"Wah, itu Lalisa." Semua orang menoleh saat Lalisa kembali menjadi pusat perhatian.
Gadis itu menghela nafas pelan, tidak berkomentar lebih.
Sementara itu Haruto yang mulai tidak nyaman dengan kondisi sekitarnya pun memilih memisahkan diri dan melesat ke arah dapur.
Lalisa yang tahu dirinya akan di introgasi pun tidak punya banyak pilihan. Saat dia menyeret kakinya dengan lemas.
Semua temannya ada di sini,
BamBam, Johnny, Hobi, Eunwoo, dan Suga...
Ah ... Lalisa belum melihat pria itu.
Lalisa mengeluh dalam hati kenapa semua orang ada di sini.
Di saat dia sedang malas berinterkasi dengan siapapun.
Mendudukkan dirinya di Single sofa Lalisa menatap semua mata yang tertuju padanya.
Haruto yang tadi dari dapur datang dengan makanan ringan dan juga minuman kemasan untuk semua orang. Dia menaruh nampan berisi banyak makanan dan minuman di meja kopi. Semetara itu dia mencari tempat yang sekiranya jauh dari orang-orang jahat.
Jadi dia bersembunyi di balik tubuh Eunwoo saat dia mulai memakan jeli sambil menatap Lalisa dengan penasaran. Menunggu sesi introgasi gadis itu.
"Biarkan aku minum dulu dan meluruskan punggungku." Lalisa berucap dengan lelah saat dia menyetuh wajahnya yang memberat.
Yang lain menghela nafas panjang secara bersamaan, Hobi yang memiliki kepekaan membantu Lalisa membuka minuman untuk gadis itu.
Lalisa menerimanya dan meminumnya dengan perlahan.
Semua orang menunggu dengan khidmat,
Setelah si gadis berponi ini hilang berminggu-minggu tanpa kabar, dan datang dengan keadaan yang di katakan tidak baik juga.
Dia terlihat lebih kurus dari sebelumnya, wajahnya juga terlihat kuyu dan seperti kurang istirahat. Dan terlihat hampir seperti mayat hidup.
Siapa yang tidak penasaran jika begitu hujud gadis yang di kenal paling cantik di grup mereka.
Yeah, karena hanya Lalisa perempuan seorang diri.
"Katakan pada kami, apa kau punya pacar?" Lalisa hampir menyemburkan soda dari hidungnya saat mendengar pertanyaan tidak masuk akal dari Hobi. Saat pria itu sudah tidak tahan.
Semua orang menoleh pada pria matahari itu lalu berbalik menatap Lalisa yang wajahnya memerah karena menahan pedas yang menyengat dari hidung dan tenggorokannya.
Mereka benar-benar penasaran dengan jawaban gadis itu,
"Pemikiran darimana itu?!" Lalisa terbatuk satu dua kali saat matanya memerah. BamBam yang tidak tega pun menarik dua lembar tisu dan memberikannya pada gadis itu.
Lalisa mengambilnya dan berterima kasih. Semua orang menoleh. "Kalian dengar itu?" Semua orang menganguk serempak. Lalu menoleh ke arah Lalisa.
Benar-benar merasa aneh dengan gadis itu.
Ekspesi semua orang beragam. Namun semua dengan satu pemikiran.
Mereka merasa ada yang aneh dengan Lalisa.
"Katakan Lalisa, jika kau tidak punya pacar. Apakah kau sakit keras?" Lalisa hampir meremukan kaleng soda yang dia pegang saat pertanyaan dari sahabatnya semakin melewati batas!
"Apa maksud kalian?!" Semua orang menoleh.
"Seorang Lalisa berterima kasih..."
"Bukankah itu aneh?" Bambam bergumam. Semua orang menganguk serempak.

KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Her Mother
Humor18+ Bagaimana ceritanya saat empat orang gadis yang terkenal dingin, konyol, tomboy dan tidak perduli harus mengurus seorang bayi. Bagaimana kehidupan mereka yang tenang, tidak suka di atur, bebas. Tiba-tiba harus berubah karena kehadirannya bayi m...