Lewat lima menit setelah pembagian tugas Rosie si gadis berambut unggu itu selesai lebih dulu. Daripada yang lain.
Memandikan baby boy tak butuh waktu lama. Hanya saja ia harus bersabar membujuk pria kecil itu agar segara keluar dari air yang mulai mendingin.
Seperti yang sudah-sudah. Memandikan baby boy sama saja ikut mandi dengannya.
Rosie keluar dengan piyama yang basah. Rambut bahkan berantakan saat baby boy berontak tak ingin keluar dari bak mandi. Berakhir dirinya yang kena jambak.
Rosie menahan diri untuk tak berbalas dendam dengan menjambak rambut baby boy yang secuil. Dan mungkin akan copot dengan kulit kepala jika Rosie cukup gila untuk membalas perbuatan bayi itu.
"Sean hari ini kau nakal, kau tak akan dapat jatah susu dariku." Ketus Rosie. Baby boy tak perduli. Pada ancaman itu. Dia bisa mendapatkan apa yang dia mau dari orang lain. Selama dia tak bermusuhan dengan ibunya. Baby boy merasa dirinya aman dan bisa melakukan apapun yang dia mau.
Ingat tahta tertinggi saat ini adalah dirinya. Jadi ancaman manusia berambut unggu yang di panggil 'jajah' oleh tak akan membuatnya takut.
Pada akhirnya Rosie mengalah. Saat baby boy tampak tak perduli dengan ucapanya.
"Kau seperti Lalisa berpadu dengan Jennie! Keras kepala, jail dan selalu mengatur orang lain untuk menurutin keinginanmu!" Kesal Rosie mengumpati baby boy tanpa sadar.
Saat betapa menyebalkannya sifat baby boy sekarang. Baby boy nampak menatap Rosie. Lalu tak perduli. Dia bersendawa.
Rosie mati-matian untuk tidak berteriak. Dia mengigit bibirnya gemas. Lalu menarik pipi baby boy dengan bibirnya membuat pria kecil itu merengek sebal saat pipinya kembali di jadikan pelampiasan.
Rosie dengan brutal melakukan itu di seluruh pipi baby boy. Tak lupa meninggalkan kecupan maut disetiap inci wajahnya hingga pria kecil itu berteriak kesal.
Rosie sendiri puas saat wajah baby boy merah karena marah. Rosie tau baby boy bukan tipe anak yang suka menangis. Namun dia akan berteriak nyaring karena kesal atau marah yang malah membuatnya semakin lucu. Dan semakin menggoda orang untuk terus berbuat jail padanya.
"Rosie jangan ganggu dia? Cepat pakaian dia baju." Perintah Jennie dari ruang tengah sukses membuat Rosie tersadar. Dia segara melesat ke arah kamar Jennie.
Tak lama Jennie datang dengan memberinya perlengkapan pada Rosie.
Dari cream untuk menghindari kulitnya agar tak iritasi, minyak telon, bedak, hingga minyak rambut dan juga parfum.
Mata Rosie berputar melihat itu semua. Dia tak tahu jika perlengkapan bayi sebanyak ini.
"Pantas saja wangi bayi itu enak." Batin Rosie.
"Step-nya seperti apa?" Tanya Rosie setelah merebahkan baby boy di kasur Jennie. Dan dirinya sibuk mengemut jari tangannya. Mengabaikan Rosie yang tengah kebingungan melihat semua perawatan untuk kulitnya.
"Keringkan dulu badannya menggunakan handuk, pastikan kulitnya benar-benar kering hingga setiap lipatan badannya. Lalu pakaian cream ini di area lipatannya terkhusus area selangkangan dan juga pantatnya. Menggunakan popok seharian pasti membuat kulitnya iritasi. Lalu untuk minyak telonnya gunakan di perut dan punggung. Untuk bedak hanya daerah badan saja. Tak perlu sampai ke wajah powder-nya bisa saja terhirup. Setelahnya kau pakaiannya dia baju terakhir minyak rambut dan parfum." Jelas Jennie panjang lebar Rosie sendiri sudah menyusun semuanya sesuai urutan agar dia tak lupa.
"Ada lagi?" Tanya Rosie. Jennie mengeleng. Lalu pergi melanjutkan tugasnya.
"Oke kita mulai." Rosie menyemangati dirinya. Kali ini tugasnya cukup mudah.
![](https://img.wattpad.com/cover/239551250-288-k11697.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Her Mother
Humor18+ Bagaimana ceritanya saat empat orang gadis yang terkenal dingin, konyol, tomboy dan tidak perduli harus mengurus seorang bayi. Bagaimana kehidupan mereka yang tenang, tidak suka di atur, bebas. Tiba-tiba harus berubah karena kehadirannya bayi m...