14. Shower

165 11 3
                                    

Lalisa dan Rosie saling tatap.

Mereka benar-benar tak tahu bagaimana cara orang-orang memandikan bayi.

"Kita langsung taruh saja mungkin." Jelas Lalisa polos. Rosie pun memutar bola matanya jengah. Sedangkan bayi itu sedari tadi terus mengoceh kepada Lalisa. Yang sungguh Lalisa pun tak mengerti bahasa bayi.

"Kau pikir dia anak berusia lima tahun! Buang air saja masih aku yang membersihkannya. Jangan bodoh pasti ada cara khusus." Jelas Rosie. Lalisa hanya mengangkat bahunya acuh. Dia pun menatap baby boy itu yang sedang mengemut jari-jarinya.

Pada akhirnya Rosie pun mengambil lagi handphone Lalisa. Untuk mencari vidio yang bisa membantu mereka

Lalisa pun mendekat. Namun baru saja mereka hendak membuka handphone Lalisa untuk mencari tutorial. Handphone tersebut di tepak oleh si baby boy hingga jatuh ke dalam bathub.

"Jajjajaja...." Oceh si Bayi polos saat berhasil menjatuhkan handphone Lalisa ke dalam bathub.

Sedangkan Lalisa dan Rosie hanya bisa terdiam.

Saat bunyi 'ceplup.' Itu terdengar teriang-iang di telinga mereka.

"Rosie—"

"Ya...."

"Itu barusan handphone-ku yang jatuh."

"Hmm..."

"Jajajajjayah..." Oceh bayi itu menujuk handphone Lalisa yang tenggelam di dasar bathub.

Lalisa hanya bisa terdiam. Mental benar-benar terguncang.

Rosie pun melirik Lalisa. Dia meringis saat melihat handphone Lalisa yang tenggelam.

Dia pun segera mengambilnya.

Saat di angkat air pun keluar dari setiap lubang yang ada di handphone itu.

Rosie hanya bisa menahan dirinya untuk tidak tertawa. Wajah Lalisa benar-benar tak enak di pandang.

Rosie pun mengoyangkan handphone itu agar airnya keluar.

"Ah ... mungkin masih bisa menyala." Jelas Rosie. Saat wajah Lalisa menghitam.

Rosie sendiri tak begitu yakin.

Handphone itu jatuh ke dalam bathub yang berisi air hangat.

Entahlah jatuh di air biasa saja sudah cukup buruk, apalagi jatuh ke air hangat berisi sabun.

"Hm ... kurasa kau harus menganti handphone baru." Jelas Rosie. Mengaruk alisnya. Handphone itu menyerah setelah tenggelam ke bathub berisi air hangat.

"Kau masih bisa membelinya yang baru, yang lebih bagus. Banyak model baru. Aku akan mengantarmu menganti handphonemu, oke." Jelas Rosie. Benar saja handphone itu benar-benar mati total. Dia benar tak tahu harus bagaimana ia tak tahu cara menghibur orang.

Lalisa hanya terdiam.

Tak merespon.

Rosie khawatir.

"Lisa kau—"

"Uahhhh Rosie handphone ku." Jerit Lalisa. Menatap miris handphone yang tak bernyawa di tangan Rosie.

Sedangkan pelaku utama hanya tertawa kegirangan sambil menepuk-nepuk wajah Lalisa dengan tangannya yang basah karena air liur.

"Dadadddda..." Oceh bayi itu girang. Saat wajah Lalisa berubah jelek meratapi kematian handphone-nya.

Rosie pun berusaha mungkin untuk tidak tertawa di atas penderitaan Lalisa.

"Sudah jangan menangis kau kaya bisa beli yang lebih mahal dan lebih bagus." Jelas Rosie mengelus pucuk kepala Lalisa.

We Are Her MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang