32. Maze

118 6 15
                                    

"Kenapa kau bisa ada di sini?" Pertanyaan itu seperti meteor yang menghatam sisi belakang tengkorak Lalisa. Saat Gong Yoo menatapnya dengan penasaran.

Jangankan kau Presiden Park yang terhormat.

Saya pun lupa kenapa bisa mendarat di sini!

Lalisa tidak mengungkapkan isi hatinya saat dia hanya bisa tersenyum cangung hampir menunjukkan senyum bodohnya saat mendapatkan pertanyaan seperti itu.

"Apakah ini rumahmu?" Lalisa mengaruk pipinya pelan saat Gong Yoo malah menebak ini rumahnya.

"Dan apa hubungannya kau dengan Putriku, JK semua ini..." Lalisa tidak tahu harus menjelaskan seperti apa,

Aduh, apakah dia akan terkejut jika aku mengatakan bahwa aku satu sekolah dengan Rosie.

Lalisa menimba jawabanya saat dia mengingat bahwa Rosie sudah terciduk nakal oleh Gong Yoo. Yang artinya bisa jadi Gong Yoo akan mencap-nya anak pembawa pengaruh buruk. Ya, walaupun Lalisa sadar dia bukan bocah yang patuh di sekolah.

"Untuk itu..." Lalisa hendak menjawab ketika kornea matanya melihat sosok anggun bagai ratu yang keluar dari buku dongeng turun dari lantai dua dengan wajah super cemas.

Ucapan Lalisa lagi dan lagi tertahan saat dia mengenali siapa orang itu,

"Anak-anak apakah Gong Yoo sudah datang?" Lalisa terdiam saat mendapat pertanyaan seperti itu, dia hendak menjawab sebelum akhirnya Gong Yoo berbalik saat namanya di panggil.

Pria tua dengan sejuta aura menawan itu membeku saat dia mendapati sosok wanita yang selama ini menghilang dari radarnya.

Park Min Young, wanita yang berstatus sebagai istrinya itu muncul di tengah-tengah tempat mewah dan asing ini seperti tidak terjadi apa-apa.

Seperti sebuah delusi, Gong Yoo memantung saat dia masih mencerna, apakah wanita di depan matanya itu nyata atau tidak.

Gong Yoo lagi dan lagi hanya bisa terdiam melihat sosok istrinya yang terlihat sama cantiknya setelah menghilang selama 18 tahun lama,

Wajah wanita itu tidak berubah walaupun usianya terus bertambah.

Seakan-akan usia tua tidak memakan kecantikannya,

Mata sebiru safir, kulit seputih porselin dan rambut blonde ysng menjadi ciri khasnya tidak berubah sama sekali.

Dia tetap cantik dan anggun sama ... Sama dengan pertama kali Gong Yoo mengenal saat wanita itu masih remaja.

Sementara itu Park Min Young yang tadi cemas turun dari lantai dua pun berhenti di tiga anak tangga terakhir saat melihat sosok Gong Yoo memantung di depan matanya.

Pupil mata Min Young yang biru bergetar hebat saat dia melihat Gong Yoo, pria yang sampai saat ini masih berstatus sebagai suami sah-nya.

Matanya yang bergetar tiba-tiba berkaca-kaca saat dia melihat pria itu.

Udara di sekitar mereka berubah menjadi ambigu, waktu serasa berhenti di sekeliling mereka. Membujuk keduanya dengan perasaan campur aduk.

Min Young merasa tangannya sedikit bergetar saat melihat sosok Suaminya itu. Ketika dia masih merasa bahwa tidak ada yang berubah di diri Gong Yoo.

Alis yang hitam tebal dan simetris, matanya yang memancarkan sedikit ketegasan dan kelembutan yang selalu dia pancarkan padanya. Hidungnya yang tinggi, kulitnya yang putih bersih, serta rahang yang tegas dan bibir penuhnya dan badannya yang proporsional membuat perasaan tidak nyaman menyeruak di hati Min Young.

Dia tidak berubah sama sekali.

Entah bagaimana hati keduanya mengungkapkan hal yang sama secara bersamaan.

We Are Her MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang