6. Back To Home (2)

185 18 0
                                    

Sebuah BMW putih dengan kondisi cukup mengenaskan berhenti tepat di sebuah lobby gedung pencakar langit di pusat kota. Membuat beberapa orang yang sedang berlalu lalang di sekitar lobby menatap aneh mobil itu. Hal tersebut cukup mengundang perhatian mengingat jam menunjukan waktu makan siang. Dimana hampir semua orang yang bekerja di sana keluar dan masuk untuk mencari makan siang. Dan kehadiran mobil yang cukup mencolok itu membuat mereka berhenti sebentar dengan tampang aneh.

Hell, orang gila mana yang membawa mobil BMW keluaran terbaru dengan serampangan, dari logo mobil itu mereka yakin bahwa pengemudi itu orang kaya gila baru yang tidak tahu cara menyetir dan sedang menghamburkan uangnya yang tidak pernah habis.

Mengabaikan itu, tak lama seorang gadis berambut ke ungguan turun dengan wajah datar mendominasi. Membuat beberapa orang melongo melihat siapa pengemudi gila itu. Menyimbak rambut indahnya gadis itu melangkahkan kakinya mengabaikan tatapan menyelidik dari beberapa gadis karena merasa terintimidasi dengan kecantikannya itu. Sedangkan beberapa pria berhenti sejenak untuk melihat kecantikan bak Dewi yang turun dari surga. Bahkan beberapa mengabadikan lewat smartphone mereka.

Merasa sedikit risih, dengan tatapan semua orang terhadapnya membuat seorang pemuda dengan setelan jas serba hitam yang cukup familiar di matanya langsung menghampirinya. Tak lupa ia menunduk dengan hormat. "Selamat siang nona Park." Unjarnya hormat.  "Hm..." Gumamnya. Sebagai balasan membuat pemuda itu mengangkat kepalanya.

"Mari saya antar nona, Tuan sudah menunggu di ruangannya." Jelas pemuda itu membuat gadis itu menganguk sekilas dan melangkah kakinya. Di ikuti pria itu di belakang.

Menghentikan langkahnya sebentar karena semua mata tertuju padanya membuat gadis itu semakin risih. Oh ... Ayolah dia hanya menggunakan kaos oblong yang ia balut dengan kemeja tipis dengan jeans biru dan sepasang sneakers sebagai outfitnya kali ini. Tapi kenapa semua orang menatapnya seperti ia memakai pakaian ratusan juta dollar.

Membalik tubuhnya sebentar menghadap pemuda yang sedari tadi mengikutinya. "JK kenapa semua orang menatapku seperti itu?" Tanyanya ketus. Membuat pria yang di panggil JK itu sedikit tersenyum tipis.

"Mungkin karena nona terlalu memukau siang ini." Jelasnya membuat gadis itu mendelik tidak suka. "Jangan meledek ku." Ucapnya kembali melangkahkan kaki sedikit lebih cepat. Saat semakin banyak orang yang menatapnya. "Kenapa ramai sekali disini, apa mereka tidak punya pekerjaan?!" Ucapnya ketus mood sedang buruk dan orang asing di sini semakin membuat moodnya semakin buruk.

Mendengar nona muda itu mengerutu tidak jelas membuat pemuda yang di panggil JK terkekeh geli. Membuat gadis itu mendengus kesal. "Jam makan siang nona, maka dari itu banyak orang yang berlalu lalang, dan kebetulan anda datang membuat pertunjukan kecil yang menyegarkan mata." Jelas pemuda itu membuat gadis itu kembali kesal. Tidak sopan, pemuda memang tidak pernah sopan padanya namun ia tidak bisa melakukan banyak hal. Atau dirinya yang kehilangan muka dan juga hartanya.

"Berhenti bertingkah atau kau akan kehilangan pekerjaanmu Jungkook!" Ketusnya membuat pria itu kembali terkekeh geli menyusul nona muda yang melesat bagai tupai dengan pipi mengembung. Membuatnya tampak mengemaskan.





"Dasar gadis manja."



"AKU MENDENGARMU, BODOH!!"







......

"Tidak akan." Jelasnya. Membuat gadis itu berteriak marah. "Akan ku pastikan kau akan kehilangan pekerjaanmu kali ini!" Jelas gadis berambut keungguan. Melangkahkan kakinya keluar dalam lift yang baru saja membawanya ke lantai yang paling tinggi di gendung ini.

Ia kesal dengan pemuda yang sedari tadi menemaninya di dalam lift ia tidak tahan ingin ia rasanya menendang orang itu dari hadapannya namun ia tidak bisa melakukannya. Mudah baginya melumpuhkan seseorang namun tidak untuk pria itu.

We Are Her MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang