan tingkah temannya yang takut matahari itu.
"Kau seperti vampir, takut dengan matahari! Lihat bagaimana kulitmu tidak seperti mayat, dengan matahari saja kau takut?" Jelas Rosie membuat Jisoo jengah. Ia memang tidak suka panas apalagi dengan matahari, kulitnya terlalu sensitif dengan matahari.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Her Mother
Humor18+ Bagaimana ceritanya saat empat orang gadis yang terkenal dingin, konyol, tomboy dan tidak perduli harus mengurus seorang bayi. Bagaimana kehidupan mereka yang tenang, tidak suka di atur, bebas. Tiba-tiba harus berubah karena kehadirannya bayi m...