Setelah menempuh waktu tiga puluh menit. Rosie pada akhirnya sampai di rumah sakit dimana selama ini baby boy di rawat.
Wajahnya yang amat cemas tidak bisa di tutupi lagi, saat dia segara turun dari mobil yang dia tumpangi berhenti tepat di pelataran lobby.
JK yang mengemudi hanya bisa menurut tanpa banyak bertanya saat gadis itu pergi tanpa menjelaskan apapun dan pergi tanpa dirinya.
Dan JK juga tidak bisa mengejar gadis itu. Karena dia harus mencari tempat parkir terlebih dahulu sebelum menyusul Rosie ke dalam.
Sementara itu Rosie yang lebih dulu masuk segera ke bagian informasi untuk menanyakan perihal hilangannya baby boy. Yang jujur saja masih tidak masuk akal di pikirannya.
Bagaimana rumah sakit begitu tidak kompeten hingga kehilangan pasien yang bahwa belum bisa berjalan!
Apakah baby boy hilang ke bagian universe lain dan pergi menggunakan lubang cacing?
Sungguh tidak masuk akal!
Jika pun baby boy memang terlihat jenius. Namun mendapat kabar jika dia hilang begitu saja masih membuat Rosie kesal setengah mati!
Jika di tanya bagaimana perasaan Rosie saat ini. Tentu dia sangat marah sekarang sampai titik dimana dia bisa menyalahkan siapapun yang ada di hadapannya. Tidak perduli apakah orang itu mengenalnya atau tidak. Rosie benar-benar kesal sekarang. Dan ingin segara meluapkan semua emosinya.
Saat dia menghampiri petugas informasi Rosie tidak mau basa-basi lagi saat dia bertanya dengan tidak ramah. "Saya Rosie, wali dari pasien bayi Sean! Saya di sini ingin mengetahui informasi lebih jelas mengapa bayi saya bisa hilang!" Rosie sudah tidak bisa bersantai lagi saat dia mulai berteriak seperti dia sudah di ambang kewarasannya.
Semua orang yang kebetulan lewat sampai menoleh saat mendengar apa yang di ucapkan Rosie.
Dengung-dengung percakapan mulai bertebaran di lobby saat mereka terus berbisik dan menujuk Rosie secara terang-terangan perihal apa yang baru saja di ucapkan gadis itu.
Orang-orang mulai melayangkan stigma buruk entah itu terhadap Rosie ataupun pelayanan buruk di rumah sakit itu.
Tentang bagaimana buruknya rumah sakit dan pikiran bahwa Rosie mempunyai anak karena di memiliki gelar MBA. Saat melihat betapa masih mudanya Rosie saat di protes tentang anaknya yang hilang di rumah sakit.
Petugas informasi yang melihat situasi mulai berubah ke arah selatan pun memasang wajah derita saat dia mencoba menengkan Rosie yang seperti dalam mode sumbu pendek!
"Maaf Nyonya bisa Anda tenang sedikit kami akan menjelaskannya lebih terperinci. Saya akan menuntun Anda pada Direktur kami." Jelasnya. Rosie sepertinya sudah tidak sabar saat dia menepis dengan galak.
"Tidak perlu banyak omong kosong! Bawa orang tidak bermoral itu ke hadapkan-ku sekarang juga." Petugas informasi itu menenguk salivanya kasar saat melihat kesabaran Rosie yang setipis tisu.
"Baik Nyonya tapi tolong tenangkan diri Anda dulu. Saya tidak bisa membawa Anda jika Anda lepas kontrol seperti ini." Rosie yang mendengar itu semakin tersulut saat dia bertolak pinggang dan menatap remeh petugas itu.
"Kau mengatai-ku lepas kontrol! Orang idiot pun akan marah jika anggota keluarga hilang dalam semalam hanya karena petugas di sini tidak kompeten! Kau tidak tahu siapa aku! Aku bisa menghacurkan hidupmu dalam semalam kau tahu itu!" Petugas itu sedikit menciut saat Rosie mulai mengancamnya.
Semetara itu orang-orang semakin berkerumun saat mereka sekarang melemparkan stigma negatif pada Rosie saat gadis itu mulai memaki petugas yang tidak bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Her Mother
فكاهة18+ Bagaimana ceritanya saat empat orang gadis yang terkenal dingin, konyol, tomboy dan tidak perduli harus mengurus seorang bayi. Bagaimana kehidupan mereka yang tenang, tidak suka di atur, bebas. Tiba-tiba harus berubah karena kehadirannya bayi m...