"Bercanda mu tidak lucu Lalisa!" Lalisa menghela nafas lelah saat Rosie masih menolak informasi yang dia berikan bahwa baby boy adalah korban penculikan.
"Apa wajahku menunjukkan bahwa aku sedang bercanda denganmu?" Rosie mengigit bagian bawah bibir dalamnya saat melihat wajah bengap Lalisa yang nampak serius.
Walaupun terlihat konyol dengan lebam di wajahnya dan hampir membuat orang hampir tertawa. Guratan keseriusan di wajah Lalisa cukup membuktikan bahwa ucapan gadis itu benar adanya.
"Apa kau percaya sekarang?" Rosie tidak ingin setuju. Tapi wajah serius Lalisa membungkam semua pemikiran bahwa Lalisa tengah mengerjainya.
Namun walaupun demikian Rosie tidak mau langsung percaya jika belum melihat buktinya.
"Jika benar itu yang terjadi. Mana buktinya." Lalisa menganguk dengan mantap saat dia beranjak untuk mencari handphone yang Ibunya Rosie berikan untuknya.
Tidak butuh waktu lama setelah mendapatkan handphone yang terselip di antara bantal kepala. Lalisa segera mencari berita online dan menunjukkannya pada Rosie.
"Lihat ini." Rosie menghela nafas pelan sebelum akhirnya dia melihat berita yang di tampilkan.
Awalnya wajah Rosie biasa saja hingga saat dia sampai ke bagian tengah sampai akhir berita wajahnya berubah menjadi tegang.
Dia tidak berbohong.
Lalisa tentu tidak berbohong. Apalagi dia mendapatkan berita ini dari Jisoo. Walaupun berita awal penculikan itu dari Suga. Tapi dia saat itu belum tahu jika baby boy-lah sang korbannya.
"Ba—Bagaimana kau mengetahuinya? Darimana kau mengetahuinya?!" Rosie merasa tidak senang saat membaca berita itu.
Rosie sekarang mengerti kenapa Sehun meminta bantuannya untuk mencari Jennie. Karena ada kemungkinan Jennie terlibat dalam kasus penculikan ini.
Dan Sehun tidak mau dirinya kena getah jika dia melangkah sendiri. Tentu pria itu memikirkan reputasi sebagai Direktur sekaligus Dokter di Rumah Sakit.
"Aku mengetahuinya dari Jisoo." Alis Rosie mengerut dalam saat dia mendengar itu. "Jisoo?" Rosie akhirnya ingat jika dia memiliki satu teman lagi.
Jisoo gadis yang mengaku sakit dan sampai saat ini belum terlihat kabarnya.
"Jisoo..."
"Bukankah dia sedang sakit?" Lalisa bingung harus menjawab apa. Rosie pasti akan mengamuk jika tahu bahwa Jisoo tidak sakit sama sekali.
Tapi gadis itu juga akan marah jika dia terus di bohongi.
Bukan membohongi. Tapi segaja menutupi fakta yang ada.
Saat Lalisa sedang memikirkan apa yang bisa dia jelaskan tanpa memancing emosi Rosie seseorang mengetuk pintu kamar tamu itu.
Rosie menoleh begitu juga dengan Lalisa. Bingung dengan keadaan, keduanya saling menoleh. Sambil memberi kode.
Siapa yang mengetuk pintu kamar.
Saat Lalisa dan Rosie saling tatap.
Keduanya menyepakati tanpa perkataan untuk tidak membuka pintu.
Namun seperti orang di luar sana tidak menyerah sama sekali. Saat pintu kembali di ketuk membuat Rosie dan Lalisa tidak punya pilihan.
Lalisa yang masih di posisi berdiri pun memilih untuk membuka pintu dengan cara mengintip.
Dan alangkah terkejut saat pengetuk pintu adalah Nyonyak Park yang hari ini tidak kalah cantik ketika Lalisa pertama kali bertemu dengannya.
Min Young hari ini menggunakan gaun one piece dari brand ternama. Dengan warna hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Her Mother
Humor18+ Bagaimana ceritanya saat empat orang gadis yang terkenal dingin, konyol, tomboy dan tidak perduli harus mengurus seorang bayi. Bagaimana kehidupan mereka yang tenang, tidak suka di atur, bebas. Tiba-tiba harus berubah karena kehadirannya bayi m...