3. Apartemen

281 23 0
                                    


Jam sudah menunjukkan pukul 03.00 WIB waktu dimana hampir sebagian manusia sudah terlelap dalam tidurnya, menyelami mimpi entah itu indah, menyenangkan ataupun buruk. Tapi tidak bagi gadis berbibir hati yang sedang menyetir di tengah jalan yang bahkan sudah cukup lengang. Di temanin dengan suara radio yang segaja ia nyalahkan untuk mengusir kesunyiaan yang ada, melirik sejenak ke spions mobilnya, senyumnya pun terbit saat melihat kedua temannya terlelap bagaikan anak anjing, imut dan lucu, tetapi berbeda sekali jika kedua temannya itu sedang sadar, mengingat itu ia seperti orang gila. Tertawa dan tersenyum sendiri tanpa sebab. Ia tersadar saat waktu sudah menujukkan waktu dini hari ia sedikit mempercepat laju mobilnya, cukup lengang dan itu tidak bagus, lagi pula ia tidak akan kena tilang, mana ada polisi yang nekad menilang dirinya di pagi buta seperti ini.

"Ah...Kenapa selalu saja aku yang membawa mobil dikala mereka semua mabuk." Desah gadis itu, sambil mengetuk-ngetuk stir mobilnya. Mengurangi rasa bosan.

"Yeah...selamat malam para pendengar 80,7. FM kembali lagi bersama saya Angga dan rekan saya malam ini Rere!" Salam hangat si pembawa radio.

"Yeah Angga, tunggu apakah ini di sebut malam hari Angga, waktu sudah menunjukan waktu 03.10 WIB apakah bisa itu disebut malam."

"Hahahah, maafkan saya, kita sebut apa yah, hmmm...malam menjelang pagi mungkin." Gurau si pembawa acara itu, membuat gadis si bibir hati itu ikut terkekeh sama seperti rekan si pembawa radio itu.

"Hahaha, tidak masalah angga yang jadi masalah adalah apakah ada yang mendengarkan siara radio di pagi buta seperti ini, ahhh rasanya tidak mungkin kan, angga bagaimana menurutmu?" Tanya rekan si pria itu membuat gadis berbibir hati itu menyungingkan senyum tipis, tangannya terulur menambahkan volume, agaknya pembahasan kali ini cukup menarik untuk didengarkan, mengingat masih 30 menit lagi ia sampai tujuannya.

"Ahhh, kau benar Rere rasanya aku ingin kembali ke rumah dan tidur seharian." Balas pembawa acara itu di sertai nada malas.

"Yeah aku pun sama, rasanya ranjangku jauh lebih menggoda dari pada secangkir kopi mahal di depanku ini, tetapi jika aku mengikuti kemauaku besok kita tidak akan makan." Jelas si wanita penyiar radio itu. Dan di balas kekehan ringan oleh rekannya.

"Yeah, maka dari itu jangan mengeluh ayo kita siaran, semangat." Jelas si pria itu. Dan di balas kekehan ringan rekannya.

"Semangat, baiklah angga ada berita hot apa kali ini?" Unjar rekannya itu.

"Oh tentu ada berita panas sepanas kopi di pagi." Jelas penyiar itu dengan antusias.

"Wahhh, berita apakah itu, apakah gaji kita naik?" Unjar santai si patner pria itu.

"Oh bukan itu Re, ini jauh lebih mengejutkan kau tahu artis J yang di kabarkan dekat dengan seseorang." Jelas si penyiar dengan semangat mengebuh-gebuh.

"Oh iya aku tahu dia, lanjutkan kau membuat aku dan pendengar penasaran." Lanjut rekannya tak kalah antusias.

"Yeah kau tahu akhirnya ia tertangkap sedang jalan bersama dengan seseorang, coba kau pikir apakah tidak ada hubungan tapi tertangkap kamera sedang makan bersama!" Jelasnya membuat sang partner heboh.

"Hahaha, pada akhirnya ketahuan juga, astaga kapalku berlayar, kau tahu aku menunggu ini di publish sejak lama dan akhirnya ketahuan juga apakah pacarnya itu si penyanyi itu."

"Tentu siapa lagi, menurutmu ia di kabar dekat dengan siapa lagi kalau buka si penyanyi terkenal itu."

"Wah pasangan yang serasi bukan." Jelas si penyiar wanita itu.

We Are Her MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang