25. The Big Bos

114 7 3
                                    

Suasana yang cangung berubah menjadi sedikit lebih normal.

Udara yang tadi sedikit mencekik tenggorokan sudah berangsur lebih nyaman.

Itu karena seorang pelayan yang di tunggu-tunggu akhirnya menampakan hujudnya dengan membawa botol susu bayi siap minum.

Semua orang yang merasa cangung satu sama lain akhirnya bisa bernafas lega.

Bukan ... Bukan semua orang, lebih tepatnya hanya satu orang.

Setelah sepuluh menit penuh ketegangan. Jisoo gadis itu akhirnya bisa bergerak dengan bebas saat pelayan membawakan botol susu untuk baby boy.

Dia benar-benar tidak tahan dengan semua tatapan para lelaki yang satu ruangan dengannya, saat menyaksikan betapa berpengalamannya Jisoo menenangkan baby boy.

Jisoo tidak tahu apa yang di pikirkan para lelaki itu tenang dia.

Yang jadi proritas utamanya saat itu adalah menenangkan baby boy.

Jisoo sendiri bertanya-tanya kenapa baby boy bisa mendarat di sini.

Dia amat yakin bahwa lelaki berambut platinum itu bukanlah orangtua baby boy. Karena sebelumnya dia sudah mencari tahu latar belakang dari baby boy.

Namun semua itu Jisoo tahan dalam hati. Saat dia juga melihat tatapan kebingungan dari V yang seperti tengah mencerna keadaan.

Jisoo yang saat ini tidak mau pusing saat dia mengambil botol susu dari pelayan dan mulai menyusui baby boy.

Pria kecil itu langsung menyabarnya dengan rakus. Bahkan bunyi kecapan terdengar jelas. Membuktikan betapa hausnya pria kecil itu.

Jisoo melayani baby boy dengan semua mata pria menatap kearahnya dengan intens.

Dia menimang dengan posisi yang sama. Lima menit kemudian susu di dalam botol tandas.

Pria kecil itu amat haus dan segara melanjutkan tidurnya saat perutnya kenyang.

Jisoo tidak masalah dengan itu hanya saja dia mulai merasakan tangannya mati rasa karena mengedong baby boy dan dia pun mulai mengeluh.

Namun melihat semua pria yang masih menatapnya dengan tatapan laser Jisoo benar-benar bingung untuk menaruh kembali baby boy ke ranjangnya.

Hal hasil Jisoo hanya bisa mengerakkan lehernya mencoba menghilangkan rasa pegal yang menyerang semua bagian belakang tubuhnya.

Terlebih lagi betisnya mulai terasa kaku karena saat ini dia sedang menggunakan sepatu hak tinggi.

RM yang menyadari ketidaknyamanan Jisoo pun berdehem dia segara menatap wajah Jisoo dengan pandangan kompleks.

"Baringkan saja, kau terlihat lelah." Jisoo tersenyum cangung. Tidak menolak. Saat dia dengan perlahan meletakkan baby boy di ranjang besar itu.

Jisoo sedikit bergumam agar baby boy tidak terganggu dengan posisi tubuhnya yang berubah.

Setelah aman meletakkan baby boy. Jisoo segara menyangah sisi kasur dengan bantal, seperti yang biasa Jennie lakukan saat baby boy tidur di kasur. Hal itu bertujuan agar baby boy tidak keluar jalur saat dia tidur.

Jisoo tersenyum tipis saat benteng bantalnya sudah tersusun rapis

Mengelus pucuk kepala baby boy sejenak Jisoo akhirnya bisa bangkit.

RM memperhatikan itu dalam diam saat melihat Jisoo dari atas sampai bawah dengan wajah kaku tanpa ekspresi.

V yang menyadari perubahan suasana pun berdehem. Saat dia menarik Jisoo ke sisinya lagi.

We Are Her MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang